Deskripsi Lokasi Penelitian Deskripsi Data Penelitian

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik terletak di Jalan Bunga Lau No. 17 Km. 12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335MenkesSKVII1990 dan sesuai dengan SK Menkes No. 502MenkesSKIX1991, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik juga sebagai Pusat Rujukan Wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Penyakit Dalam dan Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yang terletak di lantai satu gedung Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

5.1.2. Deskripsi Data Penelitian

Sampel yang diperoleh berdasarkan data induk pasien yang tersimpan di Ruang Rawat Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik dengan diagnosis TB Paru selama Juli 2010- Juni 2012 adalah 206 orang pasien 110 orang pada periode Juli 2010-Juni 2011 dan 96 orang pada periode Juli-Juni 2012. 5.1.2.1. Distribusi Karakteristik Pasien TB Paru Berdasarkan Jenis Kelamin Distribusi pasien TB Paru yang menjadi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Pasien TB Paru Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N Laki-laki 130 63,1 Perempuan 76 36,9 Total 206 100 Berdasarkan tabel 5.1., didapati bahwa selama Juli 2010 - Juni 2012, jumlah pasien TB Paru yang berjenis kelamin laki-laki adalah 130 orang 63,1 dan perempuan adalah 76 orang 36,9. 5.1.2.2. Distribusi Karakteristik Pasien TB Paru Berdasarkan Usia Distribusi pasien TB Paru yang menjadi sampel penelitian berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Pasien TB Paru Berdasarkan Usia Usia N 15-20 8 3,9 21-30 61 29,6 31-40 43 20,9 41-50 34 16,5 51-60 35 17 61-70 15 7,3 71-80 8 3,9 81-90 2 1 Total 206 100 Berdasarkan tabel 5.2., didapati bahwa pasien TB Paru paling banyak berada pada kelompok usia 21-30 tahun yang berjumlah 61 orang 29,6 dan paling sedikit pada kelompok usia 81-90 tahun tahun sebanyak 2 orang 1. Universitas Sumatera Utara 5.1.2.3. Distribusi Karakteristik Pasien TB Paru Berdasarkan Tingkat Pendidikan Distribusi pasien TB Paru yang menjadi sampel penelitian menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Pasien TB Paru Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan N SD 44 21,4 SLTP 55 26,7 SLTA 99 48,1 S1 8 3,9 Total 206 100 Dari tabel 5.3. di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas pasien mengenyam pendidikan hingga tingkat SLTA sebanyak 99 orang 48,1. Sementara pasien yang menyelesaikan hingga jenjang S1 hanya berjumlah 8 orang 3,9. 5.1.2.4. Distribusi Karakteristik Pasien TB Paru Berdasarkan Pekerjaan Distribusi pasien TB Paru yang menjadi sampel penelitian berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Pasien TB Paru Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan N Wiraswasta 70 34 IRT 52 25,2 Petani 33 16 Pengangguran 14 6,8 Pekerja lepas 10 4,9 Pensiunan 8 3,9 PNS 7 3,4 Pelajar 5 2,4 Pegawai swasta 4 1,9 Nelayan 2 1 Buruh bangunan 1 0,5 Total 206 100 Dari tabel 5.4 di atas, dapat dilihat bahwa pasien TB Paru paling banyak bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 70 orang 34 dan paling sedikit bekerja sebagai buruh bangunan yakni 1 orang 0,5. 5.1.2.5. Distribusi Pasien TB Paru Berdasarkan AdaTidaknya Komorbiditas Distribusi pasien TB Paru berdasarkan ada tidaknya komorbiditas sekaligus jumlah komorbiditas yang dimilikinya dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Distribusi Pasien TB Paru Berdasarkan AdaTidaknya Komorbiditas AdaTidaknya Komorbiditas N Tidak ada Komorbid 17 8,3 Ada Komorbid 189 91,7 1 60 29,1 2 82 39,8 3 35 17 4 8 3,9 5 3 1,5 6 1 0,5 Total 206 100 Berdasarkan tabel 5.5. di atas, diperoleh bahwa 189 orang pasien TB Paru yang dirawat inap 91,7 memiliki komorbiditas dan hanya 17 orang pasien 8,3 yang tidak memiliki komorbiditas. Pasien dengan komorbiditas paling banyak memiliki 2 komorbiditas yakni sebanyak 82 orang 39,8 dan paling sedikit memiliki 6 komorbiditas yaitu sebanyak 1 pasien 0,5. 5.1.2.6. Komorbiditas pada Pasien TB Paru yang Dirawat Inap di Ruang Rawat Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan Juli 2010- Juni 2012 Komorbiditas yang dimiliki oleh pasien TB Paru responden dalam penelitian ini disajikan dalam tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6. Komorbiditas pada Pasien TB Paru Komorbiditas N Infeksi HIV 96 46,6 Infeksi Oportunistik Akibat HIV 59 28,6 DM tipe 2 29 14,1 Anemia Penyakit Kronik 29 14,1 Dispepsia 22 10,7 Penyakit Hati dan Kandung Empedu 18 8,7 Penyakit Gnjal dan Saluran Kemih 18 8,7 Penyakit Kardiovaskular 15 7,3 Penyakit Saluran Cerna Lainnya 13 6,3 Penyakit Paru dan Saluran Napas Lainnya 9 4,4 Penyakit Tulang dan Sendi 6 2,9 Tumor dan Kegansan 6 2,9 Penyakit Telinga-Hidung-Tenggorokan THT 5 2,4 Lain-Lain 23 11,2 Berdasarkan tabel 5.6. di atas, disimpulkan bahwa komorbiditas yang paling sering dijumpai pada pasien TB Paru yang dirawat inap adalah infeksi HIV yakni pada 96 orang pasien 46,6 . Namun hanya 59 pasien dari jumlah tersebut yang turut menderita infeksi oportunistik –selain TB-- yang disebabkan oleh adanya HIV 23,8. Komorbiditas yang juga cukup sering dijumpai pada pasien adalah DM tipe 2 dan anemia penyakit kronik yang masing-masing terdapat pada 29 orang pasien 14,1. Komorbiditas yang jarang dijumpai pada pasien TB Paru diklasifikasikan pada kelompok lain-lain 11,2. 5.1.2.7. Detail Komorbiditas pada Pasien TB Paru Detail komorbiditas pada responden penelitian, seperti: infeksi oportunistik akibat HIV, penyakit hati dan kandung empedu, penyakit ginjal dan saluran kemih, penyakit kardiovaskular, penyakit saluran cerna lainnya, penyakit paru dan saluran napas lainnya, penyakit tulang dan sendi, tumor dan keganasan, penyakit THT, serta lainnya akan dijabarkan lebih lanjut melalui tabel-tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Infeksi Oportunistik akibat Infeksi HIV pada Pasien TB Paru Infeksi Oportunistik akibat Infeksi HIV N Kandidiasis Oral 48 23,3 Diare kronik 12 5,8 Pneumocystis Carinii Pneumonia PCP 8 3,9 Toxoplasmosis 6 2,9 Kondiloma Akuminata 2 1 Kandidiasis Esofagus 1 0,5 Infeksi Virus Rubella 1 0,5 Tabel 5.8. Penyakit Hati dan Kandung Empedu pada Pasien TB Paru Penyakit Hati – Kandung Empedu N Sirosis Hepatis 5 2,4 Hepatitis Viral Akut 4 1,9 Hepatitis Viral Kronik 4 1,9 Batu Empedu 3 1,5 Drug-induced Hepatitis 1 0,5 Abses Hati 1 0,5 Tabel 5.9. Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih pada Pasien TB Paru Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih N Chronic Kidney Disease CKD 6 2,9 Acute Kidney Injury AKI 4 1,9 Infeksi Saluran Kemih ISK 3 1,5 Nephrolithiasis 2 1 Glomerulopati 1 0,5 Kista Ginjal 1 0,5 Inkontinensia urin 1 0,5 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Penyakit Kardiovaskular pada Pasien TB Paru Penyakit Kardiovaskular N Congestive Heart Failure CHF 8 3,9 Penyakit Jantung Koroner PJK 6 2,9 Hipertensi 3 1,5 Atrial Fibrilation Rapid Ventricular Rate AFRVR 2 1 Penyakit Jantung Bawaan PJB 1 0,5 Tabel 5.11. Penyakit Saluran Cerna Lainnya pada Pasien TB Paru Penyakit Saluran Cerna Lainnya N Gastritis 6 2,9 Varises Esofagus 3 1,5 Striktur Esofagus 1 0,5 Esofagitis 1 0,5 Gastroenteritis Akut 1 0,5 Ulcerative Colitis 1 0,5 Hemoroid 1 0,5 Tabel 5.12. Penyakit Paru dan Saluran Napas lainnya pada Pasien TB Paru Penyakit Paru dan Saluran Napas Lainnya N Cor-Pulmonale Chronicum CPC 5 2,4 Penyakit Paru Obstruksi Kronik PPOK 4 1,9 Asma Bronkial 1 0,5 Tabel 5.13. Penyakit Tulang dan Sendi pada Pasien TB Paru Penyakit Tulang dan Sendi N Osteoartritis OA 2 1 Tendosinofitis 2 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14. TumorKeganasan pada Pasien TB Paru TumorKeganasan N Hepatoma 2 1 Kanker Peritoneal 1 0,5 Myoma Uteri 1 0,5 Myelodisplasia 1 0,5 Limfoma Maligna 1 0,5 Tabel 5.15. Penyakit THT pada Pasien TB Paru Penyakit THT N Otitis Media Akut OMA 2 1 Otits Media Supuratif Kronik OMSK 1 0,5 Tonsilopharingitis 1 0,5 Laringopharingitis 1 0,5 Abses Peritonsil 1 0,5 Tabel 5.16. Komorbiditas Lain yang Dijumpai pada Pasien TB Paru Komorbiditas Lain N Hipoalbuminemia 7 3,4 Gangguan elektrolit 4 1,9 Dengue Hemoragic Fever DHF 3 1,5 Hipotiroid 2 1 Polisitemia sekunder 1 0,5 Decubitus ulcer 1 0,5 Drug abuse 1 0,5 Infeksi CMV 1 0,5 Grave Disease 1 0,5 Glaukoma 1 0,5 Infark Serebri 1 0,5 5.1.2.8. Outcome Pasien TB Paru Outcome pasien TB Paru setelah dirawat inap, baik dengan ataupun tanpa komorbiditas dapat dilihat pada diagram berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.1. Outcome Pasien TB Paru Berdasarkan diagram di atas, dijumpai bahwa 144 pasien 69,9 pulang berobat jalan PBJ setelah selesai dirawat inap. Pasien dengan komorbiditas jumlahya lebih banyak yakni 133 orang 64,6 dibandingkan pasien tanpa komorbiditas yang hanya berjumlah 11 orang 5,3. Pasien meninggal jumlahnya 15 orang 7,3 dan lebih banyak dijumpai pada pasien dengan komorbiditas yaitu 13 orang 6,3, sedangkan pada kelompok tanpa komorbiditas hanya 2 orang 1. Pasien yang pulang atas permintaan sendiri PAPS sebelum menyelesaikan pengobatan jumlahnya lebih banyak pada kelompok pasien dengan komorbiditas yaitu 43 orang 20,9, sedangkan pada kelompok pasien tanpa komorbiditas jumlahnya 4 orang 1,9. 5.1.2.9. Lama Rawat Inap Pasien TB Paru Lamanya rawat inap pasien TB Paru dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram berikut. 133 13 43 11 2 4 20 40 60 80 100 120 140 Pulang Berobat Jalan PBJ Meninggal Atas Permintaan Sendiri PAPS Ada Komorbiditas Tidak Ada Komorbiditas Universitas Sumatera Utara x total = 9,92 = 10; x komorbid = 9,86 = 10; x non-komorbid = 10,59 = 11 Gambar 5.2. Lama Rawat Pasien TB Paru Berdasarkan diagram di atas, dijumpai bahwa secara keseluruhan pasien TB Paru paling banyak dirawat selama 1-10 hari yaitu sebanyak 136 orang 66, dimana pada kelompok dengan komorbiditas berjumlah lebih banyak yakni 127 orang 61,7. Pasien dengan komorbiditas sebanyak 13 orang 6,3 menjalani rawat inap selama 21-30 hari dan sebanyak 7 orang 3,4 bahkan dirawat inap hingga 31-40 hari.

5.2. Pembahasan