lebih besar bagi para pelaku social loafing untuk mempertahankan perilakunya diberbagai kesempatan.
Dalam penelitian ini dengan pendekatan korelasional, peneliti berupaya untuk melihat bagaimana peran orientasi individualisme kolektivisme terhadap
toleransi social loafing. Adapun alasan utama penelahaan aspek budaya ini peneliti lakukan berdasarkan asumsi bahwa individualisme-kolektivisme
merupakan dimensi budaya yang mempengaruhi bagaimana individu bekerja dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan kelompok Hofstede Hofstede, 2005.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah hubungan antara
individualisme kolektivisme dengan toleransi social loafing? ”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara individualisme kolektivisme dengan toleransi social loafing.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan membawa dua manfaat, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan yang berarti terhadap kemajuan ilmu pengetahuan terutama yang
termuat dalam ruang lingkup masalah, khususnya di bidang Psikologi Sosial yang menyangkut hubungan antara individualisme kolektivisme dengan
toleransi social loafing.
2. Manfaat Praktis
1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa dan pihak-pihak yang terkait tentang hubungan antara
individualisme kolektivisme dengan toleransi terhadap social loafing. Diharapkan individu dapat menyesuaikan diri ketika bekerja dalam
kelompok sesuai dengan derajat individualisme kolektivisme yang dimilikinya.
2. Secara praktis, melalui hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada para akademisi lainnya bahwa masalah toleransi
social loafing adalah masalah yang penting untuk diperhatikan sehingga dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai toleransi social
loafing dan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi penting untuk penelitian selanjutnya.
E. Sistematika Penelitian
Penelitian ini dibagi atas lima bab, dan masing-masing bab dibagi atas beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah:
Bab I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan, urgensi penelitian,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sitematika penulisan.
Bab II: Landasan Teori Bab ini menguraikan landasan teori yang mendasari masalah yang
menjadi objek penelitian, meliputi landasan teori dari social loafing, toleransi
social loafing, individualisme kolektivisme dan hubungan antara individualisme kolektivisme dengan toleransi social loafing.
Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisikan identifikasi variabel-variabel yang diteliti, definisi
operasional, subjek penelitian, alat ukur yang digunakan, metode pengambilan sampel, dan metode analisis data.
Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan Bagian ini berisikan uraian singkat hasil utama penelitian, dan
interpretasi data, serta hasil tambahan yang dapat memperkaya penelitian ini. Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bagian ini berisikan kesimpulan dari penelitian dan hasil dari penelitian itu sendiri yang dibuat berdasarkan analisa dan interpretasi data,
dan berbagai kemungkinan yang terjadi mengenai alasan dari hasil penelitian yang telah diperoleh berdasarkan teori-teori individualisme kolektivisme dan
teori-teori toleransi social loafing, maupun teori lain yang mendukung. Selain itu bagian ini juga memberikan saran-saran praktis sesuai dengan hasil
penelitian dan interpretasi data penelitian, serta memberikan inspirasi pada peneliti-peneliti lain.
BAB II LANDASAN TEORI
Penelitian ini akan membahas hubungan antara elemen faktor budaya individualisme kolektivisme dengan toleransi social loafing. Peneliti terlebih
dahulu akan membahas tentang toleransi social loafing dan faktor penyebabnya. Kemudian peneliti lanjutkan dengan membahas tentang bagaimana individualisme
kolektivisme dapat menjadi prediktor toleransi social loafing.
A. Toleransi social loafing
1. Definisi
Toleransi adalah kemampuan individu untuk bertahan, menderita, atau menerima sesuatu hal yang tidak disetujui atau tidak disukainya Chong,
1994. Selanjutnya, toleransi dalam penelitian ini erat kaitannya dengan perilaku permissive. Permissive adalah sikap untuk membolehkan atau
mengizinkan terjadinya sebuah perilaku Kamus Oxford Learners Pocket Dictionary. Sebagaimana telah peneliti jelaskan sebelumnya, social loafing
adalah kecenderungan untuk mengurangi upaya yang dikeluarkan individu ketika bekerja dalam kelompok dibandingkan ketika bekerja secara individual
Karau Williams, 1993; Baron Byrne, 2005. Pengurangan usaha ini biasanya terjadi ketika usaha individu tidak dapat dibedakan dengan usaha
orang lain dalam kelompok Karau Williams, 1993. Sejalan dengan definisi para ahli tersebut, di dalam penelitian ini, social loafing peneliti definisikan
sebagai kecenderungan individu untuk mengurangi usaha ketika bekerja di