Toleransi social loafing Individualisme kolektivisme

untuk mengukur variabel tersebut Kerlinger, 1995. Definisi-definisi operasional variable-variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Toleransi social loafing

Sesuai dengan definisi yang peneliti ajukan sebelumnya, toleransi social loafing adalah kemampuan individu untuk menerima dan bertahan dalam kondisi dimana terdapat pengurangan usaha yang dilakukan oleh anggota ketika bekerja dalam kelompok. Hal ini dapat dioperasionalisasikan dengan melakukan pengukuran dengan menggunakan skala toleransi social loafing, yang aitem-aitemnya merupakan pertanyaan-pernyataan tentang sejauh mana individu dapat menerima dan bertahan dengan perilaku social loafing yang dilakukan oleh anggota atau anggota-anggota kelompoknya. Alat ukur sebagai bentuk dari operasionalisasi variabel peneliti jelaskan selanjutnya.

2. Individualisme kolektivisme

a. Individu memiliki orientasi individualisme vertikal jika individu merasa terpisah dari orang lain, dan mengakui perbedaan antar individu. b. Individu memiliki orientasi individualisme horisontal jika individu merasa terpisah dari orang lain dan menganggap tidak ada perbedaan antar individu. c. Individu memiliki orientasi kolektivisme vertikal jika individu merasa memiliki hubungan emosional yang kuat antar individu, dan menekankan perbedaan antar individu. d. Individu memiliki orientasi kolektivisme horisontal jika individu merasa memiliki hubungan emosional yang kuat antar individu dan menganggap tidak ada perbedaan antar individu. Alat ukur individualism kolektivisme yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala individualisme kolektivisme yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia agar dapat lebih mudah dipahami dan sesuai dengan kondisi individu Jadi, semakin tinggi skor partisipan pada pengukuran individualisme kolektivisme ini, maka semakin tinggi derajat individualisme kolektivisme yang ia miliki. Hal ini dapat dioperasionalisasikan dengan menggunakan alat ukur individualisme-kolektivisme berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Triandis 1995, di mana pernyataan-pernyataan dalam alat ukur tersebut sudah mengungkapkan keempat dimensi yang disebutkan di atas.

C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel