Teori Permintaan Uang Klasik

2.2. Teori Permintaan Uang Klasik

Teori permintaan uang klasik bermula dari teori tentang jumlah uang yang beredar dalam masyarakat teori kuantitas uang. Teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa seseorang atau masyarakat menyimpan uang kas, tetapi lebih pada peranan uang dalam perekonomian. Dengan sederhana Fisher dalam Waluyo 2004 merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut : PT MV  2.1 dimana : M = Jumlah uang beredar V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan lain dalam satu periode P = Harga barang T = Volume barang yang diperdagangkan Persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai barang yang diperdagangkan sama besarnya dengan jumlah uang beredar dikalikan kecepatan perputarannya. Meskipun persamaan diatas tidak mencerminkan permintaan uang namun bisa diubah bentuknya menjadi persamaan permintaan uang. Pertama dengan mengganti volume barang yang diperdagangkan T dengan output riil Q, formulasi teori kuantitas menjadi : Y PQ MV   2.2 dimana : Y = PQ = GNP Nominal Universitas Sumatera Utara V = Tingkat perputaran pendapatan income velocity of money Dalam satu periode waktu tertentu misalnya satu tahun, kuantitas barang yang diperdagangkan jumlahnya tertentu. Dengan demikian kita bisa menganggap bahwa besarnya nilai Q tidak berubah. Dalam keseimbangan full employment nilai Q ini tidak juga berubah. Nilai V relatif tetap karena V mencerminkan tata cara suatu masyarakat mempergunakan uang. Dengan sendirinya V hanya berubah kalau terjadi perubahan kelembagaan seperti misalnya kebiasaan melakukan pembayaran serta perubahan teknologi komunikasi. Konsekuensi dari kedua anggapan ini, maka M hanyalah mempengaruhi P dan pengaruhnya proporsional. Artinya, kalau M naik dua kali maka P juga akan naik dengan dua kali. Kedua, versi yang dikemukakan oleh A. Marshall dari Cambridge University. Dengan notasi yang sama, formulasi Marshall terlihat sebagai berikut : M = k P Q 2.3 = k Y dimana k = 1V Secara matematis formulasi Marshal ini sama dengan formulasi Irving Fisher, namun implikasinya berbeda. Marshall memandang bahwa individu atau masyarakat selalu menginginkan sebagian proporsi tertentu dari pendapatannya Y dalam bentuk uang kas dinyatakan dengan k. sehingga k Y merupakan keinginan individu atau masyarakat akan uang kas M d . Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut : kY kPQ M d   2.4 Universitas Sumatera Utara dimana : M d = permintaan uang kas Dari formulasi ini kita mendapatkan perilaku permintaan uang menurut teori Marshall, yang merupakan awal dari teori permintaan akan uang.

2.3. Teori Permintaan Uang Keynes