4.2.2. Perkembangan Suku Bunga Kredit Tabel 2. Perkembangan suku bunga kredit Bank Umum di Jawa
Timur tahun 1993-2008
Tahun Suku bunga kredit
Perkembangan 1993 20,52
1994 17,75 -2,77
1995 18,88 1,13
1996 19,22 0,34
1997 21,98 2,76
1998 32,27 10,29
1999 28,89 -3,38
2000 18,43 -10,46
2001 19,19 0,76
2002 18,25 -0,94
2003 15,07 -3,18
2004 13,41 -1,66
2005 16,23 2,82
2006 15,07 -1,16
2007 13,00 -2,07
2008 15,22 2,22
Sumber : Biro Pusat Statistik, Jawa Timur, berbagai tahun Berdasarkan pada tabel 2 diatas, perkembangan Suku bunga kredit di
Jawa Timur selama 16 tahun dari tahun 1993 - 2008 mengalami fluktuasi. Suku bunga bank mengalami kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 1998
yaitu sebesar 10,29 atau mengalami kenaikan dari 21,98 menjadi 32,27, kenaikan suku bunga kredit ini disebabkan oleh akibat adanya
kebijakan Bank Indonesia dalam rangka penyehatan perbankan nasional Indonesia. Sedangkan perkembangan suku bunga terendah terjadi pada
tahun 2000 yaitu sebesar -10,46 atau mengalami penurunan dari 28,89 menjadi 18,43. Penurun suku bunga kredit ini adalah karena keadaan
perekonomian nasional sudah mulai membaik, serta adanya kenaikan pendapatan perkapita masyarakat di Jawa Timur.
4.2.3. Perkembangan Likuiditas Bank Tabel 3. Likuiditas bank dan perkembangannya tahun 1993-2008
Tahun Likuiditas Bank
Perkembangan 1993 2,82
1994 2,82 0,00
1995 2,70 -0,12
1996 5,02 2,32
1997 6,88 1,86
1998 7,88 1,00
1999 8,20 0,32
2000 7,92 -0,28
2001 8,71 0,79
2002 7,92 -0,79
2003 8,01 0,09
2004 7,58 -0,43
2005 6,98 -0,60
2006 7,25 0,27
2007 7,34 0,09
2008 7,88 0,54
Sumber : Biro Pusat Statistik, Jawa Timur, berbagai tahun Berdasarkan pada tabel 3 diatas, perkembangan Likuiditas bank di
Jawa Timur selama 16 tahun dari tahun 1993 - 2008 mengalami fluktuasi. Likuiditas tertinggi di Jawa Timur terjadi pada tahun 1996 yaitu sebesar
2,32 atau mengalami kenaikan dari 2,70 menjadi 5,02, kenaikan likuiditas bank ini dikarenakan sebagian besar masyarakat menarik kembali
dana yang disimpan pada bank serta dana tersebut digunakan untuk keperluan lain. Sedangkan perkembangan likuiditas bank terendah terjadi
pada tahun 2002 yaitu sebesar -0,79 atau mengalami penurunan dari
8,71 menjadi 7,92. Hal ini disebabkan kewajiban karena masyarakat mempunyai devisa yang cukup sehingga masyarakat lebih memilih
menabung.
4.2.4. Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum Tabel 4. Jumlah kantor bank Umum di Jawa Timur tahun 1993-2008
Tahun Jumlah kantor bank
unit Perkembangan
1993 1.311 1994 1.360
3,74 1995 1.447
6,40 1996 1.505
4,01 1997 1.612
7,11 1998 1.728
7,20 1999 1.651
-4,46 2000 1.501
-9,09 2001 1.743
16,12 2002 1.842
5,68 2003 1.983
7,65 2004 1.938
-2,27 2005 2.169
11,92 2006 2.172
0,14 2007 2.189
0,78 2008 2.195
0,27 Sumber : Biro Pusat Statistik, Jawa Timur, berbagai tahun
Berdasarkan pada tabel 4 diatas, perkembangan jumlah kantor bank umum di Jawa Timur selama 16 tahun dari tahun 1993 - 2008 mengalami
fluktuasi. Perkembangan jumlah kantor bank umum tertinggi terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 16,12 atau mengalami kenaikan dari 1.501 unit
menjadi 1.743 unit, sedangkan perkembangan jumlah kantor terendah terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar -9,09 atau mengalami penurunan dari 1.651
unit menjadi 1.501 unit. Jumlah kantor bank menurun karena sebagian
masyarakat Indonesia masih enggan berhubungan dengan dunia perbankan sebagai akibat dari sistem bunga dan berdampak pula pada bank umum.
Selain itu, kekuatan UU oleh Bank Indonesia yang belum dapat memberi kemudahan bagi bank konvensional untuk menjalankan dual banking
system.
4.2.5. Perkembangan Kredit Modal Kerja Tabel 5. Kredit Modal kerja dan Perkembangannya di Jawa Timur