Pengertian Likuiditas Perbankan Likuiditas Perbankan

51 yang beredar, maka semakin rendah tingkat bunga. Kurva Mo dan M1 adalah jumlah uang yang beredar dan bentuknya elastis tidak sempurna karena pada suatu waktu tertentu jumlah uang adalah tetap.Sukirno, 1995 : 389 Gambar 2 Teori Keynes tentang Tingkat Suku Lpliquidity f M M 1 M 1 M r 1 r Jumlah uang Sumber : Sukirno, Sadono. 1995. Pengantar Teori Mikro Ekonomi Edisi II . Raja Grafindo Persada : Jakarta. Hal 384.

2.2.4. Likuiditas Perbankan

2.2.4.1. Pengertian Likuiditas Perbankan

Likuiditas dalam perbankan, diartikan sebagai suatu kemampuan suatu bank melunasi kewajiban-kewajiban yang segera dapat ditarik. Kewajiban harus dilunasi tepat pada waktunya, apabila hal ini dapat dilakukan tanpa menemukan kendala atau dikatakan lancar, maka dapat 52 dianggap memiliki tingkat likuiditas baik. Pada intinya likuiditas bank adalah masalah kesanggupan memenuhi permintaan pembayaran dana dari masyarakat setiap saat. Campton, 1991 : 162. Sehingga likuiditas diartikan sebagai proses pengendalian dari alat-alat likuid yang mudah ditunaikan guna memenuhi kewajiban bank yang harus segera dibayar, seperti simpanan giro, simpanan berjangka time deposite, kredit likuiditas dan pinjaman-pinjaman dari bank dan pemenuhan suatu kredit tanpa adanya suatu penundaan, oleh karena itu diperlukan adanya primary reserve yang sama dengan permintaan likuiditas, atau dengan surat berharga yang segera dapat dicairkan sebagai secondary reserve. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi likuiditas dari suatu bank yaitu kemampuan bank tersebut memenuhi kewajiban finansialnya, yaitu : 1. Tabungan atau deposito, adalah sejumlah uang nasabah yang dipercayakan untuk disimpan pada suatu bank dengan menerima imbalan sejumlah bunga tabungan atau deposito. 2. Inflasi, yaitu meningkatnya harga bahan-bahan pokok yang disertai dengan meningkatnya harga barang lainnya. 3. Sertifikat Bank Indonesia 4. Capital, yaitu sejumlah uang yang masuk sebagai modal operasi bank. Dalam hal ini bank swasta wajib mengumpulkan sejumlah prosentase tertentu untuk masuk dalam reserve requiment pada Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Indonesia. 53 Untuk mengetahui tingkat luiditas bank dapat dilihat dari 3 ukuran, yaitu : 1. Perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan jumlah dana dari pihak ke-3. Semakin tinggi rasio menunjukkan semakin kurang likuid, sebaliknya semakin rendah rasio menunjukkan semakin likuid. 2. Perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan jumlah liabilities. Adalah rasio ini dimaksudkan lebih menyempurnakan rasio yang pertama, karena pengertian likuiditas lebih luas daripada pengertian deposit dan dapat mencerminkan suatu potensi dalam penyaluran dana di bank. 3. Perbandingan antara asset yang likuid dengan jmlah liabilities. Semakin tinggi rasio ini akan semakin likuid, sebaliknya semakin rendah rasio ini akan semakin kurang likuid. Dari keseluruhan ukuran likuiditas tersebut diatas sebenarnya belum termasuk dapat memberikan gambaran konkrit tentang likuiditas bank karena apabila data yang ada di laporan keuangan, maka akan timbul didalamnya faktor kemampuan bank untuk mendapatkan dana dari pinjaman dan akan timbul kesulitan dimasa yang akan datang sehingga sulit untuk menentukan likuiditas yang wajar. Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat likuiditas digunakan rumus sebagai berikut : 54 Alat likuiditas Likuiditas = _____________________________ x 100 Kewajiban kepada pihak ketiga Bank Indonesia, 2003 : 30 Keterangan : Alat likuiditas meliputi : 1. Uang kertas dan uang logam di dalam teller 2. Giro di Bank Indonesia 3. Giro di Bank lain Kewajiban kepada pihak ketiga meliputi : 1. Simpanan giro 2. Simpanan deposito berjangka 3. Tabungan 2.2.4.2.Kebijaksanaan Likuiditas Bank Menurut Mulyono 1992:65, dalam menetapkan likuiditasnya oleh suatu manajemen bank, dapat ditempuh melalui lima pendekatan, yaitu : 1. Self Liquidiy Approach Adalah pendekatan peningkatan likuiditas suatu bank melalui peningkatan pembayaran kembali kredit-kredit atau penanaman dalam surat berharga yang sesuai dengan jatuh temponya. 2. Assets Sale Ability Assets Shift Ability Adalah peningkatan likuiditi dengan mengadakan likuiditas atas asset-asset lainnya yang tidak produktif. 3. New Fund 55 Adalah peningkatan likuiditas dengan menciptakan sumber-sumber dana yang baru dari masyarakat maupun dari dunia perbanan, misalnya : penciptaan traveler cheque, credit card, deposito-deposito berjangka dan lain sebagainya. 4. Borrowers Earning Flow Adalah meningkatkan likuiditas melalui usaha yang giat dalam menjaga kelancaran penerimaan bunga dan kredit yang diberikan. 5. Reserve Discount Window to Central Bank as Lender of Last Resort Adalah untuk mencari likuiditas dengan mengadakan pinjaman kepada Bank Setral.

2.2.4.3. Hubungan Tingkat likuiditas bank dengan kredit modal kerja