4. Statin a. Struktur, sumber dan sifat statin
Statin adalah obat yang paling efektif dan paling dapat ditoleransi dengan baik untuk mengatasi peningkatan LDL-C low-density lipoprotein cholesterol. Obat ini
merupakan kompetitif inhibitor HMG-CoA 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzim A reduktase, enzim yang bertanggung jawab merubah HMG-CoA menjadi mevalonat
yang merupakan langkah penentu kecepatan biosintesis kolesterol Tamargo et al., 2007; Goodman dan Gillman, 2008; Sadowitz et al., 2010. Statin mempunyai
struktur mirip HMG-CoA yang dapat menghambat HMG-CoA reduktase dengan cara mengikat sisi aktif enzim tersebut sehingga tidak dapat berikatan dengan substrat
aslinya Tamargo et al., 2007; Yanez et al., 2008. Hal ini akan berakibat HMG-CoA tidak dapat dirubah menjadi mevalonat dan akan terjadi penurunan sintesis kolesterol
terutama di hepatosit Yanez et al., 2008. Statin berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua, yaitu statin produk alamiah
yang berasal dari metabolit jamur, dan produk sintetik. Produk alamiah disebut juga statin generasi pertama memiliki decaline ringhexahydronaphtalene ring, seperti
lovastatin, pravastatin dan simvastatin, sedangkan produk sintetik disebut juga generasi kedua memiliki fluorophenyl group, seperti fluvastatin, atorvastatin dan
rosuvastatin Beltowski, 2005; Tamargo et al., 2007. Produk sintetik mempunyai efek yang lebih kuat, tetapi juga memiliki efek samping yang lebih buruk yaitu
rhabdomyolysis Fenton et al., 2005. Statin generasi ketiga yang merupakan produk sintetik, yaitu cerivastatin, telah ditarik dari pasaran sejak tahun 2001 karena
commit to user
menyebabkan rhabdomyolysis yang fatal Beltowski, 2005; Fenton et al., 2005, dilaporkan 31 pasien meninggal karena penyakit ginjal akut akibat rhabdomyolysis
Stancu dan Sima, 2001. Struktur statin dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu analog HMG-CoA,
struktur hydrophobic ring yang berikatan dengan HMG-CoA redukatase dan side ring group yang menentukan solubilitas statin Sadowitz et al., 2010. Atorvastatin,
fluvastatin, lovastatin, pitavastatin, cerivastatin dan simvastatin adalah lipofilik statin, sedangkan pravastatin dan rosuvastatin adalah hidrofilik statin Tamargo et al., 2007;
Sadowitz et al., 2010. Lipofilik statin dapat dengan mudah menembus membran sel di semua organ, akumulasinya di hepatosit karena difusi pasif, sedangkan akumulasi
hidrofilik statin di liver melalui carrier-mediated uptake. Distribusi lipofilik statin jauh lebih luas dibandingkan hidrofilik statin sehingga efek pleiotrofik lipofilik statin
lebih banyak dibandingkan hidrofilik statin Sadowitz et al., 2010.
b. Farmakokinetik dan farmakodinamik statin