Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Cara Kerja

Kriteria inklusi: a. DM tipe 2 usia 30-59 tahun b. Tidak merokok c. HbA1c ≥ 7 d. Telah menderita DM lebih dari 5 tahun e. Menandatangani informed consent Kriteria eksklusi: a. Riwayat AMI acute myocard infark kurang dari tiga bulan b. Menderita CHF congestive heart failure c. Riwayat bedahtrauma kurang dari tiga bulan d. Menderita penyakit hatiginjalkeganasan e. Pemakaian antikoagulan d. Pemakaian antilipidemia dan anti trombotik 1 bulan sebelum penelitian 4. Teknik sampling: Simple random sampling dengan program Open Epi versi 2.3.

D. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel tergantung  Tissue factor TF  Plasminogen activator inhibitor-1 PAI-1 perpustakaan.uns.ac.id commit to user 2. Variabel bebas:  Simvastatin 3. Variabel perancu: Bersifat kuantitatif: Umur, HbA1c, BMI, GDP pre, GDP post, delta GDP Bersifat kualitatif: Jenis kelamin, lama sakit, olah raga, insulin, OAD, hipertensi dislipidemia 4. Definisi Operasional Variabel Parameter Definisi Instrumen Satuan Data Skala Data TF Adalah glikoprotein yang merupakan pemicu kaskade koagulasi utama dari jalur ekstrinsik. Kadarnya meningkat pada kondisi inflamasi dan disfungsi endotel sehingga mudah terjadi trombosis. ELISA Kit: human tissue factor chromogenic activity, Assaypro LLC; CT1002b pM Rasio PAI-1 Adalah glikoprotein yang menghambat proses fibrinolisis. Kadarnya meningkat pada kondisi inflamasi dan disfungsi endotel sehingga trombus yang terbentuk tidak dapat dilisiskan. ELISA Kit: human PAI-1 actibind, Technoclone GmbH; TC16075 UmL Rasio Simvastatin Adalah obat antilipidemia dari golongan statin, merupakan produk alamiah dari metabolit jamur, mempunyai efek anti-oksidan dan anti-inflamasi sehingga mampu memperbaiki kondisi inflamasi dan disfungsi endotel. Pada penelitian ini digunakan dosis 20 mghari. - mg Nominal commit to user

E. Cara Kerja

Subyek yang terpilih sebagai sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok uji dan kelompok kontrol masing-masing n=12. Proses pengambilan sampel dan membaginya menjadi dua kelompok menggunakan program komputer Open Epi versi 2.3. Selama penelitian berlangsung, regimen terapi tidak dirubah. 1. Perlakuan: a. Kelompok uji: simvastatin 20 mghari, diminum antara jam 19.00 – 22.00, selama 6 minggu. b. Kelompok kontrol: plasebo, diminum antara jam 19.00 – 22.00, selama 6 minggu. c. Simvastatin dan plasebo dikemas dengan warna yang sama. Peneliti dan subyek tidak mengetahui isinya, pihak ketiga bagian Farmasi yang mengetahui. 2. Monitoring: a. Dilakukan monitoring tiap dua minggu untuk mengetahui efek samping yang timbul dengan wawancara dan pemeriksaan fisik. Dicari adanya konstipasi, flatulensie, dispepsia, nyeri abdomen, mialgia dan keluhan lain terkait efek samping pemakaian simvastatinplasebo. b. Bila ada indikasi akan dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium seperti SGOT, SGPT, bilirubin totalIII, ureum, kreatinin dan kreatin kinase serta pemeriksaan EKG 12 lead. commit to user c. Indikasi untuk penghentian perlakuan bila didapatkan miopati yang nyata, peningkatan SGOTSGPT tiga kali batas atas normal dan kreatin kinase sepuluh kali nilai teratas Krysiak et al., 2010. d. Dilakukan penghitungan jumlah obat tiap kali kontrol, dikatakan patuh bila jumlah obat yang minum 90 – 110 Krysiak et al., 2010. e. Selama perlakuan, subyek akan dieksklusi bila terdapat salah satu dari berikut ini; kepatuhan minum obat 80 atau 120, efek samping serius dari obat yang diteliti dan masuk rumah sakit Tharavanij et al., 2010. 3. Tindakan bila ada efek samping: a. Penanganan efek samping sesuai indikasi. b. Melaporkan kejadian tersebut ke Komisi Etik secepatnya. 4. Teknik pengambilan darah dan penanganan spesimen: a. Pemeriksaan TF dan PAI-1 dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. b. Pemeriksaan darah tersebut dilakukan setelah puasa selama 12 jam. c. Dilakukan pemeriksaan TF dan PAI-1 dengan mengambil sampel darah melalui vena antecubiti pada ruangan yang tenang dengan temperatur terkontrol 24 – 25 C antara jam 08.00 – 09.00 pagi untuk menghindari fluktuasi sirkadian kadar TF dan PAI-1. d. Proses penanganan spesimen untuk TF, ambil darah dengan tabung sitrat sebanyak 3 cc kemudian bolak-balik perlahan-lahan 10 kali hingga homogen. Sentrifugasi 3000 g selama 10 menit, segera pisahkan plasma perpustakaan.uns.ac.id commit to user masukkan kedalam 3 sampel cup 0,3 cc plasma. Beri identitas, nama, tanggal dan jeins pemeriksaan. Simpan di – 20 C stabillitas 3 bulan. e. Proses penanganan spesimen untuk PAI-1, ambil darah dengan tabung sitrat sebanyak 3 cc kemudian bolak-balik perlahan-lahan 10 kali hingga homogen. Sentrifugasi 2500 g selama 15 menit, segera pisahkan plasma masukkan kedalam 3 sampel cup 0,3 cc plasma. Beri identitas, nama, tanggal dan jenis pemeriksaan. Simpan di – 20 C stabillitas 6 bulan. f. Pemeriksaan TF dan PAI-1 dilakukan setelah semua sampel sebelum dan sesudah perlakuan terkumpul semua, untuk menghindari rusaknya kit TFPAI-1 bila pemeriksaan dilakukan tidak secara bersamaan. g. Pemrosesan darah untuk diambil plasmanya, penyimpanan plasma pada suhu – 20 C dan pemeriksaan TF dan PAI-1 dilakukan dengan bekerja sama dengan Laboratorium Klinik Prodia. Alat untuk pemeriksaan TF dan PAI-1 dengan Microplate Reader 680 series. 5. Teknik pemeriksaan TF: a. Preparasi reagen: 1. Larutkan TF standard dengan 1,2 mL air destilasi untuk menghasilkan larutan 250 pM. Siapkan pengenceran bertingkat larutan standard 250 pM 1:2 dengan sample diluent untuk menghasilkan 125; 62,5; 31,25 dan 15,63 pM. Sample diluent digunakan sebagai zero standard 0 pM. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Tabel 4.1. Tabel pengenceran reagen Titik Standar Pengenceran TF pM P1 1 bagian standar 250 pM 250,0 P2 1 bagian P1 + 1 bagian sampel diluent 125,0 P3 1 bagian P2 + 1 bagian sampel diluent 62,50 P4 1 bagian P3 + 1 bagian sampel diluent 31,25 P5 1 bagian P4 + 1 bagian sampel diluent 15,63 P6 sampel diluent 0,000 2. FVII: tambahkan dengan 1,2 mL reagent grade water. 3. FX: tambahkan 1,2 mL reagent grade water. 4. FXa substrat: tambahkan 1,1 mL reagent grade water. b. Prosedur kerja: 1. Siapkan reagen dan sampel pada suhu ruang sebelum digunakan. 2. Siapkan larutan assay mix seperti dibawah ini. Tabel 4.2. Tabel assay mix Reagen n=1 Assay diluent 50 μL FVII 10 μL FX 10 μL 3. Tambahkan 70 μL larutan assay mix diatas ke dalam setiap well. 4. Masukkan 10 μL TF standard dan sampel kedalam well. Homogenkan. 5. Tambahkan 20 μL larutan FXa substrat kedalam setiap well. 6. Baca absorbsinya pada panjang gelombang 405 nm. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 6. Teknik pemeriksaan PAI-1: a. Preparasi reagen: 1. Siapkan reagen dan sampel pada suhu ruang sebelum digunakan. 2. Washing buffer: larutkan 1 bagian washing buffer concentrate dengan 9 bagian air destilasi. Homogenkan. 3. Larutkan kalibrator dan kontrol dengan 200 μL air destilasi. 4. Larutkan konjugat:1 bagian konjugat dengan 50 bagian buffer. b. Prosedur kerja: 1. Buang isi dari tiap well dan cuci dengan menambahkan 200 μL wash buffer kedalam masing-masing well. Ulangi proses tersebut sebanyak 4 kali total pencucian sebanyak 5 kali. Setelah pencucian terakhir, buang isi dari well, buang sisa wash buffer dengan mengetuk-ketukkan plate secara terbalik pada lap kertas yang bersih. 2. Masukkan 25 μL kalibrator, kontrol kedalam well. 3. Masukkan 75 μL larutan konjugat kedalam well. 4. Tutup well dengan plate sealer, inkubasi selama 45 menit suhu 37 o C. 5. Lakukan pencucian seperti tahap 1. 6. Masukkan 100 μL larutan substrat kedalam well. 7. Tutup well dengan plate sealer dan inkubasi selama 15 menit pada suhu ruang 20-25 o C 8. Masukkan 100 μL larutan stop kedalam well. 9. Baca absorbsi panjang gelombang 450 nm dalam waktu 10 menit. commit to user

F. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Peningkatan Aktivitas Plasminogen Activator Inhibitor-1 Pada Penderita DM Tipe 2 Yang Dilakukan Bedah Pintas Koroner Dengan Pintas Jantung Paru

0 37 229

Pneumatic displacement without tissue plasminogen activator in premacular subhyaloid hemorrhage

0 3 4

PENGARUH TERAPI N-ASETIL SISTEIN TERHADAP EKSPRESI KADAR MIKROALBUMINURIA DAN CRP YANG DIINDUKSI SIKLOSPORIN PADA MENCIT.

0 0 20

PENGARUH TERAPI VITAMIN C TERHADAP KADAR C REACTIVE PROTEIN DAN FLOW MEDIATED DILATATION PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISA.

0 0 20

PENGARUH SIMVASTATIN TERHADAP KADAR TISSUE FACTOR DAN PLASMINOGEN ACTIVATOR INHIBITOR-1 PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2.

0 0 19

PENGARUH SIMVASTATIN TERHADAP KADAR hs-CRP DAN TGF- β1 PADA PASIEN DM TIPE 2.

0 0 5

Efek Protombotik Antibodi Anti Beta-2 Glikoprotein-1 pada Sel Endotel : Kajian Tissue Factor, Trombomodulin, dan Plasminogen Activator Inhibitor-1 - Repositori Universitas Andalas

0 2 23

PENGARUH PEMBERIAN N-ASETILSISTEIN TERHADAP EKSPRESI CASPASE-1 GLOMERULUS DAN DERAJAT KERUSAKAN GINJAL PADA MENCIT MODEL NEFRITIS LUPUS INDUKSI PRISTAN - UNS Institutional Repository

0 0 26

EFEK N- ASETIL SISTEIN TERHADAP KADAR OXIDIZED LOW DENSITY LIPOPROTEIN (Ox-LDL) DAN E-SELECTIN DALAM PENGHAMBATAN ATEROSKLEROSIS PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 TESIS

0 0 27

PENGARUH TERAPI N-ASETILSISTEIN TERHADAP KADAR INTERCELLULAR ADHESION MOLECULE-1 (ICAM-1) DAN OXIDIZED LOW DENSITY LIPOPROTEIN (Ox-LDL) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 - UNS Institutional Repository

0 0 27