Penjumlahan Pengurangan Operasi Hitung
19 hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan
memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan
itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
Pengertian PBL menurut Dutch dalam Amir 2009:27 adalah metode intruksional yang menantang peserta didik agar belajar untuk
belajar bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah digunakan untuk mengaitkan rasa
keingintahuan, kemampuan analisis, dan inisiatif siswa terhadap materi pelajaran. PBL bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik
untuk berpikir kritis dan analitis, dan menggunakan sumber belajar yang sesuai.
Berdasarkan pendapat di atas mengenai Problem Based Learning PBL maka dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan model
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata real world untuk memulai pelajaran dan merupakan salah satu
model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL juga memegang konsep student-centered
learning atau self-directed learning yang berpusat pada pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh siswa.
20 b.
Tahapan Problem Based Learning Tahapan problem based learning dijelaskan oleh banyak ahli salah
satunya adalah John Dewey. John Dewey dalam Wina Sanjaya 2007:215 menjelaskan 6 langkah Problem Based Learning yang
kemudian diberi nama metode pemecahan masalah. 1.
Menentukan masalah yang akan dijadikan bahan pelajaran. 2.
Menganalisis masalah dan melihatnya berbagai dari sudut pandang.
3. Merumuskan hipotesis.
4. Mengumpulkan data
5. Merumuskan kesimpulan dan menentukan apakah hipotesis
yang telah dibuat diterima atau ditolak. 6.
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah Sedangkan, Amir 2009:24 menyatakan terdapat 7 langkah
pelaksanaan PBL, yaitu sebagai berikut: 1.
Mengklarifikasi Istilah dan Konsep. 2.
Merumuskan Masalah 3.
Menganalisis Masalah 4.
Menata gagasan siswa dan secara sistematis menganalisisnya. 5.
Memformulasikan tujuan pembelajaran 6.
Mencari Informasi tambahan di luar diskusi kelompok. 7.
Mensintesa menggabungkan dan menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk kelas.
Langkah-langkah menurut beberapa ahli tersebut dapat digunakan siswa untuk memecahkan masalah. Dengan adanya langkah-langkah
ini diharapkan siswa dapat berfikir terstruktur untuk menyelesaikan masalah.
Langkah-langkah yang dijelaskan di atas akan disesuaikan atau di modifikasi dengan kemampuan yang dimiliki anak tunarungu kelas III
karena jika langsung diterapkan tanpa modifikasi atau penyesuaian