⁄ ⁄
Dari  bilangan  Nusselt  Nu,  dapat  diperoleh  nilai  koefisien  perpindahan kalor konveksi.
Dari  bilangan  Nusselt  Nu,  bisa  didapat  nilai  koefisien  perpindahan  kalor konveksi :
Atau
Pada Persamaan 2.4 hingga Persamaan 2.5 : Nu
= bilangan Nusselt k
= konduktivitas termal fluida  Wm   C h
= koefisien perpindahan kalor konveksi fluida, Wm
2
C
= panjang karakteristik, untuk silinder horizontal, m
2.4.1.3 Laju Perpindahan Kalor Konveksi Bebas
Dari persamaan di atas, maka dapat diketahui nilai koefisien perpindahan kalor konveksi, maka dapat mencari laju perpindahan kalor konveksi dengan
menggunakan Persamaan 2.2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
q = h A T
w
-T .................................................................................................. 2.2
2.4.2 Konveksi Paksa
Konveksi  paksa  terjadi  dikarenakan    adanya  perbedaan  suhu  yang mengalir  dan  fluida  yang  bergerak  yang  disebabkan  oleh  alat  bantu  alat  bantu
seperti kipas, blower atau pompa. Nilai koefisien perpindahan kalor ini lebih besar dibandingkan  dengan  konveksi  bebas  sehingga  proses  pendinginan  berlangsung
lebih  cepat.  Untuk  menghitung  laju  peprindahan  kalor  konveksi  paksa  perlu diketahui  nilai  koefisien  perpindahan  kalor  konveksi  h  yang  dapat  dihitung
menggunakan bilangan Nusselt. Bilangan Nusselt dapat didapat melalui Bilangan Reynold. Bilangan Nusselt harus sesuai dengan aliran fluidanya, karena bilangan
Nusselt  untuk  setiap  aliran  fluida  memiliki  nilai  yang  beragam  laminer,  transisi atau turbulen.
2.4.2.1 Aliran Laminer
Gambar 2.3 Aliran Laminer Syarat  aliran laminer  pada plat atau bidang datar  adalah Re
x
5 x  10
5
dan Bilangan Reynold dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.6.
Untuk persamaan Nusselt denga X = 0 sampai dengan X = L
2.4.2.2 Aliran Turbulen
Gambar 2.4 Aliran Turbulen Syarat  aliran  turbulen  adalah  5  x  10
5
Re
x
10
7
dan  persamaan  Nusselt dengan x = 0 sampai dengan x = L adalah:
⁄ ⁄
2.4.2.3 Koefisien Perpindahan Kalor Konveksi Paksa
Untuk  berbagai  macam  bentuk  geometri  benda,  koefisien  perpindahan panas rata-rata dapat dihitung dengan Persamaan 2.9
⁄
Pada Persamaan 2.8 hingga Persamaan 2.9 : Re
= bilangan Reynold PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nu = bilangan Nusselt
Pr = bilangan Prandtl
v
f
= viskositas kinematik fluida, m
2
detik L
= panjang dinding, m U
∞
= kecepatan fluida, ms μ
= viskositas dinamik, kgm s k
f
= konduktivitas termal fluida  Wm   C h
= koefisien perpindahan kalor konveksi fluida, Wm
2
C Besar bilangan C dan n dapat diperoleh melalui Tabel 2.3
Tabel 2.3 Nilai Konstanta C dan n untuk Persamaan 2.9 Re
df
C n
0,4-4 0,989
0,33 4-40
0,911 0,385
40-4000 0,683
0,446 400-40000
0,193 0,618
40000-400000 0,0266
0,805
Sedangkan  untuk  mengetahui  koefisen  koefisien  perpindahan  kalor  paksa  pada bentuk yang bukan silinder, nilai konstanta diperoleh melalui Tabel 2.4
Tabel 2.4  Nilai Konstanta C dan n pada Bentuk Bukan Silinder J.P.Holman, 1995, hal 271
2.5 Perpindahan panas radiasi
Radiasi  merupakan  proses  perpindahan  panas  tanpa  melalui  molekul perantara.  Proses  perpindahan  panas  ini  terjadi  melalui  perambatan  gelombang
elektromagnetik  Semua  benda  memancarkan  radiasi  secara  terus  menerus tergantung  pada  suhu  dan  sifat  permukaannya.  Energi  radiasi  bergerak  dengan
kecepatan 3x10
8
ms. Radiasi  ini biasanya dalam  bentuk  Gelombang Elektromagnetik GEM  yang
berasal  dari  matahari.  Sinar  Gelombang  Elektromagnetik  tersebut  dibedakan berdasarkan  panjang  gelombang  dan  frekuensinya.  Semakin  besar  panjang
gelombang  semakin  kecil  frekuensinya.  Energi  radiasinya  tergantung  dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
besarnya  frekuensi  dalam  arti  semakin  besar  frekuensi  semakin  besar  energi radiasinya. Sinar Gamma adalah gelombang elektromagnetik dan sinar radioaktif
dengan energi radiasi terbesar. Dalam  kasus  ini,  terdapat  hal  yang  disebut  radiasi  benda  hitam,  yang
memaparkan  bahwa  semakin  hitam  benda  tersebut  maka  energi  radiasi  yang dikenainya  juga  makin  besar  Oleh  karena  itu,  warna  hitam  dikatakan  sempurna
menyerap panas, sedangkan warna putih mampu memantulkan panas atau cahaya dengan  sempurna.  Sehingga  emisivitas  bahan  kemampuan  menyerap  panas
untuk  warna  hitam  e  =  1.  Persamaan  perpindahan  panas  secara  radiasi  dapat dilihat pada Persamaan 2.10
q =      A T
4
.................................................................................................... 2.10 pada Persamaan 2.10 :
q : laju perpindahan panas, W
: emisivitas bahan 0 ≤ e ≤ 1
: konstanta Boltzmann 5.67x10
-8
, Wm
2
K
4
A : luas penampang benda, m
2
T : suhu mutlak benda, K
2.6 Sirip
Sirip  adalah  piranti  yang  berfungsi  untuk  mempercepat  laju  perpindahan panas  dengan  cara  memperluas  luas  permukaan  benda.  Ketika  suatu  benda
mengalami perpindahan panas secara konveksi, maka laju perpindahan panas dari benda  tersebut  dapat  dipercepat  dengan  cara  memasang  sirip  sehingga  luas
permukaan  benda  semakin  luas  dan  pendinginannya  semakin  cepat.  Jenis-jenis sirip :
a. Sirip Bentuk Persegi
Salah satu contoh sirip berbentuk persegi adalah seperti tersaji pada Gambar 2.5
Gambar 2.5 Sirip dengan Bentuk Persegi Sirip dengan bentuk persegi merupakan sirip  yang sederhana jika dianggap
bahwa  panjang  maupun  lebar  sisinya  tetap.  Pertanyaan  sering  muncul  adalah mengenai  seberapa  signifikan  perbedaan  permukaan  benda  yang  diberi  sirip
dengan  yang  tidak  diberi  sirip.  Yang  jelas,  sirip  akan  mempercepat  laju perpindahan panas ketika sirip memiliki panjang dan bentuk yang optimal.
b. Sirip Bentuk Segitiga
Salah  satu  cotnoh  sirip  berbentuk  segitiga  adalah  seperti  tersaji  pada Gambar 2.6