fisik dan kimia yang dapat terjadi pada sediaan. Sediaan dalam bentuk cairan diberikan beberapa kondisi stress seperti suhu dan paparan cahaya. Uji Freeze-
Thaw untuk sediaan dalam bentuk cairan dilakukan dalam beberapa siklus untuk mengetahui pengaruh dari kondisi stress yang diberikan pada sediaan Huynh-Ba,
2009. Uji stabilitas dilakukan untuk memastikan kandungan atau produk yang
diprediksikan tetap stabil meskipun dengan kondisi ekstrim. Uji stabilitas Freeze- Thaw dilakukan dalam lima siklus untuk mengevaluasi perubahan fisik yang
terjadi pada sediaan gel hand sanitizer.
1. Stabilitas organoleptis
Uji organoleptis yang dilakukan pada akhir siklus Freeze-Thaw menunjukkan bahwa sediaan tidak mengalami perubahan dari segi bentuk,
warna, dan bau. Sediaan gel hand sanitizer tidak mengalami pemisahan ataupun pertumbuhan mikroba sehingga dapat dikatakan sediaan gel hand
sanitizer stabil secara organoleptis.
2. Stabilitas pH
Uji pH yang dilakukan pada akhir siklus Freeze-Thaw menunjukkan bahwa sediaan tidak mengalami perubahan pH sehingga dapat dikatakan
sediaan gel hand sanitizer memiliki pH yang stabil.
3. Pergeseran viskositas
Pergeseran viskositas sediaan selama siklus Freeze-Thaw perlu diamati untuk mengetahui pengaruh siklus Freeze-Thaw terhadap pergeseran
viskositas. Hasil pengujian viskositas pada lima siklus ditunjukkan pada gambar 15.
0,0000 0,2000
0,4000 0,6000
0,8000 1,0000
Siklus 0 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Siklus 4 Siklus 5
Viskositas Pa.s
F1 FA
FB FAB
Gambar 15. Grafik pergeseran viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot
Hasil pengujian viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot selama siklus uji Freeze-Thaw mengalami peningkatan viskositas
pada formula 1 dan menunjukkan penurunan viskositas pada formula A, B, dan AB. Pergeseran viskositas pada formula 1 dan B berbeda bermakna BB
dengan p-value 0,05 menunjukkan formula 1 memiliki viskositas yang tidak stabil. Pergeseran viskositas berbeda tidak bermakna BTB pada formula A
dan AB dengan p-value 0,05 menunjukkan formula A dan AB memiliki viskositas yang stabil. Formula 1 dan B memiliki viskositas yang tidak stabil
dapat disebabkan komposisi CMC Na yang digunakan pada level rendah yaitu 2,7 gram dalam 300 gram sediaan menghasilkan pembentukan matriks yang
rendah sehingga tidak dapat mempertahankan stabilitas dari sediaan pada 5 siklus uji stabilitas fisik Freeze-Thaw.
Formula AB meskipun memiliki viskositas yang stabil tetapi pada siklus ke-3 diduga gel dengan gelling agent CMC Na mengalami thermoreversible
diakibatkan karena perlakuan suhu rendah yang dapat meningkatkan viskositas dan suhu tinggi yang dapat menurunkan viskositas sediaan Yang and Zhu,
2007. Viskositas formula AB menurun dari siklus ke-1 sampai siklus ke-2. Kemudian mengalami kenaikan viskositas pada siklus ke-3 dan terjadi
penurunan kembali pada siklus ke-4 sampai siklus ke-5. Komposisi CMC Na mempengaruhi stabilitas fisik sediaan karena fungsi
lain dari CMC Na adalah sebagai agen penstabilisasi Rowe et al., 2009. Sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot dengan komposisi
CMC Na level tinggi memiliki viskositas yang stabil dan CMC Na level rendah memiliki viskositas yang tidak stabil. Gliserin memiliki fungsi sebagai anti
beku yang dapat menurunkan titik beku pada kandungan air Chern, 2008 dalam sediaan pada konsentrasi 10 - 66,7 Rowe et al., 2009.
Gliserin pada level tinggi dengan konsentrasi 50 dalam sediaan dapat berfungsi sebagai anti beku tetapi komposisi CMC Na lebih mempengaruhi
stabilitas viskositas dari sediaan selama lima siklus uji stabilitas fisik Freeze- Thaw. Hal ini ditunjukkan pada formula B dengan komposisi CMC Na level
rendah dan gliserin level tinggi memiliki viskositas yang tidak stabil, sedangkan pada formula A dengan komposisi CMC Na level tinggi dan gliserin
level rendah memiliki viskositas yang stabil selama 5 siklus uji stabilitas fisik Freeze-Thaw.
4. Pergeseran daya sebar