64
3.5.7. Alat Ukur Tekanan
Gambar 3.22 Bourdon tube pressure gauge.
Penelitian ini menggunakan alat ukur tekanan berupa bourdon tube pressure gauge seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.22 dan mempunyai
spesifikasi teknis yang ditunjukkan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Spesifikasi teknis bourdon tube pressure gauge. Bourdon Tube
Type Overall
Range bar
Overall Range
psi Resolution
bar Resolution
psi
Tekiro AU PG100C
0 to 6 0 to 80
0,25 2,5
3.5.8. Alat Ukur Debit Aliran
Penelitian ini menggunakan alat ukur debit aliran berupa orifice plate seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.23. orifice plate digunakan untuk
mengukur laju aliran massa dari suatu aliran. Karena orifice plate memiliki perbedaan penampang pada kedua sisinya, maka akan menghasilkan perbedaan
tekanan yang dihasilkan oleh suatu aliran. Perbedaan tekanan aliran yang dihasilkan akan dilakukan pembacaan ukuran melalui alat ukur Manometer Pipa
65
U Air Raksa sehingga dapat digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap besarnya laju aliran massa suatu aliran. Air raksa yang digunakan pada
Manometer Pipa U dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.24 beserta dengan propertinya yang ditunjukkan pada Tabel 3.12.
Gambar 3.23 Orifice plate.
Gambar 3.24 Air raksa.
Tabel 3.12 Properti air raksa pada tekanan 1 atm dan temperatur 20
˚C [White, 2011].
No. Properti
Nilai Satuan
1 Temperatur T
20 ˚C
2 Rapat massa
ρ 13.550
kgm
3
3 Viskositas dinamik
1,56 x 10
-3
N.sm
2
4 Viskositas kinematik
1,15 x 10
-7
m
2
s PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3.5.9. Roll Meter
Pada penelitian ini roll meter digunakan sebagai alat bantu pembacaan ukuran pada Manometer Pipa U Air Raksa. Bentuk dari roll meter yang
digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.25, sedangkan aplikasi roll meter pada Manometer Pipa U Air Raksa dapat dilihat pada Gambar 3.26.
Gambar 3.25 Roll meter.
Gambar 3.26 Aplikasi roll meter pada Manometer Pipa U Air Raksa.
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui performa steam ejector berdasarkan nilai entrainment ratio
ω dan expansion ratio ER. Penelitian ini menggunakan variasi tekanan kerja pada boiler primary pressure, temperatur
kerja pada evaporator secondary temperature, dan primary nozzle exit position NXP. Primary pressure P
p
menggunakan 4 empat variasi tekanan, yaitu 1 bar, 2 bar, 3 bar, dan 4 bar. Secondary temperature T
s
menggunakan 4 empat variasi temperatur, yaitu 50
˚C, 60 ˚C, 70 ˚C, dan 80 ˚C. Sedangkan primary nozzle exit position NXP menggunakan 3 tiga variasi ukuran, yaitu -5 mm, 0
mm, dan +5 mm. Berbagai macam variasi yang dilakukan pada penelitian ini digunakan
untuk mengetahui besarnya nilai entrainment ratio ω dan expansion ratio ER
beserta dengan hubungan antara kedua nilai tersebut terhadap performa steam ejector. Besarnya nilai entrainment ratio
ω dan expansion ratio ER dapat diketahui melalui grafik hasil penelitian beserta dengan pembahasan yang
disajikan pada pembahasan hasil penelitian berikut ini.
4.1. Pengaruh Primary Nozzle Exit Position Terhadap Nilai Entrainment