Pengaruh Primary Nozzle Exit Position Terhadap Hubungan Antara Pengaruh Primary Nozzle Exit Position Terhadap Hubungan Antara

81

4.5.1. Pengaruh Primary Nozzle Exit Position Terhadap Hubungan Antara

Nilai Expansion Ratio dan Nilai Entrainment Ratio Pada Secondary Temperature 50 ˚C 8 12 16 20 24 28 32 -0,6 -0,4 -0,2 0,0 0,2 0,4 E n tr ain m en t Rat io Expansion Ratio NXP -5 mm NXP 0 mm NXP +5 mm Gambar 4.11 Grafik pengaruh primary nozzle exit position terhadap hubungan antara nilai expansion ratio dan nilai entrainment ratio pada secondary temperature 50 ˚C. Gambar 4.11 menunjukkan bahwa semakin meningkatnya nilai expansion ratio akan mengakibatkan nilai entrainment ratio menurun. Nilai expansion ratio meningkat diakibatkan oleh semakin meningkatnya primary pressure. Akan tetapi, dengan semakin meningkatnya primary pressure akan mengakibatkan nilai entrainment ratio menurun, dimana primary pressure yang semakin meningkat akan mengakibatkan kecepatan aliran primary fluid semakin meningkat yang mengakibatkan primary mass flow rate meningkat [Ma et al., 2010]. Tingginya nilai expansion ratio juga dapat mengakibatkan terjadinya back pressure, dimana tekanan primary fluid yang melewati primary nozzle masih lebih tinggi daripada tekanan secondary fluid, sehingga secondary fluid tidak dapat terhisap ke dalam area mixing chamber karena area penghisapan entrained duct yang terbentuk di dalam area mixing chamber semakin sempit, sehingga dapat mengakibatkan primary fluid mengalir ke dalam saluran evaporator [Sriveerakul PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 et al., 2007]. NXP +5 mm mempunyai hubungan antara nilai expansion ratio dan nilai entrainment ratio paling optimal di antara NXP 0 mm dan NXP -5 mm dengan nilai entrainment ratio sebesar 0,2100, 0,1151, 0,0829, dan 0,0644 pada nilai expansion ratio sebesar 8,0972, 16,1943, 24,2915, dan 32,3887.

4.5.2. Pengaruh Primary Nozzle Exit Position Terhadap Hubungan Antara

Nilai Expansion Ratio dan Nilai Entrainment Ratio Pada Secondary Temperature 6 0 ˚C 4 8 12 16 20 -0,6 -0,4 -0,2 0,0 0,2 0,4 E n tr ain m en t Rat io Expansion Ratio NXP -5 mm NXP 0 mm NXP +5 mm Gambar 4.12 Grafik pengaruh primary nozzle exit position terhadap hubungan antara nilai expansion ratio dan nilai entrainment ratio pada secondary temperature 60 ˚C. Gambar 4.12 menunjukkan bahwa nilai entrainment ratio akan menurun seiring dengan meningkatnya nilai expansion ratio. Menurunnya nilai entrainment ratio diakibatkan oleh primary pressure yang terus meningkat sehingga mengakibatkan kecepatan aliran primary fluid akan meningkat dan meningkatkan primary mass flow rate [Ma et al., 2010]. Akan tetapi, hal inilah yang mengakibatkan nilai expansion ratio meningkat, dimana primary pressure terus meningkat melebihi secondary pressure yang dihasilkan oleh meningkatnya secondary temperature. Dengan semakin meningkatnya nilai expansion ratio 83 dapat mengakibatkan terjadinya back pressure. Back pressure diakibatkan oleh tekanan primary fluid yang melewati primary nozzle masih lebih tinggi daripada tekanan secondary fluid, sehingga secondary fluid tidak dapat terhisap ke dalam area mixing chamber karena area penghisapan entrained duct yang terbentuk di dalam area mixing chamber semakin sempit, sehingga dapat mengakibatkan primary fluid mengalir ke dalam saluran evaporator [Sriveerakul et al., 2007]. NXP +5 mm mempunyai hubungan antara nilai expansion ratio dan nilai entrainment ratio paling optimal di antara NXP 0 mm dan NXP -5 mm, dimana nilai entrainment ratio yang dihasilkan sebesar 0,2136, 0,1175, dan 0,0842 pada nilai expansion ratio sebesar 5,1440, 10,2881, dan 15,4321, kemudian terjadi back pressure dengan nilai entrainment ratio sebesar -0,0625 pada nilai expansion ratio sebesar 20,5761.

4.5.3. Pengaruh Primary Nozzle Exit Position Terhadap Hubungan Antara

Dokumen yang terkait

Investigasi parameter entrainment ratio steam ejector terhadap model circle dan square nozzle pada perubahan NXP menggunakan computational fluid dynamic.

0 1 177

Analisis eksperimental efek area ratio throat terhadap entrainment ratiosteam ejector refrigeration system.

2 7 131

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH DIAMETER NOZZLE TERHADAP UNJUK KERJA STEAM EJECTOR PADA SISTEM REFRIGERASI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 2 17

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH DIAMETER NOZZLE TERHADAP UNJUK KERJA STEAM EJECTOR PADA SISTEM REFRIGERASI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 5

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH DIAMETER NOZZLE TERHADAP UNJUK KERJA STEAM EJECTOR PADA SISTEM REFRIGERASI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 29

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH DIAMETER NOZZLE TERHADAP UNJUK KERJA STEAM EJECTOR PADA SISTEM REFRIGERASI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 21

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH DIAMETER NOZZLE TERHADAP UNJUK KERJA STEAM EJECTOR PADA SISTEM REFRIGERASI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH DIAMETER NOZZLE TERHADAP UNJUK KERJA STEAM EJECTOR PADA SISTEM REFRIGERASI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

ANALISA PENGARUH VARIASI SUDUT MIXING CHAMBER INLET TERHADAP ENTRAINMENT RATIO PADA STEAM EJECTOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD Bachtiar Setya Nugraha

0 0 9

CFD Analysis of Nozzle Exit Position Effect in Ejector Gas Removal System in Geothermal Power Plant

0 0 13