suatu konstanta antara nol jika N tak terhingga dan 1 jika N = 1. Dengan mengganti
N 1
dengan a, persamaan 3 menjadi:
t t
1 t
F 1
X F
.................................................................... 4 Persamaan ini merupakan bentuk umum yang digunakan dalam menghitung
ramalan dengan metode pemulusan eksponensial. Cara lain untuk menuliskan persamaan 4 adalah dengan susunan sebagai
berikut:
t t
t 1
t
F X
F F
................................................................... 5
Secara sederhana:
t t
1 t
e F
F
........................................................................... 6 Dimana
t
e adalah kesalahan ramalan nilai sebenamya dikurangi ramalan untuk periode t dari 2 bentuk
1 t
F
ini dapat dilihat bahwa ramalan yang dihasilkan dari SES secara sederhana merupakan ramalan yang lalu ditambah suatu bentuk
penyelesaian untuk kesalahan yang terjadi pada ramalan terakhir. Dalam bentuk ini terbukti jika
mempunyai nilai mendekati 1, maka ramalan yang baru akan mencakup penyesuaian kesalahan yang besar pada ramalan sebelumnya. Spyros,
Makridakis, 199,. Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta, Hal 79
2.4.4 Peramalan Demand Bulanan
Antisipasi terhadap adanya kesalahan peramalan dilakukan dengan menyediakan stock pengaman safety stock untuk tiap item pada masing-masing
warehouse dimana besarnya safety stock didasarkan atas besarnya standart deviasi kesalahan peramalan adalah:
MAD 1.25
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dimana :
= Standart deviasi kesalahan peramalan MAD =
Mean Absolute Deviation Untuk distribusi normal, standart deviasi dapat didekati dengan formulasi
1.25 x MAD. Hubungan antara standart deviasi dengan MAD sangat penting dalam menentukan convidence limit dari peramalan dan untuk menentukan level safety
stock dalam sistem persediaan Tersine, 1988.
2.4.5. Pengujian Peramalan
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode MRC Moving Range Chart. Tujuan metode ini adalah untuk memeriksa peramalan-peramalan
yang telah dilakukan, apakah data hasil peramalan sudah dalam kondisi yang terkendali atau belum.
Langkah-langkah dalam
pembuatan MRC adalah sebagai berikut : Biegel,
1992, hal 65 1. Menghitung Rentang Bergerak Moving Range
MR = │d’
t
- d
t
– d’
t - 1
– d
t
- 1 │
Dimana : dt : data aktual tahun tertentu
d’t : data hasil peramalan tahun tertentu 2. Menghitung Rata-rata Bergerak
MR =
1
N R
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Menghitung Batas-batas control Batas Atas BA = + 2.66 MR
Batas Bawah BB = - 2.66 MR 4. Menghitung Titik-titik Simpangan d’t-dt ke dalam peta kendali
Fungsi peramalan yang terpilih dapat dipergunakan, apabila semua titik berada dalam batas kontrol. Tetapi bila mendapatkan suatu titik tak terkendali out
of kontrol, maka kita akan mencari peramalan yang baru.
Gambar 2.9 Bagan Peta Kendali
John E. Biegel ; 1992 Kondisi Out Control, yaitu :
1. Jika ada titik Y,-Yt yang berada diluar batas control BA
atau BB 2.
Aturan tiga titik Dari tiga buah titik yang berurutan, apakah dua titik atau lebih terdapat dalam
salah satu daerah A. 3.
Aturan lima titik Dari lima buah titik yang berurutan, apakah empat titik atau lebih terdapat
dalam satu daerah B.
BA Batas Atas A = 23 . BA
B = 13 . BA Garis Pusat
B = 13 . BB A = 23 . BB
BB Batas Bawah A
B C
A B
C Error
Peramalan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Aturan delapan titik
Dari delapan titik yang berurutan berada pada salah satu sisi dari garis tengah daerah C.
2.5 Penelitian Terdahulu