Uji asumsi data penelitian
79
kemandirian perilaku yang tidak linier. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara pola asuh otoritatif dan kemandirian perilaku.
Uji linearitas yang dilakukan menunjukkan pola asuh permissive - indulgent memiliki harga F linearitas sebesar 0,049 dengan nilai p =
0,827. Hal tersebut menunjukkan hubungan antara variabel pola asuh permissive - indulgent dan kemandirian perilaku yang tidak linier. Hal
ini berarti tidak ada hubungan antara pola asuh permissive – indulgent
dan kemandirian perilaku. Uji linearitas yang dilakukan menunjukkan pola asuh permissive -
indifferent memiliki harga F linearitas sebesar 0,102 dengan nilai p = 0,751. Hal tersebut menunjukkan hubungan antara variabel pola asuh
permissive - indifferent dan kemandirian perilaku yang tidak linier. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara pola asuh permissive
– indifferent dan kemandirian perilaku.
Ringkasan uji linearitas pada pola asuh dengan kemandirian perilaku, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16: Ringkasan Uji Linearitas Pola Asuh dengan Kemandirian Perilaku
F Sig
Skor Pola Asuh Otoriter Skor Kemandirian Perilaku
Between Groups Combined
2,843 0,101
F Sig
Skor Pola Asuh Otoritatif Skor Kemandirian Perilaku
Between Groups Combined
1,220 0,277
F Sig
Skor Pola Asuh Permissive - Indulgent Skor Kemandirian
Perilaku Between Groups
Combined 0,049
0,827
F Sig
Skor Pola Asuh Permissive - Between Groups 0,102 0,751
80
Indifferent Skor Kemandirian Perilaku
Combined
Berdasarkan hasil uji linearitas, diketahui bahwa hubungan antara keempat pola asuh dengan kemandirian nilai tidak berupa garis lurus,
karena nilai signifikansi untuk linearitas lebih besar dari 0,05 syarat p 0,05. Uji linearitas yang dilakukan menunjukkan pola asuh otoriter
memiliki harga F linearitas sebesar 0,174 dengan nilai p = 0,678. Hal ini tersebut menunjukkan hubungan antara variabel pola asuh otoriter
dan kemandirian nilai adalah tidak linier. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara pola asuh otoriter dan kemandirian nilai.
Uji linearitas yang dilakukan menunjukkan pola asuh otoritatif memiliki harga F linearitas sebesar 1,173 dengan nilai p = 0,284. Hal
tersebut menunjukkan hubungan antara variabel pola asuh otoritatif dan kemandirian nilai yang tidak linier. Hal ini berarti tidak ada hubungan
antara pola asuh otoritatif dan kemandirian nilai. Uji linearitas yang dilakukan menunjukkan pola asuh permissive -
indulgent memiliki harga F linearitas sebesar 0,304 dengan nilai p = 0,584. Hal tersebut menunjukkan hubungan antara variabel pola asuh
permissive - indulgent dan kemandirian nilai yang tidak linier. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara pola asuh permissive - indulgent dan
kemandirian nilai. Uji linearitas yang dilakukan menunjukkan pola asuh permissive -
indifferent memiliki harga F linearitas sebesar 4,710 dengan nilai p =
81
0,035. Hal tersebut menunjukkan hubungan antara variabel pola asuh permissive - indifferent dan kemandirian nilai yang tidak linier. Hal ini
berarti tidak ada hubungan antara pola asuh permissive – indifferent dan
kemandirian nilai. Ringkasan uji linearitas pada pola asuh dengan kemandirian nilai,
dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 17: Ringkasan Uji Linearitas Pola Asuh dengan
Kemandirian Nilai F
Sig Skor Pola Asuh Otoriter Skor
Kemandirian Nilai Between Groups
Combined 0,174
0,678 F
Sig Skor Pola Asuh Otoritatif Skor
Kemandirian Nilai Between Groups
Combined 1,173
0,284 F
Sig Skor Pola Asuh Permissive -
Indulgent Skor Kemandirian Nilai
Between Groups Combined
0,304 0,584
F Sig
Skor Pola Asuh Permissive - Indifferent Skor Kemandirian
Nilai Between Groups
Combined 4,710
0,035
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah melakukan uji normalitas dan uji linearitas. Penghitungan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan
uji statistik spearman karena penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian asosiatifhubungan korelasi yang berbentuk data
ordinal Sugiyono, 2011. Data ordinal merupakan data kuantitatif yang berbentuk peringkat atau ranking Sugiyono, 2011. Uji spearman
merupakan uji statistika non-parametrik Sugiyono, 2011. Uji statistika non-parametrik digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal
82
Sugiyono, 2011. Uji statistika non-parametrik tidak menuntut terpenuhinya banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak
harus berdistribusi normal atau linier Sugiyono, 2011. Peneliti menggunakan besaran koefisien korelasi untuk melihat
tingkat hubungan antara kedua variabel termasuk hubungan yang sangat rendah, rendah, sedang, kuat, sangat kuat. Sugiyono dalam Priyatno,
2012 mengungkap kriteria koefisien korelasi spearman sebagai berikut:
Koefisien korelasi Kriteria
0 sampai dengan 0,199 0,20 sampai dengan 0,399
0,40 sampai dengan 0,599 0,60 sampai dengan 0,799
0,80 sampai dengan 1,000 sangat rendah
rendah sedang
kuat sangat kuat
Untuk tanda “-“ negatif diartikan sebagai keterkaitan yang tidak langsung, dengan kriteria yang sama dengan kondisi di atas Supangat,
2007. Spiegel Stephens 2007 mengatakan apabila koefisien korelasi lemahtidak kuat, maka sampel tidak dapat mewakili populasi.
Sebaliknya, apabila koefisien korelasi kuat, maka sampel dapat mewakili populasi.
Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh otoriter, permissive
– indulgent, dan permissive –
83
indifferent dengan kemandirian emosional, perilaku, dan nilai pada remaja clubber. Selain itu, tidak ada hubungan positif antara pola asuh
otoritatif dengan kemandirian emosional, perilaku, dan nilai pada remaja clubber.
Dari tabel skor rata-rata remaja clubber dapat dilihat bahwa analisis dari variabel pola asuh otoriter dan kemandirian emosional
menunjukkan skor korelasi r = -.124 dengan probabilitas 0,344 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
pola asuh otoriter dengan kemandirian emosional. Skor koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan yang sangat rendah.
Kemandirian perilaku menunjukkan skor korelasi r = -.228 dengan probabilitas 0,079 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh otoriter dengan kemandirian perilaku. Skor koefisien korelasi menunjukkan kekuatan
hubungan yang rendah. Kemandirian nilai menunjukkan skor korelasi r = -.060 dengan
probabilitas 0,647 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh otoriter dengan kemandirian nilai. Skor
koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan yang sangat rendah.
Hasil lainnya dalam penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan positif antara pola asuh otoritatif dengan kemandirian
emosional, perilaku, dan nilai pada remaja clubbers. Dari tabel skor
84
rata-rata remaja clubber, dapat dilihat bahwa analisis dari variabel pola asuh otoritatif dan kemandirian emosional menunjukkan skor korelasi r
= 0,082 dengan probabilitas 0,268 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif antara pola asuh
otoritatif dengan kemandirian emosional. Skor koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan yang sangat rendah.
Kemandirian perilaku menunjukkan skor korelasi r = 0,135 dengan probabilitas 0,152 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan positif antara pola asuh otoritatif dengan kemandirian perilaku. Skor koefisien korelasi menunjukkan kekuatan
hubungan yang sangat rendah. Kemandirian nilai menunjukkan korelasi r = 0,139 dengan
probabilitas 0,144 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif antara pola asuh otoritatif memiliki dengan
kemandirian nilai. Skor koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan yang sangat rendah.
Hasil lain dalam penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh permissive
– indulgent dengan kemandirian emosional, perilaku, dan nilai pada remaja clubbers. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa analisis dari variabel pola asuh permissive –
indulgent dan kemandirian emosional menunjukkan skor korelasi r = 0,064 dengan probabilitas 0,628 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh permissive – indulgent
85
dengan kemandirian emosional. Skor koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan yang sangat rendah.
Kemandirian perilaku menunjukkan skor korelasi r = -.053 dengan probabilitas 0,690 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh permissive – indulgent
dengan kemandirian perilaku pada remaja clubber. Skor koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan yang sangat rendah.
Kemandirian nilai menunjukkan skor korelasi r = 0,043 dengan probabilitas 0,745 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara pola asuh permissive – indulgent dengan
kemandirian nilai. Skor koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan yang sangat rendah.
Hasil lain dalam penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh permissive
– indifferent dengan kemandirian emosional, perilaku, dan nilai pada remaja clubber. Dari tabel skor
rata-rata remaja clubber dapat dilihat bahwa analisis dari variabel pola asuh permissive
– indifferent dan kemandirian emosional menunjukkan skor korelasi r = -.092 dengan probabilitas 0,484 p 0,05. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh permissive
– indifferent dengan kemandirian emosional pada remaja clubber. Skor koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan yang
sangat rendah.
86
Kemandirian perilaku menunjukkan skor korelasi r = -.077 dengan probabilitas 0,559 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh permissive – indifferent
dengan kemandirian perilaku pada remaja clubber. Skor koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan yang sangat rendah.
Kemandirian nilai menunjukkan skor korelasi r = -.245 dengan probabilitas 0,059 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara pola asuh permissive – indifferent dengan
kemandirian nilai pada remaja clubber. Skor koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan yang rendah.