Definisi Gaya Pengasuhan Gaya Pengasuhan

33 Keempat klasifikasi pengasuhan mencakup dimensi penerimaan dan kemampuan untuk mendengar, serta menuntut dan mengendalikan. Tabel 1: Karakteristik Anak Berdasarkan Pola Asuh POLA ASUH KARAKTERISTIK ANAK Pengasuhan otoriter Kehangatan yang rendah serta keterlibatan positif yang rendah juga, tidak mempertimbangkan keinginan anak dan pendapat anak, memaksakan peraturan tanpa menjelaskan pada anak secara jelas, menunjukkan kemarahan dan perasaan tidak senang, berkonfrontasi dengan anak terhadap perilaku buruknya dan menggunakan hukuman. Temperamental, tidak senang, tidak memiliki tujuan, penuh ketakutan, mudah stress, menarik diri, tidak percaya terhadap orang lain. Pengasuhan otoritatif Hangat, terlibat, menunjukkan dukungan dan rasa senang terhadap tingkah laku anak yang konstruktif, mempertimbangkan keinginan anak, memberikan berbagai alternatif pilihan, berkomunikasi dengan mereka secara jelas, menunjukkan rasa tidak senang terhadap tingkah laku yang buruk. Ceria, memiliki tujuan, memiliki kontrol diri, mandiri orientasi terhadap prestasi, menunjukkan minat dan rasa ingin tahu terhadap situasi baru, memiliki energi yang banyak, menjaga hubungan dengan teman sebaya, dapat bekerja sama dengan orang dewasa, dapat mengatasi stress dengan baik. Pengasuhan permissive-indulgent Memiliki kehangatan yang cukup, mendukung pengekspresian secara bebas terhadap keinginan anak, tidak mengomunikasikan peraturan secara jelas dan tidak memaksa mereka untuk mematuhinya, membiarkan ataupun menerima perilaku buruk anak, memiliki kedisiplinan yang tidak konsisten, tingkah laku yang mandiri, tidak menuntut ataupun mengendalikan. Agresif, cepat marah tetapi cepat pula untuk langsung dapat ceria, tidak memiliki kontrol diri, menunjukkan sifat mandiri yang rendah, impulsif, rendah dalam orientasi prestasi, tidak memiliki tujuan, kurang memiliki rasa ingin tahu. Pengasuhan permissive-indifferent Berkonsentrasi pada diri sendiri, secara umum tidak responsif, berusaha memuaskan diri sendiri dan tidak memedulikan kebutuhan anak, gagal untuk memonitor kegiatan anak, hubungan dengan anak cenderung depresif, penuh kecemasan, dan butuh akan kedekatan emosi akibat dari perceraian. Temperamental, memiliki perasaan tidak aman, impulsif, agresif, memiliki kepercayaan diri yang rendah, tidak bertanggung jawab, tidak dewasa, cenderung berteman dengan teman sebaya yang nakal. 34

E. Remaja Clubbers

Sarwono 2011 mengatakan bahwa batasan remaja yang mendekati batasan usia PBB adalah kurun usia 14 –24 tahun. Ichsan dan Handoyo 2014 mengatakan remaja clubber merupakan remaja yang menghibur diri karena mendapat tekanan dari orang tua mereka. Solusi yang ditempuh untuk menghilangkan masalah tersebut yakni dengan cara berdugem. Ajakan dari teman-teman juga mempengaruhi subjek karena akan membawa suasana baru dan semangat. Selain itu, permasalahan dalam keluarga mereka membuat remaja tersebut kesepian karena tidak ada yang menemani mereka di rumah. Hal ini membuat para remaja memanfaatkan waktu luang mereka yang kosong tanpa keluarga dengan pergi ke club. Kepenatan akan jadwal sekolah yang padat juga menjadi alasan mereka untuk pergi ke club. Noerham 2012 menambahkan bahwa remaja menjadi clubber karena ingin mencari uang di dalam club itu sendiri. Selain itu, jauh dari orang tua seperti harus kos membuat mereka merasa bebas melakukan segala hal. Hal ini juga berhubungan dengan rasa ingin tahu remaja yang cukup besar. Ichsan Handoyo 2014 mengatakan bahwa permasalahan dalam keluarga membuat remaja clubber merasa kesepian karena tidak ada yang menemani di rumah karena orang tua sudah bercerai, dan tidak peduli lagi dengan anak. Remaja clubber tinggal bersama dengan ibunya sedangkan ayahnya sudah menikah lagi dan sudah tidak peduli dengan anaknya. Ibu subjek mempunyai kesibukan bekerja sehingga tidak ada yang mengawasi dan mengurusi. Tindakan dari orang tua untuk mengontrol anak juga tidak ada karena kurangnya pengawasan. Subjek