Masa Sebelum Penjajahan Belanda

18 yang diberlakukan tetap menggunakan hukum pidana Belanda yang berdasarkan pada pasal 131 jo. pasal 163. Pada masa ini terdapat dualisme hukum pidana karena wilayah Hindia Belanda dibagi menjadi dua bagian dibawah penguasaan militer yang tidak saling membawahi. Angkatan Laut Jepang menguasai wilayah Indonesia timur yang berkedudukan di Makasar sedangkan Angkatan Darat Jepang menguasai Wilayah Indonesia barat yang berkedudukan di Jakarta Kanter dan Sianturi dalam Bahiej, 2006.

3. Masa Setelah Kemerdekaan

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, pemberlakuan hukum pidana di Indonesia dibagi ke dalam empat masa dengan mengacu pada berlakunya empat konstitusi di Indonesia, yaitu : 1. Tahun 1945-1949 Pada masa ini, konstitusi yang berlaku adalah konstitusi Undang-Undang Dasar 1945. Pada awal kemerdekaan ini, sistem hukum yang berlaku sementara tetap menggunakan peraturan-peraturan yang sudah ada dan berlaku sejak Indonesia belum merdeka. Kemudian pada tahun 1946 dikeluarkan UU No.1 tahun 1946 yang dijadikan dasar yuridis bagi pemberlakuan hukum pidana warisan kolonial sebagai hukum positif di Indonesia. Meskipun Indonesia secara de jure 19 telah memproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka, namun secara de facto Indonesia masih berada dalam penjajahan Belanda. Pada tanggal 22 September 1945 NICA Belanda mengeluarkan aturan pidana yang berjudul Tijdelijke Biutengewonge Bepalingen van Strafrecht Ketentuan- Ketentuan Sementara yang Luar Biasa Mengenai Hukun Pidana. Kedua hukum yang dikeluarkan oleh pemerintahan Indonesia dan pemerintahan Belanda diberlakukan secara bersama-sama di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, masa ini disebut juga masa dualisme KUHP Wantjik dalam Bahiej, 2006. 2. Tahun 1949-1950 Pada masa ini konstitusi UUD 1945 tidak berlaku lagi dan digantikan Konstitusi Republik Indonesia. Berdasarkan pada pasal 192 RIS, maka secara praktis hukum pidana yang berlaku tetap Wetboek van Strafrecht yang disebut juga sebagai Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Meskipun demikian, dualisme KUHP masih berlangsung dalam masa ini. 3. Tahun 1950-1959 Pada tahun 1950 Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sehingga Indonesia kembali menjadi negara republik kesatuan. Pada masa peralihan ini konstitusi yang berlaku adalah Undang-Undang Dasar Sementara. Berdasarkan pasal