81
Juni 2012 16.12
WIB Perpustakaan
Lembaga Pemasyarakatan
Kelas II A Kota Magelang
pertanyaan yang
terlewatkan pada
wawancara pertama dan
kedua.
• Menanyakan
tentang rekomendasi
terhadap rehabilitasi
narapidana dan pelatihan
kerja. ruangan sepi,
hanya ada
peneliti dan
subjek, suasana
di luar ruangan
cenderung tenang
sehingga proses
wawancara berjalan
dengan lancar.
Tabel 4 Jadwal Wawancara Subjek 3 HH
Hari dan Tanggal
Waktu Tempat
Kegiatan Kondisi
Lingkungan
Senin, 18 Juni 2012
12.20 –
12.48 WIB
Ruang Perpustakaan
Lembaga Pemasyarakatan
Kelas II A Kota Magelang
• Melakukan
raport. •
Menjelaskan tentang
maksud dan tujuan
penelitian.
• Meminta
subjek menandatang
ani
surat persetujuan.
• Menanyakan
tentang profil pribadi
subjek.
• Menanyakan
tentang evaluasi
Kondisi ruangan sepi,
hanya ada
peneliti dan
subjek, suasana
di luar ruangan
cenderung tenang
sehingga proses
wawancara berjalan
dengan lancar.
82
pelatihan kerja.
Kamis, 21 Juni 2012
14.45 –
15.36 WIB
Ruang Perpustakaan
Lembaga Pemasyarakatan
Kelas II A Kota Magelang
• Menanyakan
pertanyaan yang
terlewatkan pada
wawancara pertama.
• Menanyakan
tentang rehabilitasi
narapidana. Kondisi
ruangan sepi, hanya
ada peneliti
dan subjek,
suasana di
luar ruangan cenderung
tenang sehingga
proses wawancara
berjalan dengan lancar.
Kamis, 28 Juni 2012
14.15 –
14.47 WIB
Ruang Perpustakaan
Lembaga Pemasyarakatan
Kelas II A Kota Magelang
• Menanyakan
pertanyaan yang
terlewatkan pada
wawancara pertama dan
kedua.
• Menanyakan
tentang rekomendasi
terhadap rehabilitasi
narapidana dan pelatihan
kerja. Kondisi
ruangan sepi, hanya
ada peneliti
dan subjek,
suasana di
luar ruangan cenderung
tenang sehingga
proses wawancara
berjalan dengan lancar.
Tabel 5 Jadwal Wawancara Subjek 4 MM
Hari dan Tanggal
Waktu Tempat
Kegiatan Kondisi
Lingkungan
Senin, 18 Juni 2012
12.55 –
13.30 Ruang
Perpustakaan •
Melakukan raport.
Kondisi ruangan sepi,
83
WIB Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Kota
Magelang •
Menjelaskan tentang
maksud dan tujuan
penelitian.
• Meminta
subjek menandatang
ani
surat persetujuan.
• Menanyakan
tentang profil pribadi
subjek.
• Menanyakan
tentang evaluasi
pelatihan kerja.
hanya ada
peneliti dan
subjek, suasana
di luar ruangan
cenderung tenang
sehingga proses
wawancara berjalan
dengan lancar.
Kamis, 21 Juni 2012
16.00 –
16.35 WIB
Ruang Perpustakaan
Lembaga Pemasyarakatan
Kelas II A Kota Magelang
• Menanyakan
pertanyaan yang
terlewatkan pada
wawancara pertama.
• Menanyakan
tentang rehabilitasi
narapidana. Kondisi
ruangan sepi, hanya
ada peneliti
dan subjek,
suasana di
luar ruangan cenderung
tenang sehingga
proses wawancara
berjalan dengan lancar.
Kamis, 28 Juni 2012
13.25 –
14.00 WIB
Ruang Perpustakaan
Lembaga Pemasyarakatan
Kelas II A Kota Magelang
• Menanyakan
pertanyaan yang
terlewatkan pada
wawancara pertama dan
kedua.
• Menanyakan
tentang Kondisi
ruangan sepi, hanya
ada peneliti
dan subjek,
suasana di
luar ruangan cenderung
tenang sehingga
84
rekomendasi terhadap
rehabilitasi narapidana
dan pelatihan kerja.
proses wawancara
berjalan dengan lancar.
B. Hasil Penelitian 1. Profil Subjek
a. Subjek 1 Subjek 1 dalam penelitian ini adalah seorang laki-laki
berinisial YL berusia 33 tahun yang merupakan seorang narapidana residivis dengan pidana penjara selama 2 tahun 3 bulan karena terbukti
melanggar pasal 362 KUHP, yaitu melakukan tindakan pencurian. Pada saat pengambilan data subjek sudah menjalani 1 tahun hukuman
dari vonis yang dijatuhkan. Hukuman yang dijalani subjek sekarang merupakan hukuman keempat kalinya bagi subjek. Subjek pertama
kali terjerat kasus hukum karena melakukan tindakan pencurian sepeda motor dengan dijatuhi putusan pidana 1 tahun 6 bulan penjara. Alasan
subjek melakukan pencurian adalah karena faktor ekonomi sebagai akibat dari pemecatan kerja. Sebelumnya subjek yang merupakan
lulusan STM Sekolah Teknik Menengah jurusan kelistrikan bekerja sebagai teknisi di sebuah pabrik. Dua bulan setelah bebas dari
hukuman pertama, subjek kembali terjerat kasus hukum karena melakukan perkelahian dengan menggunakan senjata tajam dan
dijatuhi hukuman 6 bulan penjara. Setelah bebas dari hukuman kedua,
85
subjek kembali bekerja sebagai teknisi di Bali. Akan tetapi setelah 4 tahun menjalani masa bebasnya, subjek kembali melakukan pencurian
sepeda motor dan atas perbuatannya itu subjek dijatuhi hukuman 1 tahun 10 bulan penjara. Ketika menjalani hukuman ketiga, subjek
sempat dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Wonosobo dan mengikuti pelatihan kerja meubelair di sana. Subjek dapat mengikuti
pelatihan kerja karena sisa masa hukumannya mencukupi untuk mengikuti proses pelatihan kerja. Keingintahuan subjek terhadap hasil
pelatihan kerja dan petunjuk untuk mendapatkan pekerjaan setelah bebas menimbulkan inisiatif untuk mengikuti pelatihan kerja
meubelair. Prestasi yang dimiliki subjek dari pelatihan kerja membuat subjek setelah bebas langsung diterima kerja di pabrik meubelair
sebagai pihak yang mengadakan pelatihan kerja. Akan tetapi, subjek belum sempat merasakan bekerja di pabrik meubelair karena subjek
ditangkap kembali setelah 5 hari bebas. Penangkapan kepada subjek ini bukan karena subjek melakukan pelanggaran hukum lagi namun
karena terbongkarnya kasus lama yang dulu pernah dilakukan subjek, yaitu pencurian mobil. Oleh karena itu subjek kembali dijerat dengan
kasus pidana pencurian dan dijatuhi hukuman 2 tahun 3 bulan yang sekarang ini sedang dijalani. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa subjek sudah empat kali masuk penjara dimana tiga kali akibat kasus pencurian dan satu kali kasus perkelahian dengan
senjata tajam.
86
Subjek sudah menikah dan dikaruniai seorang anak. Selama subjek menjalani hukuman di penjara, istri subjek mencari nafkah
sendiri untuk kebutuhan keluarga. Karena subjek berulang kali masuk penjara dan keluarga tidak ternafkahi, subjek mengalami perceraian
ketika subjek menjalani hukumannya yang ketiga. Meskipun subjek berulang kali masuk penjara, hubungan subjek dengan keluarga, baik
dengan ibu dan saudara kandung, tetap terjalin dengan baik sedangkan ayah subjek sudah meninggal. Keluarga subjek tetap membesuk subjek
di dalam penjara meskipun faktor ekonomi menyebabkan subjek jarang dibesuk oleh keluarga. Selama di dalam penjara pun subjek
tetap menjalin hubungan yang baik dengan teman-teman di luar penjara, sesama narapidana penghuni penjara dan dengan petugas.
Perubahan hubungan dengan masyarakat muncul ketika mantan narapidana dipandang negatif oleh sebagian masyarakat. Namun,
ketika bebas subjek tidak memiliki masalah dengan masyarakat di tempat tinggal dan tetap masih ada hubungan yang baik.
b. Subjek 2 Subjek 2 dalam penelitian ini adalah seorang laki-laki berinisial
A berusia 41 tahun yang merupakan seorang narapidana residivis dengan pidana penjara selama 4 tahun penjara karena terbukti
melanggar pasal 362 KUHP, yaitu melakukan tindakan pencurian. Hukuman yang dijalani subjek sekarang merupakan hukuman
kesembilan kalinya bagi subjek. Sebelum masuk penjara untuk
87
pertama kalinya, subjek berprofesi sebagai petani dan tingkat pendidikan subjek sampai dengan jenjang SD Sekolah Dasar. Subjek
pertama kali terjerat kasus hukum karena melakukan pencurian sepeda motor dan subjek masih mengulangi tindakan pencurian sampai
kesembilan kalinya. Alasan subjek mengulangi tindakan pencurian adalah karena pengaruh pergaulan dari teman-teman subjek. Subjek
pernah mengikuti program pelatihan kerja produksi shampo saat menjalani masa hukuman ke tujuh kalinya. Alasan subjek mengikuti
program pelatihan kerja adalah karena ada niat dari diri sendiri dan juga disuruh oleh petugas. Akan tetapi, setelah bebas dari hukuman
ketujuh subjek tidak menggunakan hasil keterampilan kerja yang diperoleh karena kembali ke profesi semula, yaitu sebagai petani. Hal
ini dikarenakan subjek tidak memiliki niat untuk mempraktekkannya sebagai akibat dari kesulitan menyediakan peralatan dan bahan baku
sehingga memilih kembali sebagai petani. Selain itu, subjek juga mengikuti program pendidikan SMP Sekolah Menengah Pertama
pada waktu hukuman kesembilan yang sedang dijalani sekarang ini meskipun sampai sekarang subjek masih belum tahu akan mengambil
jenjang SMA atau tidak. Subjek sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Hubungan
subjek dengan keluarga tetap terjalin dengan baik meskipun subjek berulang kali masuk penjara. Subjek pernah meminta istrinya untuk
menceraikannya karena berulang kali masuk penjara, namun istri
88
subjek tetap tidak mau menceraikan subjek. Selama subjek di dalam penjara, istri subjek yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dengan dibantu kakak subjek sendiri. Hubungan subjek dengan masyarakat tempat tinggal subjek juga tetap berjalan dengan baik
ketika subjek menjalani masa bebasnya karena subjek pernah mendapat tanggung jawab sebagai hansip. Selama menjalani hukuman
pidana kurungan, subjek juga tetap menjalin hubungan yang baik dengan teman-teman di luar penjara, dengan sesama narapidana
penghuni penjara dan dengan petugas. c. Subjek 3
Subjek 3 dalam penelitian ini adalah seorang laki-laki berinisial HH berusia 28 tahun yang merupakan narapidana residivis dengan
pidana penjara selama 1 tahun 6 bulan karena terbukti melanggar pasal 363 KUHP, yaitu melakukan tindakan pencurian dengan kekerasan.
Pada saat pengambilan data subjek sudah menjalani 7 bulan penjara dari vonis hukuman yang dijatuhkan. Hukuman yang dijalani subjek
sekarang merupakan hukuman keempat kalinya bagi subjek. Sebelum masuk penjara, pada awalnya subjek bekerja sebagai buruh dan tingkat
pendidikan subjek sampai dengan jenjang SMP Sekolah Menengah Pertama. Subjek pertama kali terjerat kasus hukum karena melakukan
tindakan pencurian dan dijatuhi putusan pidana 1 tahun 6 bulan penjara. Alasan subjek melakukan pencurian adalah karena kebutuhan
ekonomi. Setelah bebas dari hukuman pertama, subjek bekerja sebagai