Deskripsi Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pengadaan

Panti Rini Kalasan Yogyakarta. Namun dalam pelaksanaannya petugas di masing-masing fungsi masih merangkap tugas. Contohnya karyawan bagian gudang memegang fungsi gudang, fungsi pembelian, dan fungsi penerimaan. Berdasarkan analisis lapangan dalam sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan ditemukan hasil bahwa fungsi yang terkait dalam sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan tidak sesuai dengan teori, karena fungsi yang terdapat dalam teori tidak sesuai dengan yang diterapkan dalam praktik, namun fungsi gudang masih merangkap sebagai fungsi pembelian, fungsi penerimaan barang.

2. Deskripsi Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pengadaan

dan Pemakaian Obat dan Alat Kesehatan di RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta: a. Prosedur Permintaan Pembelian Prosedur permintaan pembelian di RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta hanya dilakukan untuk pembelian yang tidak rutin. Pembelian obat dan alat kesehatan RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta termasuk dalam pembelian rutin, sehingga berapapun dan kapanpun ketika bagian gudang akan melakukan pembelian obat dan alat kesehatan langsung membuat order pembelian untuk kemudian diotorisasi oleh bagian pembelian. b. Prosedur Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta tidak melakukan prosedur penawaran harga karena prosedur ini dilakukan oleh RS Panti Rapih. RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta hanya melakukan pemilihan pemasok. Pemasok yang menjadi mitra RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta sebelumnya sudah diseleksi terlebih dahulu, misalnya pemasok dipilih dari cepatnya pengiriman pesanan dan barang yang dijual berkualitastidak cacat. c. Prosedur Order Pembelian Transaksi pengadaan obat dan alat kesehatan di RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta dimulai dari bagian gudang. Bagian gudang membuat order pembelian untuk kemudian diotorisasi kepala apoteker sebagai penanggung jawab pengadaan obat dan alat kesehatan. Bagian gudang mengarsipkan order pembelian lembar ke lima, kemudian bagian gudang membuat catatan di buku ekspedisi untuk di bawa ke RS Panti Rapih melalui bagian ekspedisi. Bagian ekspedisi mengirim order pembelian yang sudah diotorisasi ke RS Panti Rapih dengan membawa buku ekspedisi. Bagian akuntansi, pembelian dan keuangan RS Panti Rapih mengarsipkan order pembelian. Bagian pembelian memesankan obat dan alat kesehatan sesuai dengan order pembelian kepada pemasok. Pemesanan bisa dilakukan via telp ataupun dengan pesan langsung kepada sales. Pemasok menyiapkan pengiriman sesuai order pembelian dan mengirimkan barang beserta faktur penjualansurat jalan ke RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta. d. Prosedur Penerimaan Barang Bagian Gudang menerima barang yang sudah dipesan ke pemasok beserta faktur penjualansurat jalan. Kemudian bagian gudang mencocokkan barang, faktur penjualansurat jalan dengan Order Pembelian OP. Bila cocok, faktur penjualansurat jalan ditandatangani dan faktur penjualansurat jalan asli dikembalikan ke supplier. Bagian gudang membuat Bukti Penerimaan Barang Gudang Perbekalan Farmasi BPBGPF rangkap empat dan ditandatangani oleh supplier. BPBGPF diarsipkan oleh bagian gudang. e. Prosedur Pencatatan Utang Bagian akuntansi menerima OP lembar ke lima dan BPBGPF lembar kedua yang dilampiri faktur penjualansurat jalan dari bagian gudang, kemudian mencocokkan BPBGPF lembar ke dua, faktur penjualansurat jalan dengan OP lembar ke lima, kemudian memeriksa kelengkapan otorisasi dari bagian gudang dan bagian pembelian pada BPBGPF. f. Prosedur Pengeluaran Barang dari Gudang Farmasi Ke Instalasi Farmasi Rawat Inap. Instalasi farmasi rawat inap membuat dan mengotorisasi BPPBGPF kemudian meminta otorisasi bagian gudang sebagai persetujuan. Setelah instalasi farmasi rawat inap menerima obat dan alat kesehatan, kemudian bagian instalasi farmasi rawat inap mencatat pada buku penerimaan barang, lalu memperbaharui kartu persediaan barang. Bagian Gudang mengarsipkan BPPBGPF dan mengurangi stok obat dan alat kesehatan yang keluar pada kartu persediaan barang. g. Prosedur Pengeluaran Barang dari Instalasi Farmasi Rawat Inap ke Pasien Rawat Inap. Perawat rawat inap mengisi Kartu Permintaan ObatAlat kesehatan Pasien Rawat Inap KPOAPRI sesuai petunjuk dokter, kemudian meminta obat dan alkes dengan membawa KPOAPRI ke instalasi farmasi. Farmasi rawat inap menyiapkan obat dan alat kesehatan dan mengisi kolom “Diberi” pada KPOAPRI, lalu input jumlah obat dan alkes yang diberikan ke program komputer, kemudian mencetak Nota Instalasi Farmasi Pasien Rawat Inap NIFPRI, lalu menempelkan NIFPRI pada KPOAPRI. Farmasi rawat inap menyerahkan obat dan alat kesehatan ke perawat dan menandatangani Rekap NIFPRI untuk kemudian ditandatangani oleh farmasi rawat inap. Selanjutnya akan dibahas perbandingan mengenai uraian jaringan prosedur yang membentuk sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan di RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta. Tabel 5.2. Perbandingan Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pengadaan dan Pemakaian Obat dan Alat Kesehatan antara Teori dan Praktik No. Teori Praktik Keterangan Ada Tidak Ada TDD 1. Prosedur Permintaan Pembelian √ Prosedur permintaan pembelian dilaksanakan oleh RS Panti Rapih, sebagai kantor pusat. 2. Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok √ Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok dilaksanakan oleh RS Panti Rapih, sebagai kantor pusat. 3. Prosedur Order Pembelian √ Sesuai Teori 4. Prosedur Penerimaan Barang √ Sesuai Teori 5. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang dari gudang √ Sesuai Teori 6. Prosedur Pencatatan Utang √ Sesuai Teori Keterangan : TDD = Tidak Dapat Diterapkan Sumber : Data Diolah Berdasarkan jaringan prosedur yang terkait dalam pelaksanaan sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan di RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta, terdapat dua dari enam prosedur yang tidak dapat diterapkan. Prosedur permintaan pembelian dan prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok tidak bisa diterapkan oleh RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta karena kedua prosedur tersebut telah dilakukan oleh RS Panti Rapih sebagai kantor pusat. Dan oleh karena RS Panti Rapih yang melaksanakan pemesanan obat dan alat kesehatan kepada pemasok. Berdasarkan jaringan prosedur yang membentuk sistem pengadaan dan pemakaian di RS Panti Rini, dapat disimpulkan bahwa jaringan prosedur yang membentuk sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan tidak sesuai dengan teori.

3. Deskripsi Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pengadaan