Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

yang bisa di dapat dengan menggunakan ini, antara lain: dokumen laporan penerimaan barang beserta dokumen pendukung lainnya yang berhubungan dengan sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan. 3. Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data secara detail. Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan meninjau secara langsung tentang objek penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah dilakukan dengan menggunakan motede teknik analisis deskriptif dan komparatif, yaitu mengumpulkan, mendiskripsikan data hasil penelitian dan membandingkan dengan teori yang relevan. Langkah-langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini adalah dengan cara: a. Mendeskripsikan dan membandingkan sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan yang dilaksanakan oleh RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta: 1 Mendeskripsikan fungsi-fungsi yang terkait dengan sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan. Fungsi- fungsi yang terkait meliputi: fungsi pembelian, fungsi gudang, fungsi ekspedisi, fungsi penerimaan, dan fungsi akuntansi. Setelah didapatkan data tahap berikutnya membandingkan fungsi-fungsi yang terkait dengan sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan dengan landasan teori. Seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 3.1. Perbandingan Fungsi yang Terkait dalam Sistem Pengadaan dan Pemakaian Obat dan Alat Kesehatan antara Teori dan Praktik No. Teori Praktik Keterangan Ada Tidak Ada 1. Fungsi Gudang 2. Fungsi Pembelian 3. Fungsi Penerimaan Barang 4. Fungsi Akuntansi 5. Fungsi Perhitungan Fisik Persediaan Sumber : Mulyadi. Sistem Akuntansi, 2010 2 Mendeskripsikan jaringan prosedur sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta yang membentuk sistem persediaan perusahaan. Jaringan prosedurnya meliputi: prosedur permintaan pembelian, prosedur penawaran harga dan pemilihan pemasok, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur pencatatan utang, prosedur pengeluaran barang dari gudang farmasi ke instalasi farmasi rawat inap, prosedur pengeluaran barang dari instalasi farmasi rawat inap ke pasien rawat inap. Setelah didapatkan data tahap berikutnya membandingkan jaringan prosedur sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan dengan landasan teori. Seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 3.2. Perbandingan Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pengadaan dan Pemakaian Obat dan Alat Kesehatan antara Teori dan Praktik No. Teori Praktik Keterangan Ada Tidak Ada TDD 1. Prosedur Permintaan Pembelian 2. Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok 3. Prosedur Order Pembelian 4. Prosedur Penerimaan Barang 5. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang dari Gudang 6. Prosedur Pencatatan Utang Keterangan : TDD = Tidak Dapat Diterapkan Sumber : Mulyadi. Sistem Akuntansi, 2010 3 Mendeskripsikan dokumen yang digunakan dalam sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan. Dokumen- dokumen yang digunakan meliputi: order pembelian, bukti penerimaan barang gudang perbekalan farmasi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang perbekalan farmasi, surat perintah pembayaran, bukti kas keluar, kartu perhitungan fisik dan daftar hasil perhitungan fisik. Setelah didapatkan data tahap berikutnya membandingkan dokumen yang digunakan dalam sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan dengan landasan teori. Seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 3.3. Perbandingan Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pengadaan dan Pemakaian Obat dan Alat Kesehatan antara Teori dan Praktik No. Teori Praktik Keterangan Ada Tidak Ada TDD 1. Surat Permintaan Pembelian 2. Surat Permintaan Penawaran Harga 3. Surat Order Pembelian 4. Laporan Penerimaan Barang 5. Surat Perubahan Order 6. Bukti Kas Keluar 7. Kartu Perhitungan Fisik 8. Daftar Hasil Perhitungan Fisik 9. Bukti Memorial Keterangan : TDD = Tidak Dapat Diterapkan Sumber : Mulyadi. Sistem Akuntansi, 2010 4 Mendeskripsikan catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan. Catatan akuntansi yang digunakan meliputi: buku obat habis, buku ekspedisi, buku penerimaan barang, jurnal pembelian, kartu persediaan barang, rekap rawat inap dan jurnal umum. Setelah didapatkan data tahap berikutnya membandingkan catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan dengan landasan teori. Seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 3.4. Perbandingan Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Pengadaan dan Pemakaian Obat dan Alat Kesehatan antara Teori dan Praktik. No. Teori Praktik Keterangan Ada Tidak Ada 1. Kartu Barang 2. Jurnal Pembelian 3. Kartu Utang 4. Kartu Persediaan 5. Kartu Gudang 6. Jurnal Umum Sumber : Mulyadi. Sistem Akuntansi, 2010 5 Mendeskripsikan bagan alir dokumen di RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta, yang meliputi: a Prosedur pembelian dan penerimaan obat dan alat kesehatan RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta. b Prosedur pengeluaran obat dan alat kesehatan dari gudang perbekalan farmasi ke instalasi farmasi rawat inap RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta. c Prosedur pengeluaran obat dan alat kesehatan dari instalasi farmasi rawat inap ke pasien rawat inap RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta. b. Mendeskripsikan unsur-unsur sistem pengendalian intern pada sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan yang diterapkan RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta, kemudian membandingkan dengan landasan teori. 1 Mendeskripsikan struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab secara tegas. Setelah didapatkan data tahap berikutnya membandingkan struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab secara tegas dalam sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan dengan landasan teori. Seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 3.5. Rangkuman Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggungjawab Secara Tegas dalam Sistem Pengadaan dan Pemakaian Obat dan Alat Kesehatan antara Teori dan Praktik. No. Pernyataan Praktik Keterangan Ada Tidak Ada 1. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan 2. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi 3. Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang 4. Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang terdiri dari fungsi pemegang kartu penghitung fisik, fungsi penghitung, dan fungsi pengecek 5. Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan. Sumber : Mulyadi. Sistem Akuntansi, 2010 2 Mendeskripsikan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. Setelah didapatkan data tahap berikutnya membandingkan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dalam sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan dengan landasan teori. Seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 3.6. Rangkuman Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan dalam Sistem Pengadaan dan Pemakaian Obat dan Alat Kesehatan antara Teori dan Praktik. No. Pernyataan Praktik Keterangan Ada Tidak Ada 1. Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang 2. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian 3. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang 4. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi 5. Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung dengan surat OP, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok 6. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu Tabel 3.6. Lanjutan No. Teori Praktik Keterangan Ada Tidak Ada 7. Daftar hasil perhitungan fisik persediaan ditandatangani oleh Ketua Panitia Penghitungan Fisik Persediaan 8. Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas kartu perhitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu penghitungan fisik. 9. Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan Sumber : Mulyadi. Sistem Akuntansi, 2010 3 Mendeskripisikan praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Setelah didapatkan data tahap berikutnya membandingkan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dalam sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan dengan landasan teori. Seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 3.7. Rangkuman Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap Unit Organisasi dalam Sistem Pengadaan dan Pemakaian Obat dan Alat Kesehatan antara Teori dan Praktik. No. Pernyataan Praktik Keterangan Ya Tidak Ada 1. Formulir bernomor urut tercetak 2. Fungsi gudang menuliskan jumlah persediaan yang diterima dan dikeluarkan dalam kartu gudang 3. Bagian penerimaan melakukan pemeriksaan barang dengan cara menghitung dan menginspeksikan barang tersebut dan membandingkan dengan nomor surat order pembelian 4. Pencocokan jumlah fisik barang dengan catatan 5. Pemeriksaan mendadak 6. Perhitungan fisik persediaan oleh pihak yang independen 7. Perhitungan fisik persediaan dilakukan dua kali, pertama oleh penghitung kedua oleh pengecek 8. Rotasi Jabatan 9. Wajib cuti sementara Sumber : Mulyadi. Sistem Akuntansi, 2010 4 Mendiskripsikan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Setelah didapatkan data tahap berikutnya membandingkan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya dalam sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan dengan landasan teori. Seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 3.8. Rangkuman Kompetensi Karyawan yang Memadai dalam Sistem Pengadaan dan Pemakaian Obat dan Alat Kesehatan antara Teori dan Praktik. No. Teori Praktik Keterangan Ada Tidak Ada 1. Seleksi terhadap calon karyawan berdasarkan persyaratan tertentu 2. Pemberian latihan kerjatraining kepada calon karyawan 3. Pemberian pendidikan tambahan kepada karyawan agar selalu sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya Sumber : Mulyadi. Sistem Akuntansi, 2010 c. Evaluasi hasil perbandingan sistem pengendalian intern antara teori dan praktik pada sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan RS Panti Rini. Untuk mengevaluasi apakah unsur-unsur sistem pengendalian intern sistem pengadaan dan pemakaian obat dan alat kesehatan RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta sudah sesuai dengan teori ataupun tidak dengan menggunakan kriteria “Ada” dan “Tidak Ada”. Adapun langkah-langkah yang ditempuh yaitu: 1 Kriteria “Ada” : jawaban “Ada” menjelaskan bahwa unsur pengendalian intern yang seharusnya ada terdapat dalam sistem akuntansi perusahaan. Ini dapat memberikan informasi mengenai unsur-unsur sistem pengendalian intern RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta sudah sesuai dengan teori. 2 Kriteria “Tidak Ada” : Jawaban “Tidak Ada” menjelaskan bahwa unsur-unsur sistem pengendalian intern yang seharusnya ada tidak terdapat dalam sistem akuntansi perusahaan padahal sebenarnya sistem tersebut dapat diterapkan di dalam sistem akuntansi RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta. Hal ini dapat memberikan informasi mengenai unsur-unsur sistem pengendalian intern RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta sudah sesuai dengan toeri atau belum karena tidak adanya unsur-unsur sistem pengendalian intern tersebut maka dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan sistem pengendalian intern RS Panti Rini Kalasan Yogyakarta. 49

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN