2. Agresi individu personal aggression Perilaku yang termasuk dalam agresi individu
antara lain pelecehan antar karyawan baik secara verbal maupun fisik dan pencurian barang milik rekan kerja yang
lain. Robinson dan Bennet dalam Idiakheua Obetoh, 2012
menggambarkan pengelompokan masing-masing jenis perilaku kerja kontraproduktif dengan lebih sederhana berdasarkan sifat dari target
individu-organisasi dan tingkat keseriusan perilaku kerja kontraproduktif minor-mayor melalui Gambar 1 di bawah ini.
Organisasi
Penyimpangan Produksi: Penyimpangan Properti:
Minor Major
Penyimpangan Politik: Agresi Individu:
Individu Gambar 1.
Robinson dan Bennet dalam Idiakheua Obetoh, 2012
Robinson dan Bennet 2000, dalam Chernyak Tziner, 2014 menyatakan bahwa perilaku kerja kontraproduktif dibagi menjadi 2
dimensi, yaitu dimensi organisasional dan interpersonal. Lebih lanjut Robinson dan Bennet 2000 juga menyatakan bahwa ke dua dimensi
tersebut memiliki korelasi yang kuat, r = 0,86. Hal tersebut juga didukung oleh Lee dan Allen 2002 yang menyatakan bahwa ke dua dimensi
tersebut memiliki korelasi yang sangat kuat, yaitu r = 0,96, sehingga tidak Melanggar norma yang
berlaku, kualitas kerja rendah
Menggunakan barangproperti milik
organisasi tanpa ijin, berbohong mengenai jam
kerja
Menunjukkan kesukaan pada karyawan secara tidak
adil, menggosip, berperilaku tidak sopan
Bullying, mencuri barang milik karyawan lain,
berperilaku tidak menyenangkan secara fisik
maupun verbal target
Tingkat
target PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membedakan pengukuran antara dimensi organisasional dan interpersonal. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini juga akan mengikuti pendekatan
yang dilakukan oleh Chernyak dan Tziner 2014 yang tidak membedakan dua dimensi dan melakukan penskoran total terhadap dua dimensi perilaku
kerja kontraproduktif tersebut. Selain itu, penskoran total dilakukan dengan pertimbangan bahwa perilaku kerja kontraproduktif yang
dilakukan sopir bus tidak hanya untuk perusahaan, namun juga mengganggu rekan kerja yang lain.
3. Faktor yang mempengaruhi perilaku kerja kontraproduktif
Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi perilaku kerja kontraproduktif menurut Vardi dan Weist 2002 dan Barbaranelli, et al
2013 adalah: a. Faktor yang terkait dengan organisasi organizational-related
factor Faktor ini mencakup keadilan, dukungan, tekanan sosial yang
menyebabkan kesesuaian
konformitas, sikap
manajerkoordinator ketidakpercayaan
pada pemimpin,
pekerjaan yang ambigu, gaya manajemen, dan iklim organisasi. Faktor
yang terkait
dengan organisasi
tersebut akan
mempengaruhi individu dalam menampilkan perilakunya saat melakukan pekerjaan.
b. Faktor yang terkait dengan individu individual-related factor Faktor ini mencakup sifat mendengarkan kata hati, perilaku
negatif, perasaan senang, moral, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, senioritas, status perkawinan, dan kecerdasan
emosional EQ. Faktor yang terkait dengan individu ini juga akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam menghadapi
tekanan-tekanan yang terjadi disaat melakukan pekerjaan.
B. Konformitas
1. Definisi konformitas
Konformitas mulai diteliti pada tahun 1955 oleh Solomon Asch. Solomon Asch menemukan bahwa individu akan melakukan penyesuaian
conform dengan keinginan atau kepercayaan orang lain Asch, 1955. Menurut Sears 1991 konformitas adalah suatu perubahan perilaku
agar sesuai dengan tingkah laku orang lain guna mencapai tujuan tertentu. Konformitas juga didefinisikan sebagai perubahan perilaku dan keyakinan
pada individu agar sesuai dengan standar kelompok Taylor, Peplau, dan Sears, 2000. Konformitas mengacu pada perubahan perilaku seseorang
agar sesuai dengan kelompok Cialdini Goldstein, 2004. Konformitas juga didefinisikan sebagai perubahan perilaku, opini,
dan persepsi individu sehingga sesuai dengan norma kelompok Brehm dan Kassin dalam Suminar dan Meiyuntari, 2015. Willis d
alam Tis’Ina, 2015 juga menjelaskan bahwa konformitas adalah perubahan perilaku
yang dilakukan oleh individu dengan maksud memenuhi harapan kelompok. Konformitas merupakan jenis pengaruh sosial yang melibatkan
perubahan dalam pendapat atau perilaku agar cocok dengan kelompok
Tang, et al, 2013.
Baron, Branscombe, dan
Byrne dalam Sarwono, 2009 mendefinisikan bahwa konformitas adalah perubahan perilaku yang
dipengaruhi oleh tekanan sosial agar sesuai dengan norma sosial. Kiesler Kiesler dalam Maulidta, 2010 mengatakan bahwa konformitas adalah
perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai
akibat adanya tekanan dari kelompok.
Myers 2010 juga mendefinisikan bahwa konformitas adalah perubahan perilaku pada individu sebagai akibat dari adanya tekanan
kelompok. Moghaddam 1998, dalam Bocchiaro Zamperini, 2012 menambahkan bahwa konformitas adalah perubahan perilaku, pikiran atau
perasaan karena adanya tekanan yang nyata atau imajinasi yang dilakukan oleh kelompok. Namun, konformitas dapat mengubah diri seseorang
secara keseluruhan sehingga kehilangan jati diri. Pilihan terhadap suatu kelompok, tempat tinggal, pekerjaan, organisasi dan sejenisnya
membutuhkan pemikiran yang matang dan suatu komitmen yang jelas dan
benar Sabang dan Sudiarditha, 2009.
Dari beberapa pengertian konformitas tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa konformitas
adalah perubahan
keyakinan, kepercayaan, sikap, pendapat, dan perilaku individu akibat adanya tekanan
kelompok agar sesuai dengan norma atau standar yang telah ditetapkan oleh kelompok.
2. Aspek Konformitas
Menurut Baron dan Byrne 2000 terdapat 2 dua aspek
konformitas, yaitu: a.
Aspek Normatif
Aspek normatif dapat dikatakan sebagai pengaruh sosial normatif, aspek ini mengungkapkan perubahan tingkah laku
individu untuk memenuhi harapan orang lain. Konformitas dilakukan individu karena ada keinginan untuk disukai dan rasa
ketakutan terhadap penolakan dari kelompok.
b. Aspek Informatif
Aspek informatif disebut juga sebagai pengaruh sosial informatif. Aspek tersebut mengungkap adanya perubahan
tingkah laku individu sebagai akibat adanya keinginan untuk menjadi benar. Hal tersebut menyebabkan individu akan
melakukan konformitas karena individu memiliki kecenderungan untuk bergantung pada individu lain yang dianggap sebagai
sumber informasi tentang segala hal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Dampak Konformitas
Konformitas sendiri memiliki sisi positif dan sisi negatif, tergantung dengan kelompok yang mempengaruhi individu Soerjono
Soekanto, 2000. Ketika individu berkonformitas pada kelompok positif, maka kelompok akan berfungsi lebih baik karena individu tahu bagaimana
berperilaku pada situasi tertentu. Kelompok juga akan lebih kompak dalam bekerja sama dan menunjukkan tata cara berperilaku. Sedangkan jika
individu berkonformitas pada kelompok negatif maka hal tersebut dapat menghambat kreatifitas berfikir kritis, ikut berperilaku menyimpang, dan
kurangnya informasi tentang bagaimana berperilaku yang baik Soerjono Soekanto, 2000. Selain itu, konformitas terhadap kelompok negatif dalam
tempat kerja dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi organisasi
atau perusahaan Hamilton Sanders, 1995.
C. Pengemudi Bus dan Bus Express Cepat
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 yang dilansir dari situs resmi Dewan Perwakilan Rakyat www.dpr.go.id pengertian
pengemudi adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang telah memiliki surat izin mengemudi. Sistem penggajian pengemudi
atau sopir bus didasarkan pada banyaknya jumlah Pulang-Pergi PP, jurusan bus, dan masa kerja. Aturan yang diberlakukan bagi pengemudi atau sopir
bus adalah melaporkan segala macam pengeluaran seperti bahan bakar, tol, retribusi terminal parkir, dan pengeluaran lain secara jujur. Selain itu,