Uji Normalitas Uji Asumsi

rendah konformitas maka perilaku kerja kontraproduktif akan semakin rendah. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara konformitas dan perilaku kerja kontraproduktif pada sopir bus express cepat adalah 0,228 dengan p = 0,039. Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif, lemah, dan signifikan antara konformitas dan perilaku kerja kontraproduktif. Hal ini berarti masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku kerja kontraproduktif seperti gaya manajemen, iklim organisasi, kecerdasan emosional EQ, dan faktor-faktor lain yang dijelaskan oleh Vardi dan Weist 2002. Penelitian yang dilakukan oleh Sabang dan Sudiarditha 2009 menjelaskan bahwa hidup di tengah masyarakat atau kelompok tertentu membutuhkan suatu penyesuaian diri conform agar dapat diterima dengan baik dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu. Konformitas adalah suatu tuntutan yang tidak tertulis dari kelompok terhadap anggotanya tetapi memiliki pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya perilaku- perilaku tertentu pada kelompok Zebua Nurdjayadi, 2001 dalam Fitriyani dkk, 2013. Sebagai seorang anggota dari sebuah kelompok kerja, individu menginginkan penerimaan oleh kelompok tersebut. Oleh karena keinginan tersebut, individu cenderung menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok Robbins Judge, 2008. Kecenderungan untuk melakukan konformitas tidak selalu berarti hanya mengikuti pada hal-hal yang positif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI saja. Hal tersebut didukung oleh Dacey dan Kenny dalam Fitriyani dkk, 2013 yang mengatakan bahwa konformitas dalam kelompok tidak selalu bersifat positif. Manusia juga dapat melakukan konformitas pada bentuk- bentuk perilaku negatif Sarwono, 2011 dalam Megawati, 2014. Siswati dan Masykur 2011, dalam Putri, 2013 menjelaskan bahwa konformitas terjadi ketika individu melakukan aktivitas dimana terdapat tendensi yang kuat untuk melakukan sesuatu yang sama dengan yang lainnya, walaupun tindakan yang dilakukan merupakan perilaku yang menyimpang. Berdasarkan pernyataan tersebut, penelitian ini menunjukkan bahwa sopir-sopir bus tetap melakukan penyesuaian atau konformitas terhadap kelompok sopir yang jelas melakukan perilaku menyimpang. Menurut Fitriyani 2013, adanya keinginan untuk diterima dan diakui oleh kelompok ternyata cukup kuat untuk mendorong individu melakukan hal yang negatif. Sopir-sopir bus yang mudah terpengaruh oleh kelompok tidak memiliki kepercayaan diri dan takut dikucilkan oleh kelompoknya. Hal tersebut menyebabkan sopir-sopir bus yang merasa tertekan dengan kelompoknya melakukan tindakan negatif yang dilakukan juga oleh kelompoknya seperti berbohong mengenai data pengeluaran bahan bakar yang termasuk dalam penyimpangan properti. Selain itu perilaku seperti menerima penumpang gelap dan paket gelap yang termasuk dalam pencurian pada perusahaan juga dilakukan oleh sopir bus penyimpangan properti serta berkata kasar atau melakukan pelecehan verbal terhadap rekan kerja yang lain penyimpangan agresi individu. Menurut Appelbaum, et al 2007; Henle, 2005 meskipun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI