Uji Linearitas Uji Asumsi
saja. Hal tersebut didukung oleh Dacey dan Kenny dalam Fitriyani dkk, 2013 yang mengatakan bahwa konformitas dalam kelompok tidak selalu
bersifat positif. Manusia juga dapat melakukan konformitas pada bentuk- bentuk perilaku negatif Sarwono, 2011 dalam Megawati, 2014. Siswati dan
Masykur 2011, dalam Putri, 2013 menjelaskan bahwa konformitas terjadi ketika individu melakukan aktivitas dimana terdapat tendensi yang kuat untuk
melakukan sesuatu yang sama dengan yang lainnya, walaupun tindakan yang dilakukan merupakan perilaku yang menyimpang.
Berdasarkan pernyataan tersebut, penelitian ini menunjukkan bahwa sopir-sopir bus tetap melakukan penyesuaian atau konformitas terhadap
kelompok sopir yang jelas melakukan perilaku menyimpang. Menurut Fitriyani 2013, adanya keinginan untuk diterima dan diakui oleh kelompok
ternyata cukup kuat untuk mendorong individu melakukan hal yang negatif. Sopir-sopir bus yang mudah terpengaruh oleh kelompok tidak memiliki
kepercayaan diri dan takut dikucilkan oleh kelompoknya. Hal tersebut menyebabkan sopir-sopir bus yang merasa tertekan dengan kelompoknya
melakukan tindakan negatif yang dilakukan juga oleh kelompoknya seperti berbohong mengenai data pengeluaran bahan bakar yang termasuk dalam
penyimpangan properti. Selain itu perilaku seperti menerima penumpang gelap dan paket gelap yang termasuk dalam pencurian pada perusahaan juga
dilakukan oleh sopir bus penyimpangan properti serta berkata kasar atau melakukan pelecehan verbal terhadap rekan kerja yang lain penyimpangan
agresi individu. Menurut Appelbaum, et al 2007; Henle, 2005 meskipun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seorang individu memiliki standar moral yang tinggi, namun lingkungan operasional dalam pekerjaan memberikan pengaruh yang kuat pada individu
untuk terlibat dalam perilaku menyimpang. Dari penelitian ini, konformitas yang dilakukan subjek tergolong
tinggi. Hal ini dilihat dari data yang menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar dibandingkan mean teoritik 56,23 50. Data tersebut menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris pada variabel konformitas. Nilai mean empiris yang lebih besar dibandingkan
nilai mean teoritik menunjukkan bahwa subjek penelitian cenderung melakukan konformitas terhadap kelompoknya. Subjek cenderung akan
mudah untuk dipengaruhi oleh kelompok untuk melakukan hal-hal negatif dan merasa tidak percaya diri apabila tidak seragam dengan kelompoknya
Maulidta, 2010.
Penelitian ini
juga menunjukkan
bahwa perilaku
kerja kontraproduktif yang tinggi. Hal ini dilihat dari data yang menunjukkan
bahwa mean empiris lebih tinggi dibandingkan mean teoritik 37,57 27,5. Data tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean
toritik dan mean empiris pada variabel perilaku kerja kontraproduktif. Hal ini dapat terjadi karena subjek melakukan konformitas terhadap kelompoknya
sehingga subjek mudah untuk dipengaruhi untuk melakukan hal-hal negatif dan merasa tidak percaya diri apabila tidak seragam dengan kelompoknya
Maulidta, 2010. Subjek juga akan mudah berperilaku menyimpang dari aturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan seperti melakukan manipulasi