Gambaran Umum Objek Penelitian
51
kesejahteraan masyarakat berkaitan erat dengan perkembangan investasi yaitu berupa nilai tambah oleh kegiatan investasi tersebut.
Perkembangan investasi di Provinsi Jawa Barat mengalami fluktuasi dalam 12 tahun terakhir dimana pada investasi Penanaman Modal
Dalam Negeri PMDN tertinggi pada tahun 2012 sebesar 17,45 milliar Rp dan terendah pada tahun 2002 sebesar milliar Rp
sedangkan investasi Penanaman Modal Asing PMA tertinggi pada tahun 2013 sebesar ribu US dan terendah pada tahun 2002 sebesar
4.283 ribu US. 3. Penduduk dan Tenaga Kerja
a Penduduk Pada tahun 2013 penduduk Jawa Barat terbanyak berada di
Kabupaten Bogor, yaitu sebesar 5,2 juta jiwa dan diikuti oleh Kabupaten Bandung 3,4 juta jiwa. Hal ini tidak berbeda dengan
kondisi di tahun sebelumnya. Sedangkan penduduk terkecil berada di kota Banjar yaitu sebanyak 0,18 juta jiwa.
Jumlah rumah tangga pada tahun 2012 di Jawa Barat mencapai 12,1 Juta rumah tangga, dengan rata-rata per rumah tangga 4
anggota.Rata-rata Jumlah Penduduk di Jawa Barat lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan, dengan Sex rasio 102,99. Sex
rasio tertinggi adalah Kabupaten Cianjur 106,31 disusul oleh Kabupaten Karawang sebesar 105,58.
52
Kepadatan Penduduk di Jawa Barat Pada tahun 2013 sebesar 1.219 orangkm, dengan luas wilayah sebesar 37.173,97 km2.
Diantara Kabupatenkota se Jawa Barat kepadatan penduduk tertinggi adalah di Kota Bandung yaitu sebesar 14.613
orangkm2, disusul oleh Kota Cimahi 13.859 orangkm2 dan terendah di kabupaten Ciamis 421,59 orangkm2.
b Tenaga kerja a. Komposisi penduduk usia kerja
Penduduk Usia Kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun dan lebih. Mereka terdiri dari Angkatan
Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Proporsi penduduk yang tergolong Angkatan Kerja adalah mereka yang aktif dalam
kegiatan ekonomi. Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk yang masuk dalam
pasar kerja yakni yang bekerja atau mencari pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK merupakan
ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 penduduk usia kerja.
Kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan pasar kerja, tenaga kerja yang tidak terserap di
kategorikan sebagai penganggur. Pada tahun 2013, jumlah angkatan kerja di seluruh provinsi Jawa Barat sebanyak
20.620.610 orang, yang aktif bekerja sebanyak 18.731.943
53
orang atau sebesar 90,84 persen dan yang menganggur sebanyak 1.888.667 orang sebesar 9,16 persen.
b. Komposisi penduduk yang bekerja Proporsi pekerja menurut lapangan pekerjaan merupakan
salah satu ukuran untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja. Hal lain dapat pula
mencerminkan struktur perekonomian suatu wilayah. Tabel 4.2
Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut KabupatenKota di Provinsi Jawa Barat, 2014
No. Kabupaten
Luas Wilayah Km2
Penduduk Kepadatan
PendudukKm2
1. Bogor
2997,13 5 202 097
1 735,69 2.
Sukabumi 4160,75
2 408 417 578,84
3. Cianjur
3594,65 2 225 313
619,06 4.
Bandung 1756,65
3 405 475 1 938,62
5. G a r ut
3094,40 2 502 410
808,69 6.
Tasikmalaya 2702,85
1 720 123 636,41
7. C i a m is
2740,76 1 541 600
421,59 8.
Kuningan 1189,60
1 042 789 876,59
9. Cirebon
1071,05 2 093 075
1 954,32 10.
Majalengka 1343,93
1 170 505 870,96
11. Sumedang
1560,49 1 125 125
721,01
54
12. Indramayu
2092,10 1 672 683
799,52 13.
Subang 2164,48
1 496 886 691,57
14. Purwakarta
989,89 898 001
907,17 15.
Karawang 1914,16
2 225 383 1 162,59
16. B e ka si
1269,51 3 002 112
2 364,78 17.
BandungBarat 1335,60
1 588 781 1 189,56
18. Bogor
111,73 1 013 019
9 066,67 19.
Sukabumi 48,96
311 822 6 368,91
20. Bandung
168,23 2 458 503
14 613,94 21.
Cirebon 40,16
301 728 7 513,15
22. Bekasi
213,58 2 570 397
12 034,82 23.
Depok 199,44
1 962 182 9 838,46
24. Cimahi
41,20 570 991
13 859,00 25.
Tasikmalaya 184,38
651 676 3 534,42
26. Banjar
130,86 179 706
1 373,27
Jawa Barat 37173,97
45 340 799 1219,69
Sumber : BPS, Jawa Barat Dalam Angka 2014 4. Pertumbuhan Ekonomi
Struktur perekonomian Jawa Barat selama dalam tiga tahun terakhir, Produk Domestik Regional Bruto PDRB ADHB
Jawa Barat dengan migas mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 nilai tambah yang terbentuk sebesar 862.234.648miliar
55
rupiah. Pada tahun 2012, angka ini sebesar 949.761.265miliar rupiah dan tahun 2013 sebesar 1.070.177.138 miliar rupiah.
Pada tahun 2013 terdapat empat sektor yang memberikan sumbangan terbesar berdasarkan harga berlaku dengan migas,
empat sektor tersebut adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor pertanian, serta sektor
jasa-jasa seperti ditunjukkan pada tabel 4.3. Menurut data dari Badan Pusat Statistik BPS tahun 2013, terjadi beberapa
pergeseran struktur ekonomi bila dibandingkan kondisi tahun sebelumnya
dimana hampir
semua sektor
mengalami peningkatan walaupun tidak semuanya mengalami peningkatan
yang signifikan. Tabel 4.3
Distribusi Persentase PDRB Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas persen, 2011-2013
Lapangan Usaha 2011
2012 2013
Pertanian
104 557 476 111 047 189
127 884 693
Pertambangan Penggalian
17 362 819 17 587 827
18 608 261
Industri Pengolahan
319 983 632 338 968 111
369 830 981
Listrik, Gas Air Bersih
21 943 285 24 169 676
29 190 228
Bangunan
35 034 275 41 721 346
47 133 450
56
Sumber: BPS Jawa Barat Dalam Angka 2013 Dilihat dari pertumbuhan ekonomi, perekonomian Jawa Bara
mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari angka pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dengan migas
meningkat dari tahun ke tahunt.Begitu juga pertumbuhan eknomi tanpa migas meningkat dari tahin ke tahun.Dari
berbagai macam
sektor semuanya
mengalami peningkatan
yang cukup signifikan.