DPR Sesudah Amandemen UUD 1945

Republik Indonesia dan membentuk negara mereka sendiri hingga berkurangnya kepercayaan masyarakat akan pemerintah mengakibatkan goncangan dan gejolak yang luar biasa bagi bangsa Indonesia pada saat itu. Pemerintahan yang sudah berjalan selama 32 tahun itu dianggap tidak lagi berpihak kepada rakyat dan lebih mementingkan eksistensi satu pihak sehingga banyak merugikan rakyat Indonesia.

2. DPR Sesudah Amandemen UUD 1945

Orde baru berakhir setelah disampaikannya pernyataan “mundur” atau “berhenti” dari Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 di Istana Negara, Jakarta. 23 Proses transisi politik dari masa orde baru menuju reformasi juga ditandai dengan pembenahan institusi kelembagaan negara. Selanjutnya pelaksanaan pemilihan umum pada tahun 1999 juga merupakan amanat dari MPR menurut ketetapan MPR RI Nomor XMPR1998 tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelamatan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara. 24 DPR merupakan salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. Dalam sistem pemerintahan yang demokratis, keberadaan lembaga perwakilan rakyat diangggap sangat berarti dalam penyelenggaraan sistem ini. Lembaga negara ini merupakan badan yang berwenang sebagai pelaksana kekuasaan negara dalam hal 23 A. Malik Haramain M.F. Nurhuda, Mengawal Transisi Refleksi Atas Pemantauan Pemilu ’99, Jakarta: Jaringan Masyarakata Pemantau Pemilu Indonesia Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia JAMPPI- PB PMII, 2000, h. 8 24 Armany Aisyah, Pasang Suurut Peran MPR-DPR 1945-2004, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, 2004, h. 334 menentukan kebijakan yang mengikat seluruh rakyat. Lembaga perwakilan atau lembaga legislatif saat ini di berbagai negara disebut dengan nama parlemen. 25 Lembaga ini disebut parlemen karena kata parle berarti bicara, artinya mereka harus menyuarakan hati nurani rakyat. Maksudnya setelah mengartikulasikan dan mengagregasikan kepentingan rakyat, mereka harus membicarakan dalam sidang perlemen kepada pemerintah. Oleh karena itu, DPR dibentuk di pusat untuk mengkritisi pemerintah pusat dan dibentuk di daerah untuk mengkritisi pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten sesuai tingkatannya. 26 Dewan Perwakilan Rakyat di negara demokratis disusun sedemikian rupa sehingga ia mewakili mayoritas rakyat. Pemerintah haruslah bertanggung jawab kepadanya. Dewasa ini, anggota parlemen umumnya mewakili rakyat melalui partai politik, yang dinamakan perwakilan yang bersifat politik political representation. Dengan sistem demikian, masyarakat adalah pihak yang diwakili atau selaku pihak yang menyerahkan kekuasaanmandat untuk mewakili opini, sikap dan kepentingannya kepada lembaga perwakilan politik di dalam proses politik dan pemerintahan. Bekerjanya peran dan fungsi badan perwakilan rakyat di satu pihak dan di pihak lain ditentukan oleh perwujudannya sebagai suatu organisasi yang mewadahi proses politik. 27 25 Reni Dwi Purnomowati, Implementasi SIstem Bikameral Dalam Parlemen Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, h. 10 26 Inu Kencana Syafiie, Proses Legislatif, Bandung: Refika Aditama, 2014, h. 55 27 A.M. Fatwa, Melanjutkan Reformasi Membangun Demokrasi: Jejak Langkah Parlemen Indonesia Periode 1999-2004, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2004, h. 72 Pasca orde baru, kedudukan DPR sebagai lembaga perwakilan telah diatur dalam UUD 1945. Menurut UUD 1945 DPR mempunyai tugas yang penting di bidang ketatanegaraan Indonesia. Tugas sekaligus fungsi itu dapat dibagi atas, pertama, fungsi legislatif, kedua, fungsi pengawasan, dan ketiga, fungsi anggaran. Khusus untuk fungsi pengawasan, beberapa pakar tatanegara, misalnya Ismail Suny, membaginya dalam tiga bentuk: pertama, mengontrol eksekutif control of executive; kedua, mengontrol anggaran dan belanja negara control of expenditure; dan ketiga, mengontrol atas pajak control of taxation. 28 Penegasan pertama kali tentang tindak lanjut fungsi parlemen dalam bentuk tugas dan wewenang diatur dalam tatib tata tertib DPR berdasarkan Keputusan DPR Gotong Royong Nomor 10DPR-RIIII1966-1969. 29 Pada hakikatnya tiga fungsi utama DPR memiliki hubungan yang erat dan ketiga fungsi ini selalu bersentuhan dengan fungsi lainnya, misalnya ketika DPR menghasilkan Undang-Undang yang kemudian disetujui bersama dengan Presiden, maka DPR harus mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan produk Undang-Undang oleh lembaga Eksekutif yakni Presiden. 30 Perubahan pertama terhadap UUD 1945 terjdi pada 19 Oktober 1999, dalam Sidang Umum MPR yang berlangsung tanggal 14-21 Oktober 1999. Dalam perubahan ini, terjadi pergeseran kekuasaan Presiden dalam membentuk Undang- 28 A.M. Fatwa, Melanjutkan Reformasi Membangun………. h. 78 29 Ronny Bako, Rancangan Disertasi Untuk Ujian Pra Promosi, 2003, h.4 30 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001, h. 184 Undang, yang diatur dalam Pasal 5, berubah menjadi Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang, dan Dewan Perwakilan Rakyat memgang kekuasaan membentuk undang-undang Pasal 20. Perubahan pasal ini memindahkan titik berat kekuasaan legislasi nasional yang semula berada di tangan Presiden beralih ke tangan DPR. Rumusan Pasal 20 baru berbunyi sebagai berikut: 1 Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang- undang. 2 Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. 3 Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu. 4 Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang. 5 Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan. 31 Pergeseran kewenangan membentuk undang-undang dari sebelumnya di tangan Presiden dan dialhikan kepada DPR merupakan langkah konstitusional untuk 31 Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010, h. 166-167 meletakkan secara tepat fungsi-fungsi lembaga negara sesuai bidang tugasnya masing-masing yakni DPR sebagai lembaga pembentuk undang-undang kekuasaan legislatif dan Presiden sebagai lembaga pelaksana undang-undang kekuasaan eksekutif. Perubahan UUD 1945 yang tercakup dalam materi tentang Dewan Perwakilan Rakyat dimaksudkan untuk memberdayakan DPR dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga perwakilan yang dipilih oleh rakyat untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingannya. 32 Untuk melaksanakan fungsinya tersebut, sesuai dengan amanat UUD 1945 setelah diamandemen, parlemen mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: 1 Membentuk Undang-Undang; 2 Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN; 3 Melaksanakan pengawsan terhadap pelaksanaan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dan kebijakan Pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945 dan Ketetapan MPR RI; 4 Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal pengangkatan duta besar dan penerimaan duta negara lain; 5 Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal pemberian amnesti dan abolisi 6 Membahas hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang diberitahukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK, 32 Ni’matul Huda, Hukum Tata…………………….. h. 169 yang disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR untuk dipergunakan sebagai bahan pengawasan; 7 Memberikan persetujuan atas pernyataan perang, pembuatan perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain serta meratifikasi perjanjian internasional yang dilakukan oleh Preiden; 8 Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat; 9 Melaksanakan hal-hal yang ditugaskan kepada DPR oleh Ketetapan MPR RI danatau Undang-Undang. 33

C. Teori Perwakilan

Dokumen yang terkait

Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Padang Lawas dalam penyelesaian sengketa lahan (studi kasus: sengketa lahan antara PT sumatera Riang Lestari dan PT Sumatera Sylva Lestari dengan Masyarakat Adat Kecamatan Aek Nabara Barumun)

1 100 105

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Simalungun Periode 2009-2014)

0 56 76

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

3 64 152

Persepsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan Tentang Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Medan Tahun 2013

5 57 111

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2009-2014)

0 22 77

Hubungan Wakil dengan yang Diwakili (Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara Periode 1999-2004 dengan Periode 2004-2009)

1 45 101

Hak Recall Partai Politik Terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Korelasinya Dengan Pelaksanaan Teori Kedaulatan Rakyat.

8 114 110

Minat Menonton anggota Dewan Perwakilan Daerah Tapanuli Selatan terhadap Berita Politik Di Metro TV ( Studi Korelasi Tentang Tayangan Berita Politik Dan Minat Menonton Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan Terhadap Metro TV )

1 39 143

Kesantunan Linguistik Dalam Ranah Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara

1 41 285

Problematika Pemberi Izin Penyidikan Oleh Mahkamah Kehormatan Dewan Terhadap Anggota DPR Yang DiDuga Melakukan Tindak Pidana

0 25 97