Pendekatan Berencana Penjadwalan Transportasi Tandan Buah Segar dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (Studi Kasus di PTPN VIII Kertajaya Banten)

15 Penjadwalan panen akan menentukan jumlah panen tandan buah segar yang dihasilkan dalam satuan tonase di setiap afdeling. Penjadwalan panen dilakukan menggunakan metode prakiraan tertentu, yang biasanya berupa pendugaan dari beberapa sampel pohon sawit. Sedangkan penjadwalan produksi di pabrik dilakukan berdasarkan kapasitas olah. Dari penjadwalan di pabrik ini, maka akan dapat diketahui jumlah tandan kosong yang dihasilkan dalam setiap satuan waktu. Seluruh komponen ini nantinya akan menghasilkan penjadwalan, baik di kebun maupun di pabrik. Penjadwalan transportasi didasarkan pada penjadwalan panen dan penjadwalan produksi yang telah dihasilkan. Dengan penjadwalan panen dan penjadwalan produksi dijadikan sebagai masukan, maka penjadwalan transportasi akan mengolah masukan ini dengan memperhatikan faktor-faktor kendala, agar didapatkan hasil yang maksimum. Faktor kendala yang terkait dengan penjadwalan transportasi adalah kapasitas alat transportasi, jam kerja maksimum, dan lain sebagainya. Penjadwalan transportasi akan menganalisis alur perpindahan tandan buah segar mulai dari tepat selesai di panen sampai dengan selesai dibongkar di pabrik, sekaligus menjadwalkan pengalokasian tandan kosong hasil olahan dari pabrik ke kebun. Keluaran yang didapatkan dari penjadwalan transportasi pengangkutan tandan buah segar adalah jumlah sumber daya yang dialokasikan, waktu keberangkatan dan selesai transportasi pengangkutan, serta rute yang ditempuh oleh alat transportasi pengangkutan.

3.2 Pendekatan Berencana

Dalam melakukan penelitian sehingga dapat berjalan pada alur yang benar, maka digunakan pendekatan berencana. Menurut Thierauf dan Klekamp 1975, pendekatan berencana dapat digunakan untuk menguraikan permasalahan seperti pertentangan-pertentangan secara obyektif, kebijaksanaan, dan alternatif-alternatif yang mempunyai tujuan utama untuk mengembangkan serta serta menerapkan model-model kuantitatif pada masalah-masalah spesifik. Pendekatan berencana dimulai dari pengamatan gejala-gejala permasalahan, sedangkan metode penyelesaian disesuaikan dengan tuujuan, peubah, batasan, dan asumsi-asumsi dari alternatif solusi permasalahan yang ada. Tahapan penelitian berdasarkan pendekatan berencana adalah sebagai berikut: 1 Identifikasi permasalahan melalui observasi langsung di industri kelapa sawit terkait efektivitas dan efisiensi penjadwalan transportasi pengangkutan tandan buah segar. Pada tahap ini dilakukan pendataan tentang faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam penjadwalan transportasi. 2 Perumusan masalah dalam penjadwalan transportasi, yaitu perlunya optimisasi dalam menentukan jumlah sumber daya yang dialokasikan, waktu keberangkatan dan selesai transportasi pengangkutan, serta rute yang ditempuh oleh alat transportasi pengangkutan. Pada tahap ini ditentukan faktor yang mempengaruhi permasalahan, penentuan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, batasan-batasan terhadap penyelesaian masalah dan asumsi yang diperlukan dalam pengembangan dan penyelesaian masalah. 3 Pemodelan permasalahan dengan menjadikan faktor-faktornya sebagai variabel penyusun dalam menentukan hasil yang optimum. Pada tahap ini dilakukan analisis data untuk memperoleh model matematika dan pengembangan alternatif model berdasarkan pada variabel-variabel keputusan dan kendala yang ada. 4 Penetapan penjadwalan transportasi yang mengeluarkan hasil yang optimum melalui analisis alternatif-alternatif. 5 Simulasi penjadwalan transportasi dengan hasil yang memuaskan. 16

3.3 Tata Laksana