31
3.6 Konfigurasi Model
Model penjadwalan transportasi tandan buah kelapa sawit di PTPN VIII diwujudkan dengan suatu program yang dinamai Oil Palm Fruit Bunch Transportation Scheduler OPFBTS. OPFTBS
dibuat menggunakan beberapa perangkat lunak komersil, yaitu Borland Delphi 7 dan Native Excel v2.x. Pada saat program OPFBTS dijalankan, akan muncul tampilan selamat datang dan pentunjuk
singkat untuk menggunakan program. Tampilan awal OPFBTS dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Tampilan awal OPBFTS Trip
i,j
= Trip Afd 4 1 Trip
i+1,j
= Trip Afd 4 2 Trip
i+2,j
= Trip Afd 4 3 Trip
i+3,j
= Trip Afd 4 4 Trip
i+4,j
= Trip Afd 4 5 Trip
i+5,j
= Trip Afd 4 6 q = q+1
Selesai. Gambar 12e. Diagram alir penjadwalan transportasi e
r s
t
32
Pada tampilan awal ini, pengguna diminta untuk memasukkan data prakiraan produksi yang telah diketahui sebelumnya, melalui memilih menu Input Produksi. Gambar 14 menunjukkan tampilan
menu Input Produksi.
Gambar 14. Tampilan menu Input Produksi
Jika telah selesai memasukkan nilai prakiraan produksi, maka pengguna dapat melakukan penjadwalan terhadap tanggal yang telah lengkap nilai prakiraan produksinya. Untuk mendapatkan
hasil penjadwalan, user dapat memilih menu Jadwal. Hasil penjadwalan yang telah didapatkan dapat disimpan menjadi basis data database. Basis
data yang disimpan dari program OPFBTS berekstensi .xls yang dapat pula dibuka dengan menggunakan program Microsoft Excel. Tampilan basis data jika dibuka menggunakan Microsoft
Excel 2007 dapat dilihat pada Gambar 15.
33
Gambar 15. Basis data penjadwalan dalam Microsoft Excel 2007
34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tinjauan Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara VIII terbagi atas empat Group Komoditi, yaitu Group Komoditi Non Teh I yang berkedudukan di Banten Selatan, Sukabumi, dan Bogor; Group Komoditi Non Teh II
yang berkedudukan di Bandung; Group Komoditi Teh I yang berkedudukan di Sukabumi; dan Group Komoditi Teh II yang berkedudukan di Bandung. Pada Tabel 3 berikut dapat dilihat kebun-kebun
yang termasuk Group Komoditi Non Teh I.
Tabel 3. Kebun-kebun group komoditi non teh I Kebun
Komoditi Lokasi
Bojong Datar Sawit, Karet
Kab. Lebak Kertajaya
Sawit Kab. Lebak
Cisalak Baru Sawit
Kab. Lebak Cikasungka
Sawit Kab. Lebak
Sukamaju Sawit
Kab. Sukabumi Sumber : PTPN VIII Kebun Kertajaya
Perkebunan Kertajaya mulai dirintis pembangunannya pada tahun 1981 berdasarkan SK Direksi PT. Perkebunan XI Persero dengan No. XIKISK281981 dan wilayah Banten Selatan
ditetapkan sebagai lokasi perkebunan inti dan plasma berdasarkan PP No. 34 Th. 1971 dan SK Menteri Keuangan No. 402KMK0111979 serta SK Gubernur Tk. I Jawa Barat No. 1023PM
1201980 tentang penetapan lokasi dan penyediaan lahan untuk Proyek Pirbun. Luas Areal Konsesi ditentukan sesuai dengan SK Gubernur Jawa Barat No. 523SK589 Bin-
Prod1982 seluas 5,600 hektar, namun yang terealisir hanya 1780,15 hektar dengan luas areal tanaman 1592.24 hektar. Sebagian kekurangan areal kemudian dialokasikan di perkebunan eksiting yang
berada di wilayah Banten dan Jawa Barat. Selain sebagai perusahaan negara, Perkebunan Kertajaya juga mengemban tugas sebagai inti
bagi pembangunan kebun plasma dengan pola Pirbun yang selanjutnya menjadi Proyek NES Nucleus Estate and Smallholders V Banten Selatan. Proyek perkebunan ini meliputi wilayah Kecamatan
Gunung Kencana, Malingping, Cijaku, Banjarsari, dan Panggarangan yang berada di wilayah Kabupaten Lebak dengan luas areal tanaman 3299.35 hektar. Sementara itu yang termasuk wilayah
Kabupaten Pandeglang meliputi Kecamatan Cikeusik, Munjul, dan Cibaliung seluas 2768.83 hektar. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN, PT. Perkebunan Nusantara VIII
bertujan untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta sektor pertanian pada khususnya dengan berlandaskan
pada asas: mempertahankan dan meningkatkan kontribusi bidang perkebunan bagi pendapatan nasional yang
diperoleh dari hasil produksi dan pemasaran beberapa jenis komoditi atau produk untuk konsumsi dalam negeri,
35
memelihara atau memperluas lapangan kerja bagi masyarakat maupun yang berada pada lingkungan sekitarnya,
memelihara kekayaan alam, khususnya menjaga kelestarian dan meningkatkan kesuburan tanah sebagai sumber mata air.
4.1.2 Letak Geografis, Keadaan Tanah, dan Iklim
Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit Kertajaya berlokasi di Jalan Raya Saketi-Malingping Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten Selatan. Secara geografis terletak pada 6.55
LS, 105.05
BT – 106.05
BT dengan ketinggian 60 – 80 meter di atas permukaan laut. Jarak dari ibukota
kabupaten sekitar 80 kilometer sedangkan jarak dari Jakarta sekitar 175 kilometer. Secara geologis, areal kebun tergolong dalam formasi tersier S3 dengan batuan liat dan
batuan pasir. Fisiografi sebagian besar areal adalah lipatan dengan bentuk wilayah datar hingga berombak, namun di beberapa tempat terdapat areal bertopografi gelombang.
Jenis tanah yang dijumpai adalah Typic Paleudult Podsolik Kuning yang didominasi dengan fraksi liat. Kesuburan fisik tanah tergolong sedang dan struktur tanah gumpal bersudut dengan ukuran
sedang. Konsistensi tanah tergolong teguh dan stabilitas agregat tanah tergolong rendah. Warna tanah adalah cokelat kekuningan sampai kuning. Kedalaman efektif tanah lebih dari 100 sentimeter. Kelas
kesesuaian lahan secara aktual pada sebagian besar kebun adalah kelas lahan S3, dimana pH tanah berkisar antara 4.5
– 5.5. Tipe iklim menurut Oldemen termasuk golongan C dengan curah hujan 2000
– 4000 milimeter yang tidak merata sepanjang tahun, sehingga ditemukan bulan-bulan kering yang cukup tegas, yaitu
antara 2 – 3 bulan. Suhu minimum sekitar 24
C dan maksimum 31 – 32
C.
4.1.3 Keberadaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit
PTPN VIII Perkebunan Kertajaya hingga tahun 2011 memiliki kebun kelapa sawit seluas 3,174.93 hektar. Dalam pengorganisasiannya, kebun tersebut dibagi menjadi empat afdeling, yang
masing-masing dikepalai oleh seorang kepala afdeling. Areal konsesi Perkebunan Kertajaya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Areal konsesi Perkebunan Kertajaya hektar Uraian
Afd. I Afd. II
Afd. III Afd. IV
Jumlah A.
Tn. Menghasilkan TT. 1986
- -
342.75 -
342.75 TT. 1990
- -
14.65 -
14.65 TT. 1994
- -
60.67 -
60.67 TT. 1996
- -
136.55 -
136.55 TT. 2002
- -
4.81 216.57
221.38 TT. 2003
- -
- 101.27
101.27 TT. 2004
- -
- 234.56
234.56
36
Uraian Afd. I
Afd. II Afd. III
Afd. IV Jumlah
TT. 2005 -
- -
202.88 202.88
Jumlah -
- 559.43
755.28 1,314.71
Tn. Belum Menghasilkan TT. 2009 TBM-II
144.87 105.02
- -
249.89 TT. 2010 TBM-I
285.50 104.35
- -
389.85 Jumlah
430.37 209.37
- -
639.74 Tn. Tahun Ini
TT. 2001 393.85
192.62 -
- 586.47
Tn. Tahun Akan Datang TT. 2011
- 146.16
- -
146.16 Lancuran
TT. 2012 -
119.96 -
- 119.96
Persemaian -
9.00 -
- 9.00
Jumlah Areal Tanam 824.22
677.11 559.43
755.28 2,816.04
B. Takeling Mahoni
TT. 2007 -
- 1.34
- 1.34
C. Lain-Lain
Emplacement 4.64
5.67 10.96
2.03 23.30
Areal pabrik -
12.73 -
- 12.73
Kuburan -
- 11.00
1.30 12.30
Jurang, sawah, rawa 119.19
102.51 18.75
9.58 250.03
Jalan 16.21
6.01 10.27
18.76 51.25
PLN -
- 1.64
3.32 4.96
Lapangan -
- 1.00
- 1.00
Pihak ketiga -
1.43 0.50
0.05 1.98
Jumlah 140.04
128.35 54.12
35.04 357.55
TOTAL AREAL 964.26
805.46 614
790.32 3,174.93
Sumber : PTPN VIII Kebun Kertajaya
Dalam rangka pengolahan hasil kelapa sawit berupa TBS, maka dibangun pabrik kelapa sawit PKS berkapasitas 30 ton per jam dan sarana penunjang lainnya, termasuk alat angkut transportasi
TBS. Pabrik ini mulai beroperasi pada bulan April 1985 dan merupakan satu-satunya di wilayah Banten yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII. Seiring pertambahan luas areal tanaman
kelapa sawit, maka dilakukan penambahan satu line baru dengan kapasitas yang sama pada tahun
37
2009. Line kedua ini akan dioperasikan pada saat jumlah panen melimpah. Sedangkan pada saat panen sedikit, line kedua diposisikan sebagai cadangan apabila terjadi kerusakan pada line utama.
4.1.4 Transportasi Tandan Buah Segar dan Tandan Kosong
Salah satu bagian yang berada di PKS Kertajaya adalah Bagian Teknik. Bagian Teknik memiliki wewenang terkait alat angkut TBS, diantaranya usulan pengadaan, perbaikan, dan
pengaturan penggunaan. Dalam kaitannya dengan transportasi TBS, jenis alat angkut utama yang digunakan di Perkebunan Kertajaya ada sejumlah 15 unit. Gambaran kuantitatif dan kualitatif
kendaraan TBS yang dimiliki PKS Kertajaya dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Inventarisasi kendaraan angkutan TBS Uraian
Merk Tipe
Tahun Pembuatan
No. Polisi Kondisi
Operasional Afdeling Mitsubishi Colt
PS. 120 2004
D 8132 CQ 65
Operasional Afdeling Colt Diesel
PS. 120 2004
D 8133 CQ 60
Operasional Afdeling Isuzu Elf
PS. 135 1998
D 8831 BY 55
Operasional Afdeling Toyota Dyna
125 HT 2005
D 8517 CV 70
Operasional Afdeling Toyota Dyna
125 HT 2005
D 8518 CV 70
Operasional Afdeling Toyota Dyna
125 HT D 8519 CV
70 Operasional Afdeling
Toyota Dyna 125 HT
2005 D 8523 CV
70 Operasional Afdeling
Toyota Dyna 125 HT
2005 D 8524 CV
70 Operasional Afdeling
Toyota Dyna 125 HT
2005 D 8559 CV
70 Operasional Afdeling
Colt Diesel PS. 120
2009 D 8370 DI
90 Operasional Afdeling
Colt Diesel PS. 120
2009 D 8371 DI
90 Operasional Jiptong
Daihatsu Taft GT
1987 A 1388 L
40 Operasional Jiptong
Daihatsu Taft GT
1985 F 1131 FL
40 Operasional Jiptong
Toyota Campas
1986 A 1654 SE
40 Operasional Jiptong
Daihatsu Taft GT
1985 Z 1325 WF
50 Sumber : PTPN VIII Kebun Kertajaya
Kendaraan untuk keperluan afdeling adalah kendaraan yang mengangkut tandan buah segar dari kebun ke pabrik kelapa sawit, mengalokasikan tandan kosong hasil olahan pabrik ke kebun
kelapa sawit, pemupukan afdeling, dan transportasi karyawan. Sedangkan kendaraan untuk operasional jiptong adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut buah dari tempat
pengumpulan hasil TPH panen sementara ke TPH yang dapat dijangkau kendaraan pengangkut TBS ke pabrik. Kendaraan jiptong ini diperlukan karena kendaraan operasional afdeling seluruhnya
termasuk jenis truk, sehingga tidak dapat melewati jalan-jalan sempit.
38
Berdasarkan kebijakan perusahaan, maka kendaraan operasional afdeling yang digunakan khusus untuk keperluan pengangkutan TBS dan tandan kosong adalah jenis dump truck, yang
berjumlah 10 unit. Sedangkan untuk keperluan lain digunakan kendaraan jenis truk bak kayu sejumlah 1 unit. Kebijakan lain yang diterapkan perusahaan adalah prioritas penggunaan kendaraan ada pada
pengalokasian tandan kosong hasil olahan ke kebun. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa produksi tidak bisa dilanjutkan apabila hoper penampung sementara tandan kosong telah penuh.
4.2 Penjadwalan Transportasi Tandan Buah Segar dan Tandan Kosong
4.2.1 Simulasi Produksi
Simulias digunakan untuk mendapatkan data prakiraan produksi harian Maret 2011. Prakiraan produksi harian dibagi menjadi lima data, yaitu prakiraan produksi tandan kosong, prakiraan produksi
TBS Afdeling 1, prakiraan produksi TBS Afdeling 2, prakiraan produksi TBS Afdeling 3, dan prakiraan produksi TBS Afdeling 4. Prakiraan produksi harian tersebut didasarkan pada data empiris
produksi harian Januari dan Februari 2011. Data aktual produksi harian tandan buah segar bulan Januari dan Februari 2011 dapat dilihat pada Lampiran 3.
Produksi harian tandan kosong didapatkan dengan mengalikan persentase tandan kosong dan TBS yang diolah pada masing-masing hari. Untuk data TBS olah dan persentase tandan kosong harian
dapat dilihat pada Lampiran 4. Simulasi menggunakan EasyFit 5.5 menunjukkan bahwa sebaran data yang menduduki ranking tertinggi menggunakan statistik Anderson_Darling adalah sebaran Gumble
Minimum. Uji statistik untuk sebaran Gumble Minimum menghasilkan nilai 0.2248 dan lebih kecil dari nilai kritis pada tingkat kepercayaan 95 yang sebesar 2.5018 sehingga hasil simulasi dapat
digunakan. Hasil prakiraan produksi harian tandan kosong ditunjukkan oleh Tabel 6.
Tabel 6. Prakiraan produksi harian tandan kosong Maret 2011 Tanggal
Produksi Tandan Kosong kilogram 1
116,754 2
99,420 3
144,068 4
177,525 5
94,457 6
131,745 7
172,607 8
158,246 9
97,198 10
166,455 11
150,305 12
191,457 13
161,900 14
128,402
39
Tanggal Produksi Tandan Kosong kilogram
15 165,037
16 133,846
17 154,105
18 151,075
19 101,105
20 165,915
21 141,563
22 152,280
23 145,203
24 115,133
25 153,048
26 175,510
27 148,807
28 152,553
29 61,676
30 171,012
31 184,915
Adapun data prakiraan produksi harian TBS untuk Afdeling 1 dan Afdeling 2 masing-masing mengikuti sebaran phased bi-exponential dan sebaran error, sedangkan Afdeling 3 dan Afdeling 4
mengikuti sebaran wakeby. Simulasi produksi harian TBS Afdeling 1 untuk sebaran phased bi- exponential menunjukkan nilai uji statistik sebesar -7.9132, simulasi produksi harian TBS Afdeling 2
untuk sebaran error menunjukkan nilai uji statistik sebesar 1.2069, simulasi produksi harian TBS afdeling 3 untuk sebaran wakeby menunjukkan nilai uji statistik sebesar 0.39016, dam simulasi
produksi harian TBS Afdeling 4 untuk sebaran wakeby menunjukkan nilai uji statistik sebesar 0.52892. Seluruh nilai yang didapatkan dari uji statistik tersebut lebih kecil dari nilai kritis uji
Anderson_Darling pada tingkat kepercayaan 95 terhadap setiap data tersebut yaitu sebesar 2.5018. Hasil prakiraan produksi harian TBS untuk Maret 2011 ditunjukkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Prakiraan produksi harian tandan buah segar TBS Maret 2011 Tanggal
Produksi TBS Afd 1 kilogram
Produksi TBS Afd 2 kilogram
Produksi TBS Afd 3 kilogram
Produksi TBS Afd 4 kilogram
1 2,644
8,487 20,806
7,573 2
2,224 1,660
16,524 16,467
3 761
3,430 25,466
6,895 4
2,112 4,362
26,051 31,194
5 2,587
10,717 20,378
20,635
40
Tanggal Produksi TBS Afd 1
kilogram Produksi TBS Afd 2
kilogram Produksi TBS Afd 3
kilogram Produksi TBS Afd 4
kilogram 6
2,446 5,834
19,286 3,497
7 2,501
3,774 14,890
2,868 8
2,300 964
26,273 36,311
9 834
6,314 22,882
29,519 10
1,288 7,581
19,577 25,323
11 3,042
5,734 43,138
38,719 12
2,341 10,821
4,349 29,005
13 1,269
3,087 17,169
30,495 14
2,365 7,382
14,979 16,696
15 2,155
3,408 13,464
24,535 16
2,922 1,910
9,340 35,095
17 485
7,864 22,434
26,747 18
2,092 983
14,494 20,577
19 2,757
8,417 36,334
160 20
2,111 7,048
22,490 32,580
21 2,440
6,026 20,163
25,117 22
2,145 4,558
34,260 20,497
23 2,159
10,064 4,622
6,889 24
346 4,486
17,474 23,907
25 2,619
5,974 16,986
35,036 26
1,952 4,602
4,007 4,677
27 3,597
4,353 22,959
28,257 28
552 2,764
4,278 11,398
29 2,145
4,846 24,157
45,398 30
2,182 2,240
27,667 31,314
31 5
7,945 25,409
27,152
4.2.2 Penentuan Rute Panen
Penentuan rute dilakukan bertujuan untuk menghemat waktu bepergian kendaraan dengan menggabungkan panen dua afdeling, yaitu Afdeling 1 dengan Afdeling 2 atau Afdeling 3 dengan
Afdeling 4, menjadi satu trip jika kapasitas trip masih memungkinkan. Berdasarkan sebaran afdeling, trip yang bisa digabung adalah trip Afdeling 1 dengan trip Afdeling 2 dan trip Afdeling 3 dengan trip
Afdeling 4. Trip Afdeling 1 dengan trip Afdeling 3, trip Afdeling 1 dengan trip Afdeling 4, trip Afdeling 2 dengan trip Afdeling 3, serta trip Afdeling 2 dengan trip Afdeling 4 tidak dapat digabung
karena tidak berpengaruh terhadap pengurangan waktu tempuh.
41
Rute awal inisiasi ditempatkan berdasarkan masing-masing trip sesuai dengan keperluan transportasi. Inisiasi jumlah trip dilakukan tanpa menghitung trip terakhir. Akan tetapi apabila TBS
yang akan dipanen adalah tepat kelipatan 5,500 kilogram, maka inisiasi mencakup seluruh trip. Hasil inisiasi jumlah trip harian ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8. Inisialisasi jumlah trip harian Tanggal
Jumlah Trip Afd 1 Jumlah Trip Afd 2
Jumlah Trip Afd 3 Jumlah Trip Afd 4
1 2
3 1
2 3
2 3
1 3
1 4
3 5
5 3
3 6
3 7
1 3
8 1
3 6
9 3
5 10
3 4
11 3
7 12
3 5
13 3
5 14
1 3
3 15
1 3
4 16
3 6
17 1
3 4
18 3
3 19
3 20
3 5
21 1
3 4
22 1
3 3
23 1
3 1
24 3
4 25
1 3
6 26
3 27
1 3
5 28
3 2
29 3
8 30
1 3
5 31
1 3
4
42
Selanjutnya dilakukan pendataan terhadap sisa kapasitas yang diangkut pada trip terakhir di masing-masing afdeling. Kapasitas sisa untuk trip akhir panen TBS di keempat afdeling ditunjukkan
pada Tabel 9.
Tabel 9. Sisa kapasitas trip terakhir harian Tanggal
Sisa kapasitas Afd 1 kilogram
Sisa kapasitas Afd 2 kilogram
Sisa kapasitas Afd 3 kilogram
Sisa kapasitas Afd 4 kilogram
1 2,856
2,513 1,194
3,427 2
3,276 3,840
5,476 33
3 4,739
2,070 2,034
4,105 4
3,388 1,138
1,449 1,806
5 2,913
283 1,622
1,365 6
3,054 5,166
2,714 2,003
7 2,999
1,726 1,610
2,632 8
3,200 4,536
1,227 2,189
9 4,666
4,686 4,618
3,481 10
4,212 3,419
2,423 2,177
11 2,458
5,266 862
5,281 12
3,159 179
1,151 3,995
13 4,231
2,413 4,831
2,505 14
3,135 3,618
1,521 5,304
15 3,345
2,092 3,036
2,965 16
2,578 3,590
1,660 3,405
17 5,015
3,136 5,066
753 18
3,408 4,517
2,006 1,423
19 2,743
2,583 2,166
5,340 20
3,389 3,952
5,010 420
21 3,060
4,974 1,837
2,383 22
3,355 942
4,240 1,503
23 3,341
936 878
4,111 24
5,154 1,014
4,526 3,593
25 2,881
5,026 5,014
3,464 26
3,548 898
1,493 823
27 1,903
1,147 4,541
4,743 28
4,948 2,736
1,222 5,102
29 3,355
654 3,343
4,102 30
3,318 3,260
5,333 1,686
31 5,495
3,055 2,091
348
43
Berdasarkan pemeriksaan hasil sisa kapasitas trip akhir di masing-masing afdeling, dilakukan update trip apabila memungkinkan dalam satu trip untuk melakukan panen buah di dua afdeling
sekaligus. Hasil update trip ditunjukkan pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil update trip harian Tanggal
Pemeriksaan 1-2
Pemeriksaan 3-4
Trip Afd 1 Trip Afd 2
Trip Afd 3 Trip Afd 4
1 1
2 4
2 2
1 1
1 3
3 3
1 1
1 4
2 4
1 1
5 6
5 1
2 4
4 6
1 1
1 4
1 7
1 1
3 1
8 1
1 5
7 9
1 1
1 1
4 6
10 1
1 1
4 5
11 1
1 1
1 7
8 12
1 2
1 6
13 1
1 1
3 6
14 1
1 1
1 2
4 15
1 1
1 2
5 16
1 1
2 7
17 1
1 1
1 4
5 18
1 1
3 4
19 1
1 2
6 1
20 1
1 1
5 6
21 1
1 1
4 5
22 1
1 1
6 4
23 1
2 1
2 24
1 1
1 3
5 25
1 1
1 1
3 7
26 1
1 1
1 27
1 1
1 4
6 28
1 1
1 3
29 1
1 1
4 9
30 1
1 1
5 6
31 1
1 1
5 5
44
4.2.3 Penentuan Jumlah Kendaraan
Berdasarkan data jumlah trip, ditentukan waktu yang dibutuhkan dalam satuan jam untuk seluruh trip harian. Jumlah waktu ini ditunjukkan pada Tabel 11.
Tabel 11. Waktu untuk seluruh trip jam Tanggal
Trip TK Trip Afd 1
Trip Afd 2 Trip Afd 3
Trip Afd 4 1
78 3.5
5.5 19.8
11.4 2
68 3.7
0.0 15.0
18.0 3
98 3.8
0.0 20.0
11.9 4
120 3.4
2.8 24.7
35.7 5
64 3.5
5.9 19.7
23.8 6
88 3.5
3.0 19.5
5.6 7
116 3.5
2.7 14.7
5.5 8
106 3.6
0.0 24.8
41.6 9
66 3.3
3.0 20.0
35.5 10
112 3.6
3.0 19.6
29.6 11
102 3.6
3.0 35.0
47.9 12
128 3.4
6.0 4.8
35.3 13
108 3.8
0.0 15.0
35.7 14
86 3.8
3.0 10.0
23.8 15
112 3.4
2.6 10.0
29.9 16
90 3.9
0.0 9.7
41.4 17
104 3.5
3.0 20.0
29.9 18
102 3.6
0.0 14.6
23.7 19
68 3.5
5.5 30.0
5.6 20
112 3.7
3.0 24.1
35.9 21
96 3.5
3.0 19.7
29.6 22
102 3.4
2.8 30.0
24.0 23
98 3.4
5.8 4.8
11.3 24
78 3.9
0.0 15.0
29.5 25
104 3.6
3.0 15.0
41.5 26
118 3.4
2.8 4.7
5.9 27
100 3.7
2.8 20.0
35.3 28
102 3.6
0.0 0.0
17.9 29
42 3.4
2.9 20.0
53.6 30
116 3.8
0.0 25.0
35.7 31
124 3.4
3.0 24.6
29.9
45
Tabel 12 menunjukkan jumlah kendaraan yang diperlukan setelah memperhitungkan jumlah waktu trip per unit dan kendala waktu produksi.
Tabel 12. Jumlah kendaraan yang diperlukan Tanggal
Jumlah Waktu Trip jam
Waktu Produksi Lini 1 jam
Waktu Produksi Lini 2 jam
Jumlah Kendaraan 1
118.2 16.9
0.0 7
2 104.7
14.4 0.0
8 3
133.6 20.9
0.0 7
4 186.6
22.0 3.7
9 5
116.9 13.7
0.0 9
6 119.6
19.1 0.0
7 7
142.4 22.0
3.0 7
8 176.0
22.0 0.9
8 9
127.8 14.1
0.0 10
10 167.8
22.0 2.1
8 11
191.5 21.8
0.0 9
12 177.5
22.0 5.7
9 13
162.5 22.0
1.5 8
14 126.5
18.6 0.0
7 15
157.9 22.0
1.9 8
16 145.0
19.4 0.0
8 17
160.5 22.0
0.3 8
18 143.9
21.9 0.0
7 19
112.7 14.7
0.0 8
20 178.7
22.0 2.0
9 21
151.8 20.5
0.0 8
22 162.2
22.0 0.1
8 23
123.3 21.0
0.0 6
24 126.4
16.7 0.0
8 25
167.0 22.0
0.2 8
26 134.8
22.0 3.4
7 27
161.8 21.6
0.0 8
28 123.5
22.0 0.1
6 29
121.9 8.9
0.0 14
30 180.5
22.0 2.8
9 31
185.0 22.0
4.8 9
46
4.2.4 Hasil Penjadwalan
Penjadwalan dilakukan dengan model penugasan. Hasil dari penjadwalan dilakukan adalah pengalokasian sejumlah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut panen tandan buah segar dan
mengalokasikan tandan kosong hasil olahan pabrik ke kebun di tiap jamnya setiap hari. Dengan demikian, diharapkan kendaraan yang dialokasikan dapat digunakan secara optimum dan
meminimisasi waktu idle. Jumlah kendaraan yang telah ditetapkan setiap harinya dialokasikan ke dalam seluruh trip.
Penjadwalan ini memprioritaskan kendaraan yang tersedia untuk pengangkutan tandan kosong. Hal ini disebabkan kendala dalam proses penjadwalan, yaitu keadaan hoper tandan kosong hasil produksi
tidak boleh melebihi 20 ton. Apabil keadaan hoper tandan kosong melebihi 20 ton, maka produksi tidak dapat dilanjutkan karena tidak ada penampung untuk tandan kosong hasil samping produksi.
Keadaan hoper pada saat pengangkutan tandan kosong juga diharuskan minimum 3 ton, agar kapasitas trip tandan kosong dapat optimum. Kendala ini terdapat pengecualian pada saat jam akhir produksi,
sehingga terdapat satu trip yang mengangkut kurang dari 3 ton. Contoh hasil dari penjadwalan mempertimbangkan kendala tersebut dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Hasil penjadwalan tanggal 1 Maret 2011
4.3 Analisis Penjadwalan
Penjadwalan dilakukan menggunakan input data produksi TBS yang diprakirakan dengan menggunakan simulasi. Untuk membandingkan terhadap prakiraan yang dilakukan oleh PTPN VIII
Perkebunan Kertajaya dalam Lampiran 3, dilakukan penghitungan nilai symmetric Mean Absolute Percentage Error sMAPE. Pengujian dilakukan dengan sMAPE karena pada data aktual terdapat
nilai nol, sehingga tidak dapat menggunakan uji MAPE. Nilai ini digali dengan menguji hasil simulasi dengan data produksi harian aktual pada bulan Maret. Dari hasil pengujian simulasi didapatkan nilai
47
sMAPE untuk Afdeling 1 sebesar 159, Afdeling 2 sebesar 95, Afdeling 3 sebesar 67, dan Afdeling 4 sebesar 51. Jika dibandingkan dengan model prakiraan yang dilakukan oleh PTPN VIII,
didapatkan nilai sMAPE untuk Afdeling 1, Afdeling 2, Afdeling 3, dan Afdeling 4 masing-masing sebesar 161, 138, 77, dan 65. Nilai sMAPE yang didapatkan menunjukkan bahwa hasil
simulasi menunjukkan akurasi prakiraan yang lebih baik dari yang telah dilakukan perusahaan untuk produksi TBS di seluruh afdeling. Perbandingan nilai sMAPE antara prakiraan produksi harian
menggunakan simulasi dan prakiraan produksi PTPN VIII dapat dilihat pada Lampiran 10. Faktor lain yang berpengaruh terhadap penjadwalan adalah prakiraan tandan kosong yang akan
diproduksi setiap harinya. Prakiraan produksi harian tandan kosong juga dilakukan menggunakan simulasi. Untuk menyatakan tingkat kepuasan hasil simulasi, digunakan perhitungan nilai Mean
Absolute Percentage Error MAPE. Nilai MAPE yang didapatkan sebesar 23.41. Nilai ini lebih kecil dari 25, sehingga dapat diaplikasikan secara memuaskan untuk memprakirakan produksi
tandan kosong pada suatu hari. Tabel 13 menunjukkan validasi hasil simulasi prakiraan produksi harian tandan kosong.
Tabel 13. Validasi hasil simulasi prakiraan produksi tandan kosong Tanggal
Aktual Produksi Tandan Kosong kilogram
Prakiraan Produksi Tandan Kosong kilogram
Kesalahan Relatif 1
110,053 116,754
6.09 2
131,330 99,421
24.30 3
130,938 144,068
10.03 4
117,578 177,525
50.98 5
122,946 94,458
23.17 6
84,672 131,746
55.60 7
165,223 172,608
4.47 8
162,633 158,246
2.70 9
163,003 97,198
40.37 10
87,524 166,456
90.18 11
155,569 150,305
3.38 12
166,693 191,458
14.86 13
85,088 161,900
90.28 14
170,556 128,402
24.72 15
174,680 165,037
5.52 16
172,901 133,847
22.59 17
141,179 154,106
9.16 18
161,698 151,075
6.57 19
152,215 101,105
33.58 20
120,859 165,916
37.28 21
144,518 141,564
2.04 22
172,906 152,281
11.93
48
Tanggal Aktual Produksi Tandan
Kosong kilogram Prakiraan Produksi Tandan
Kosong kilogram Kesalahan Relatif
23 175,334
145,204 17.18
24 123,077
115,134 6.45
25 126,230
153,048 21.25
26 194,972
175,510 9.98
27 147,875
148,808 0.63
28 158,964
152,553 4.03
29 170,712
61,676 63.87
30 181,914
171,012 5.99
31 251,805
184,915 26.56
Mean Absolute Percentage Error MAPE 23.41
Penjadwalan dilakukan terhadap 10 unit kendaraan yang dimiliki oleh PTPN VIII. Apabila pada hasil penjadwalan terdapat 1 hari dimana jumlah kendaraan yang dibutuhkan lebih dari 10 unit,
maka perusahaan dapat melakukan outsourcing dari pihak ketiga. Penentuan tingkat kepuasan terhadap prakiraan jumlah kendaraan yang dibutuhkan juga dilakukan dengan menghitung nilai Mean
Absolute Percentage Error MAPE. Nilai MAPE yang didapat sebesar 12.43. Nilai ini kurang dari 25, sehingga dapat diaplikasikan secara memuaskan. Tabel 14 menunjukkan validasi hasil simulasi
prakiraan jumlah alokasi kendaraan.
Tabel 14. Validasi hasil simulasi prakiraan jumlah alokasi kendaraan Tanggal
Kebutuhan Jumlah Alokasi Kendaraan
Prakiraan Jumlah Alokasi Kendaraan
Kesalahan Relatif 1
8 7
12.50 2
9 8
11.11 3
8 7
12.50 4
9 9
0.00 5
8 9
12.50 6
7 7
0.00 7
8 7
12.50 8
10 9
10.00 9
7 9
28.57 10
10 8
20.00 11
8 8
0.00 12
9 9
0.00 13
9 8
11.11
49
Tanggal Aktual Jumlah Alokasi
Kendaraan Prakiraan Jumlah Alokasi
Kendaraan Kesalahan Relatif
14 8
8 0.00
15 9
8 11.11
16 8
8 0.00
17 8
8 0.00
18 8
7 12.50
19 8
7 12.50
20 8
8 0.00
21 7
8 14.29
22 9
8 11.11
23 9
7 22.22
24 10
8 20.00
25 9
8 11.11
26 10
7 30.00
27 8
8 0.00
28 6
7 16.67
29 9
14 55.56
30 8
9 12.50
31 12
9 25.00
Mean Absolute Percentage Error MAPE 12.43
Penjadwalan yang telah dihasilkan ditujukan untuk menduga jumlah kendaraan dan mengoptimisasi penggunaannnya. Penjadwalan ini menjadikan prioritas ada pada pengangkutan
tandan kosong. Hal ini dikarenakan tandan kosong jika melebihi kapasitas hoper dapat menghambat produksi pabrik. Prioritas tersebut menyebabkan pengangkutan TBS berada pada urutan di bawah
pengangkutan tandan kosong. Ketentuan ini juga memperhatikan kebijakan perusahaan yang menyatakan bahwa batas maksimum TBS tidak terangkut adalah 24 jam. Dengan demikian, kendala
pengangkutan TBS adalah harus diangkut kurang dari 24 jam atau pada hari yang sama dengan hari pemanenan.
Kendaraan yang digunakan berdasarkan penjadwalan transportasi bervariatif dalam setiap harinya, sedangkan penjadwalan yang telah ada di perusahaan setiap harinya telah ditetapkan
menggunakan 13 kendaraan angkut TBS dan tandan kosong, yang terdiri dari 10 kendaraan kebun ditambah 3 kendaraan sewa. Apabila penjadwalan yang telah ada di perusahaan diuji menggunakan
perhitungan MAPE, maka nilai yang didapat adalah 55.31. Berdasarkan hal tersebut, model penjadwalan penelitian ini lebih baik dari penjadwalan yang telah ada. Pada Tabel 15 ditampilkan
perhitungan MAPE penjadwalan yang saat ini diterapkan di perusahaan terhadap kebutuhan kendaraan yang sebenarnya.
50
4.4 Kekurangan Model Penjadwalan