Tujuan Ruang Lingkup Manfaat Kelapa Sawit

1 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem produksi membutuhkan perencanan yang baik. Penjadwalan merupakan salah satu bagian penting dalam perencanaan produksi, karena implementasi produksi dilakukan berdasarkan penjadwalan. Dalam kaitannya dengan agroindustri kelapa sawit, penjadwalan menentukan produktivitas minyak sawit kasar sebagai hasil dari pengolahan kelapa sawit. Penjadwalan merupakan upaya peningkatan produktivitas tanpa melakukan penambahan input produksi, melainkan dengan melakukan optimisasi terhadap input produksi yang telah tersedia. Optimisasi agroindustri kelapa sawit dapat dilakukan mulai dari penanaman kelapa sawit sampai dengan pengolahan tandan buah segar kelapa sawit. Optimisasi akan mengantarkan pada peningkatan jumlah produk yang bisa diproduksi dengan kapasitas yang tetap. Optimisasi juga akan berdampak baik terhadap industri, karena akan meyebabkan minimisasi biaya dan maksimisasi keuntungan. Transportasi pengangkutan tandan buah segar dan tandan kosong sebagai salah satu bagian dari mata rantai industri kelapa sawit turut memegang peranan dalam optimisasi produksi minyak sawit. Transportasi tandan buah segar bertanggung jawab mulai dari saat tandan buah segar tepat selesai dipanen sampai dengan dibongkar di loading ramp untuk selanjutnya diolah di pabrik, sedangkan transportasi tandan kosong bertanggung jawab untuk mengalokasikan tandan kosong sebagai hasil samping pengolahan tandan buah segar. Optimisasi transportasi yang berupa penjadwalan akan menguntungkan setidaknya dilihat dari tiga sisi, yaitu efisiensi sumber daya, penjagaan mutu tandan buah segar, dan peningkatan produktivitas. Dengan demikian, maka penjadwalan transportasi menjadi sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Dalam melakukan penjadwalan transportasi kelapa sawit perlu diperhatikan komponen- komponen yang terlibat dan alur pengolahan kelapa sawit sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menentukan model penjadwalan. Dengan kata lain, perlu adanya integrasi terhadap seluruh komponen yang terlibat sehingga penjadwalan kelapa sawit menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak menitikberatkan hanya pada satu bagian. Berdasarkan hal tersebut, maka penjadwalan transportasi perlu memperhatikan sistem kerja yang ada di kebun sekaligus sistem kerja yang ada di pabrik, sehingga transportasi dapat berjalan optimal.

1.2 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari adanya penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengangkutan tandan buah segar dan tandan kosong kelapa sawit serta membuat model penjadwalan pengangkutan tandan buah segar dan tandan kosong kelapa sawit yang lebih baik dari yang telah ada.

1.3 Ruang Lingkup

Pada penelitian ini aspek yang diteliti adalah penjadwalan transportasi pengangkutan tandan buah segar dan tandan kosong yang dilakukan berdasarkan penjadwalan panen di kebun dan penjadwalan produksi di pabrik. Tandan buah segar dan tandan kosong yang diangkut disesuaikan 2 dengan sumber daya transportasi pengangkutan yang tersedia, yaitu jumlah alat transportasi. Faktor kendala lain yang juga diperhatikan adalah prioritas pengangkutan, sebaran lokasi yang dilewati, dan sistem kerja. Penjadwalan panen dilakukan terhadap kebun inti yang dikelola oleh PTPN VIII Perkebunan Kertajaya, tidak termasuk kebun plasma dan kebun pihak ketiga, sedangkan penjadwalan produksi di pabrik dilakukan terhadap tandan buah segar hasil panen kebun inti, kebun plasma, dan kebun pihak ketiga. Hasil dari penjadwalan transportasi adalah rute pengangkutan, waktu mulai dan berakhir transportasi, serta jumlah sumber daya transportasi yang dialokasikan.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian tentang penjadwalan transportasi pengangkutan tandan buah segar dan tandan kosong adalah dapat meminimisasi biaya produksi yang berkaitan dengan transportasi pengangkutan dan memaksimisasi keuntungan bagi perusahaan. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili Palmae dan berasal dari Afrika Barat. Sebagai tumbuhan tropis, maka kelapa sawit dapat tumbuh hanya di wilayah yang beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hingga kini tumbuhan ini telah diusahakan dalam bentuk perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit Fauzi et al, 2006. Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, yaitu batangnya mempunyai kambium dan tidak bercabang. Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diamter 20 – 75 sentimeter. Tinggi maksimum yang ditanam di perkebunan antara 15 – 18 meter, sedangkan yang di alam mencapai 30 m. Tanaman kelapa sawit rata-rata menghasilkan buah 20 – 22 tandan per tahun Fauzi et al, 2006. Buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian pertama adalah perikarpium yang terdiri dari epikarpium dan mesokarpium; dan yang kedua adalah biji, yang terdiri dari endokarpium, endosperm, dan lembaga atau embrio. Epikarpium adalah kulit buah dan licin, sedangkan mesokarpium adalah daging buah yang berserabut dan mengandung minyak dengan rendemen paling tinggi. Endokarpium merupakan tempurung berwarna hitam dan keras, endosperm atau disebut juga kernel merupakan penghasil inti sawit, sedangkan lembaga atau embrio merupakan bakal tanaman Fauzi et al, 2006. Kriteria kematangan buah sawit yang dipakai adalah warna buah sawit yang berubah dari kehitaman menjadi jingga kemerahan. Kriteria lain adalah buah akan mudah terlepas dari tandan. Pemanenan tandan buah segar tepat pada waktunya bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan, karena kematangan merupakan sesuatu yang abstrak bagi pemanen. Penggunaan warna sebagai kriteria kematangan buah tidak sederhana. Untuk wilayah tanaman yang berbeda, buah menunjukkan derajat pewarnaan yang berbeda, walaupun tingkat kematangan sama Mangoensoekarjo dan Semangoen, 2003.

2.2 Agorindustri Kelapa Sawit