28 Jumlah air tanak yang ditambahkan pada berbagai berat sampel terlihat
pada Tabel 3
Tabel 3 . Jumlah air tanak grit jagung campur beras.
Berat produk campuran grit jagung-beras gr
Jumlah Air Tanak ml
50 50, 100, 150, 200, 250
100 100, 150, 200, 250, 300, 350
200 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500
400 400, 450, 500, 550, 600, 650, 700, 750, 800
Bagian kedua yaitu karakterisasi komposisi kimia dari produk campuran grit jagung-beras bertujuan memperoleh komposisi nilai gizi
nutrition fact dari produk campuran grit jagung-beras. Analisis ini
meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar serat pangan, dan nilai kalori makanan.
C. METODE ANALISIS
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini analisis fisik dan analisis kimia meliputi yaitu:
a. Analisis fisik 1. Rendemen
Nilai rendemen pembuatan grit jagung didasarkan pada perbandingan antara total berat grit jagung yang telah disosoh dengan
berat jagung pipil awal yang digunakan.
Rendemen = berat beras hasil sosoh x 100 berat jagung pipil
2. Distribusi Ukuran
Perhitungan distribusi ukuran grit jagung didasarkan pada perbandingan antara berat grit jagung ukuran tertentu yang telah disosoh
dengan total berat grit jagung yang telah disosoh.
29
kuran terhadap rendeme = berat grit ukuran X x 100 berat total beras jagung
Distribusi = berat grit ukuran X x 100 berat jagung pipil
3. Densitas Kamba Muchtadi dan Sugiyono, 1992
Penentuan nilai densitas kamba grit jagung dilakukan dengan menggunakan gelas ukur 50 ml. Pada tahap awal dilakukan penimbangan
dan pencatatan berat gelas ukur kosong, kemudian grit jagung dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 ml hingga tanda tera dan ditimbang.
Berat 50 ml grit jagung ditentukan berdasarkan selisih antara berat gelas ukur 50 ml yang diisi grit jagung hingga tanda tera dengan berat gelas
ukur 50 ml kosong. Densitas kamba didasarkan pada perbandingan antara berat 50 ml beras jagung dengan volume gelas ukur yakni 50 ml.
Berat Jagung g = berat gelas ukur + jagung – berat gelas ukur
kosong Densitas Kamba gml = berat grit jagung 50 ml g
x 100 volume gelas ukur ml
4. Tingkat Penyerapan Air Hubeis, 1985
Penentuan tingkat penyerapan air beras jagung ditentukan berdasarkan jumlah air yang diserap oleh grit jagung selama
pregelatinisasi yakni selama pengukusan 98 C dan perendaman dalam air panas suhu awal 100 C. Tingkat penyerapan air grit jagung
campur beras diperoleh dari selisih antara jumlah air awal yang ditambahkan untuk merendam grit jagung dengan jumlah air sisa setelah
perendaman selama waktu tertentu. Tingkat penyerapan air pada setiap variabel waktu perendaman kemudian dirata-ratakan untuk menghasilkan
rata-rata tingkat penyerapan air grit jagung. Sebanyak 50 gram grit jagung untuk setiap ukuran dimasukkan
dalam wadah yang telah diisi dengan air. Jumlah awal air perendam yang digunakan adalah 100 ml. Grit jagung kemudian direndam dengan
variabel waktu perendaman dalam air panas adalah 10 menit, 20 menit, 30 menit, dan 40 menit. Selama perendaman dalam air panas, suhu air
Distribusi Ukuran terhadap rendemen
Distribusi Ukuran dari jagung pipil
30 tidak dipertahankan konstan 100 C. Setelah direndam sesuai dengan
variabel waktu yang ditetapkan, jumlah sisa air perendam diukur kembali. Akan tetapi pada perlakuan pengukusan grit setelah dikukus
pada variabel waktu 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit, 50 menit, 60 menit, dan 70 menit. Grit sebanyak 25 gram kemudian dikukus, setelah
itu timbang kembali berat grit.
= jumlah air awal ml – jumlah air akhir ml
= Berat akhir gr – Berat awal gr
= jumlah air yang diserap ml x 100 jumlah air awal ml
= jumlah air yang diserap gr x 100 Berat awal gr
Rumus pada perlakuan pengukusan
5. Tingkat Pengembangan Hubeis, 1985