Distribusi Ukuran Densitas Kamba Muchtadi dan Sugiyono, 1992 Tingkat Penyerapan Air Hubeis, 1985

28 Jumlah air tanak yang ditambahkan pada berbagai berat sampel terlihat pada Tabel 3 Tabel 3 . Jumlah air tanak grit jagung campur beras. Berat produk campuran grit jagung-beras gr Jumlah Air Tanak ml 50 50, 100, 150, 200, 250 100 100, 150, 200, 250, 300, 350 200 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500 400 400, 450, 500, 550, 600, 650, 700, 750, 800 Bagian kedua yaitu karakterisasi komposisi kimia dari produk campuran grit jagung-beras bertujuan memperoleh komposisi nilai gizi nutrition fact dari produk campuran grit jagung-beras. Analisis ini meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar serat pangan, dan nilai kalori makanan.

C. METODE ANALISIS

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini analisis fisik dan analisis kimia meliputi yaitu:

a. Analisis fisik 1. Rendemen

Nilai rendemen pembuatan grit jagung didasarkan pada perbandingan antara total berat grit jagung yang telah disosoh dengan berat jagung pipil awal yang digunakan. Rendemen = berat beras hasil sosoh x 100 berat jagung pipil

2. Distribusi Ukuran

Perhitungan distribusi ukuran grit jagung didasarkan pada perbandingan antara berat grit jagung ukuran tertentu yang telah disosoh dengan total berat grit jagung yang telah disosoh. 29 kuran terhadap rendeme = berat grit ukuran X x 100 berat total beras jagung Distribusi = berat grit ukuran X x 100 berat jagung pipil

3. Densitas Kamba Muchtadi dan Sugiyono, 1992

Penentuan nilai densitas kamba grit jagung dilakukan dengan menggunakan gelas ukur 50 ml. Pada tahap awal dilakukan penimbangan dan pencatatan berat gelas ukur kosong, kemudian grit jagung dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 ml hingga tanda tera dan ditimbang. Berat 50 ml grit jagung ditentukan berdasarkan selisih antara berat gelas ukur 50 ml yang diisi grit jagung hingga tanda tera dengan berat gelas ukur 50 ml kosong. Densitas kamba didasarkan pada perbandingan antara berat 50 ml beras jagung dengan volume gelas ukur yakni 50 ml. Berat Jagung g = berat gelas ukur + jagung – berat gelas ukur kosong Densitas Kamba gml = berat grit jagung 50 ml g x 100 volume gelas ukur ml

4. Tingkat Penyerapan Air Hubeis, 1985

Penentuan tingkat penyerapan air beras jagung ditentukan berdasarkan jumlah air yang diserap oleh grit jagung selama pregelatinisasi yakni selama pengukusan 98 C dan perendaman dalam air panas suhu awal 100 C. Tingkat penyerapan air grit jagung campur beras diperoleh dari selisih antara jumlah air awal yang ditambahkan untuk merendam grit jagung dengan jumlah air sisa setelah perendaman selama waktu tertentu. Tingkat penyerapan air pada setiap variabel waktu perendaman kemudian dirata-ratakan untuk menghasilkan rata-rata tingkat penyerapan air grit jagung. Sebanyak 50 gram grit jagung untuk setiap ukuran dimasukkan dalam wadah yang telah diisi dengan air. Jumlah awal air perendam yang digunakan adalah 100 ml. Grit jagung kemudian direndam dengan variabel waktu perendaman dalam air panas adalah 10 menit, 20 menit, 30 menit, dan 40 menit. Selama perendaman dalam air panas, suhu air Distribusi Ukuran terhadap rendemen Distribusi Ukuran dari jagung pipil 30 tidak dipertahankan konstan 100 C. Setelah direndam sesuai dengan variabel waktu yang ditetapkan, jumlah sisa air perendam diukur kembali. Akan tetapi pada perlakuan pengukusan grit setelah dikukus pada variabel waktu 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit, 50 menit, 60 menit, dan 70 menit. Grit sebanyak 25 gram kemudian dikukus, setelah itu timbang kembali berat grit. = jumlah air awal ml – jumlah air akhir ml = Berat akhir gr – Berat awal gr = jumlah air yang diserap ml x 100 jumlah air awal ml = jumlah air yang diserap gr x 100 Berat awal gr Rumus pada perlakuan pengukusan

5. Tingkat Pengembangan Hubeis, 1985