Uji Pencampuran Grit Jagung Terpilih dengan Beras

24 Hasil dari pemasakan keempat ukuran tersebut yang dimasak sesuai dengan kondisi penanakan grit tersebut selanjutnya di uji rating hedonik untuk memperoleh ukuran grit yang disukai oleh para panelis. Panelis diminta untuk memberikan penilaian kesukaan secara keseluruhan penampakan, keempukkan, rasa, aroma terhadap keempat grit untuk dicampur nasi. Skala yang digunakan yaitu 1 sampai 7 dari sangat tidak suka hingga sangat suka. Maka semakin besar skala yang diperoleh pada grit jagung berarti semakin disukai grit ukuran tersebut. Panelis yang digunakan adalah panelis tak terlatih sebanyak 30 orang. Hasil dari uji rating hedonik ini kemudian diolah secara statistika ANOVA menggunakan SPSS 13.0

3. Uji Pencampuran Grit Jagung Terpilih dengan Beras

Tahapan ini bertujuan untuk menguji atau menganalisa ukuran grit yang terpilih dari tahapan sebelumnya apabila dimasak bersama dengan beras. Selain itu juga bertujuan untuk mendapatkan perbandingan grit jagung campur beras dan air tanak yang optimal. Perbandingan grit jagung campur beras dikatakan optimal apabila menghasilkan nasi jagung yang tidak berair atau nasi masih keras sesaat setelah rice cooker ke posisi mati switch off atau kondisi hangat switch to warming cycle. Menurut Supriadi 2004 apabila perbandingan beras jagung dan air tanak di bawah perbandingan yang optimum maka energi yang diperlukan untuk mencapai suhu gelatinisasi cukup tinggi sehingga ketika air dalam rice cooker telah habis nasi jagung belum cukup matang masih keras. Sebaliknya, jika perbandingan beras jagung dan air melebihi perbandingan optimum maka energi yang dibutuhkan untuk gelatinisasi kecil sehingga pada saat rice cooker telah mati off masih tersisa air sehingga nasi jagung menjadi lembek. Mula-mula grit jagung yang terpilih dari tahapan sebelumnya dicampur beras dengan perbandingan 1:1 basis berat grit jagung campur beras sebesar 50 gram kemudian dimasak atau ditanak dengan menggunakan rice cooker dengan perbandingan grit jagung campur beras 25 dan air tanak sebesar 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5, dan 1:6. Hasil dari pemasakan tersebut kemudian diamati tingkat kematangannya, secara fisik yaitu grit jagung dibelah apabila pada bagian tengah dari grit jagung teresebut masih memiliki serbuk putih berwarna putih maka nasi campuran grit jagung-beras secara keseluruhan belum matang. Penilaian kematangan nasi campuran grit jagung-beras juga didasarkan pada tingkat gelatinisasi. Tingkat gelatinisasi dapat dilihat dari tingkat birefringence granula pati nasi jagung yang dapat diamati dengan menggunakan mikroskop polarisasi yang dilengkapi dengan kamera. Apabila pemasakan grit jagung campur beras dengan perbandingan grit jagung campur beras dan air tanak tersebut diatas menghasilkan grit jagung yang matang bersamaan dengan nasi maka tidak diperlukan pregelatinisasi terhadap grit jagung. Perbandingan grit jagung campur beras dan air tanak yang optimal diperoleh dari pengamatan setelah pemasakan selesai tombol rice cooker telah turun dari proses pemasakan, yaitu apabila beras telah matang dan tidak berair. Akan tetapi bila dari pemasakan ini masih diperoleh grit yang belum matang maka grit jagung tersebut memerlukan pregelatinisasi sebelum dicampur beras untuk kemudian ditanak atau dimasak. Diagram alir proses dari tahapan ini dapat terlihat pada Gambar 5. Gambar 5. Diagram alir proses uji pencampuran grit jagung dan beras Grit jagung campur beras Ditanak dengan perbandingan beras jagung dan air tanak 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5 dan 1:6 Dianalisis tingkat kematangan Grit jagung Matang → Optimal Grit jagung Tidak matang→ Pregelatinisasi 26

4. Penentuan Perlakuan Pregelatinisasi Grit Jagung