dapat digunakan untuk hipertensi dengan cara direbus, daun alpukat yang diambil
untuk   diperlukan   dalam   pembuatan rebusan   sebanyak   5   lembar,   direbus
dengan 3 gelas air hingga tinggal 2 gelas. Rebusan   atau   ekstrak   daun   alpukat
dikonsumsi   dua   kali   sehari   pagi   dan sore   sebanyak   1   gelas   rebusan   sekali
minum.   Rebusan   daun   alpukat   dapat menurunkan   tekanan   darah   pada
penderita hipertensi kurang lebih dalam waktu   1   minggu   Margowati,   dkk.,
2016.
Rebusan   atau   ekstrak   dari   daun alpukat ini memiliki peran penting dalam
menurunkan   hipertensi   selain   itu,   jika tekanan   darah   terkontrol   maka   upaya
pencegahan   terjadinya   penyakit   stroke dengan   mengkonsumsi   bahan   pangan
nabati yang berasal dari tanaman alpukat ini   akan   memberikan   respon   yang   baik
bagi orang yang telah berumur lansia.
3. Pisang Musa paradisiaca
Klasifikasi Ilmiah Sumber: Plantamor
Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta
Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida Sub kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales Famili: Musaceae
Genus: Musa Spesies: Musa paradisiaca
Di   Indonesia,   pisang   merupakan buah   yang   mudah   ditemukan.   Rasanya
yang enak, harganya yang murah, mudah dijangkau,   dan   memiliki   banyak   sekali
manfaat   untuk   kesehatan   membuat pisang   menjadi   salah   satu   buah   yang
banyak   digemari   oleh   semua   kalangan, meski   semua   orang   tidak   menyadari
khasiat   dari   buah   pisang   yang   salah satunya yaitu untuk menurunkan tekanan
darah.
Dengan   latar   belakang   tersebut maka   dilakukanlah   sebuah   penelitian
untuk   mengetahui   seberapa   pengaruh yang   terjadi   saat   mengkonsumsi   pisang
terhadap   turunnya   tekanan   darah   bagi seseorang yang telah menderita hipetensi.
Berdasarkan   penelitian   yang didapatkan   bahwa   terapi   diet   pisang
secara   bermakna   dapat   menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada
seseorang   yang   mengalami   hipertensi Tangkilisan, dkk., 2013.
Keterkaitannya dengan mencegah timbulnya   serangan   stroke,   pisang   ini
memiliki   khasiat   untuk   menurunkan tekanan   darah,   sehingga   tekanan   darah
akan normal dan dengan demikian akan meminimalisir   terjadinya   serangan   atau
penyakit   stroke.   Terutama   pisang   ini sangat   mudah   untuk   dikonsumsi   oleh
lansia.   Sehingga   dengan   mengkonsumsi pisang   ini   dapat   mencegah   terjadinya
stroke, khususnya pada lansia.
4. Apel Pyrus malus
Klasifikasi Ilmiah Sumber: Plantamor
Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta
Super divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Rosidae
Ordo: Rosales Famili: Rosaceae
Genus: Pyrus Spesies: Pyrus malus L.
Apel   mengandung   vitamin, mineral   dan   kaya   akan   serat   yang
berkhasiat   untuk   menggelontorkan   plak kolestrol   yang   menempel   di   pembuluh
darah dan zat Flavanoid yang terkandung di   dalam   Apel   ini   lah   yang   berfungsi
untuk   menurunkan   kolestrol   Antoni, dkk., 2013.
Berdasarkan   hasil   pemeriksaan kadar kolesterol darah puasa sebelum dan
sesudah   konsumsi   jus   apel   didapatkan bahwa setelah diberikan jus apel terdapat
penurunan rerata kadar kolesterol darah. Komponen   penting   pada   buah   apel
7
adalah pektin 24 0,7gr. Selain pektin tiap dalam 100 gram buah apel adalah 58
kkal energy; 4 g lemak; 3 g protein; 14,9 karbohidrat; 900 IU VIT A; 7 mg tiamin;
3 mg riboflamin; 2 mg niacin; 5 mg VIT C; 0,04 mg vit B1; 0,04 mg vit B2; 6 mg
kalsium;   3   mg   zat   besi;   10   mg   fosfor; clan   130   mg   kalium   potasium.   Apel
juga memiliki karoten sebagai vitamin A dan   antioksidan   tinggi   Antoni,   dkk.,
2013.
Pemberian   jus   apel   dosis   1x 100gram dan 100 ml air mineral, dapat
menurunkan kolesterol darah pada pasien hipertensi   dan   pengaturan   diet   pada
penderita   hiperkolesterol   harus   dapat mengurangi asupan makanan yang dapat
meningkatkan   kolesterol   dalam   darah. Sehingga   demikian   dapat   mencegah
resiko timbulnya serangan stroke.
5. Buncis Phaseolus vulgaris