24 pengeringan irisan umbi talas dapat dilihat pada Tabel 4, sedangkan hasil pengolahan data dan
perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5. Tabel 4. Analisis performansi Sunbeam Food Dehydrator untuk pengeringan irisan umbi talas
Parameter Perlakuan
I II
III IV
55
o
C 75
o
C 55
o
C 75
o
C 55
o
C 75
o
C 55
o
C 75
o
C Waktu pengeringan menit
362 195
660 260
582 327
735 340
Laju pengeringan bkjam 23.61
43.84 12.95
32.88 14.69
26.14 11.63 25.14 Efisiensi pengeringan
9.61 17.38
6.86 17.20
6.15 11.83
5.19 14.16
Jika dibandingkan dengan aplikasi alat pengering yang lain maupun dengan alat pengering yang sama, efisiensi pengeringan Sunbeam Food Dehydrator untuk pengeringan irisan umbi talas
hasilnya sangat rendah dapat dilihat pada Tabel 5. Efisiensi pengeringan yang rendah dipengaruhi oleh kebutuhan jumlah energi dalam proses pengoperasian dan udara panas yang dimanfaatkan cukup
sedikit. Hal ini dikarenakan pada tray yang menjadi tempat penampung umbi talas masih terdapat celah ruang kosong yang dapat melewatkan aliran udara panas, sehingga sebagian udara panas
terbuang melewati celah tray dapat dilihat pada Gambar 14. Keuntungannya, uap air yang keluar dari irisan umbi talas menjadi cepat berkurang karena aliran udara panas berperan dalam mengurangi
uap air yang tersebar di sekitar irisan umbi talas. Tetapi, kondisi tersebut tetap tidak memperbesar efisiensi pengeringan. Efisiensi pengeringan yang tinggi tergantung pada lama proses pengeringan
untuk mempercepat penguapan kandungan air umbi talas dengan suhu tinggi. Tabel 5. Perbandingan efisiensi pengeringan Sunbeam Food Dehydrator dengan alat pengering lain
Peneliti Jenis pengering
dan tipe Bahan yang
dikeringkan Kapasitas
muat kg Efisiensi
pengeringan Hasil Penelitian
Sunbeam Food Dehydrator tenaga
listrik Umbi talas
±0.70 5.19-17.38
Soleh 2012 Sunbeam Food
Dehydrator tenaga listrik
Jahe ±1.00
23.46-26.43
Rohanah et al. 2005 Cabinet Dryer
Kunyit 4.50
15.66-17.35
4.2.2 Sebaran Suhu Sunbeam Food Dehydrator terhadap Waktu Pengeringan
Kipas fan mendorong udara lingkungan ke elemen pemanas atau heater, sehingga terjadi aliran udara panas, kemudian aliran udara panas didistribusikan ke ruang plenum plenum I. Aliran
udara panas yang telah masuk ke ruang plenum didistribusikan menuju tray dasar plenum II. Selanjutnya, menuju ke tray V hingga ke tray I. Tray I merupakan sebuah tray yang dekat dengan
ruang udara keluar atau tempat pembuangan uap air dalam irisan umbi talas, sehingga sebaran suhu di tray I memiliki suhu terendah dan udara panas yang mencapai tray I semakin berkurang. Sebaran suhu
tertinggi berada di tray dasar, karena tray dasar merupakan salah satu tempat pengumpulan udara panas. Grafik sebaran suhu Sunbeam Food Dehydrator terhadap waktu pengeringan irisan umbi talas
dapat dilihat pada Gambar 15 sampai dengan Gambar 22, sedangkan pengolahan data sebaran suhu dapat dilihat pada Lampiran 1.
25 Gambar 15. Grafik sebaran suhu Sunbeam Food Dehydrator terhadap waktu pengeringan irisan umbi
talas dengan Perlakuan I suhu dehidrator 55
o
C
Gambar 16. Grafik sebaran suhu Sunbeam Food Dehydrator terhadap waktu pengeringan irisan umbi talas dengan Perlakuan II suhu dehidrator 55
o
C
Gambar 17. Grafik sebaran suhu Sunbeam Food Dehydrator terhadap waktu pengeringan irisan umbi talas dengan Perlakuan III suhu dehidrator 55
o
C
26 Gambar 18. Grafik sebaran suhu Sunbeam Food Dehydrator terhadap waktu pengeringan irisan umbi
talas dengan Perlakuan IV suhu dehidrator 55
o
C
Gambar 19.Grafik sebaran suhu Sunbeam Food Dehydrator terhadap waktu pengeringan irisan umbi talas dengan Perlakuan I suhu dehidrator 75
o
C
Gambar 20.Grafik sebaran suhu Sunbeam Food Dehydrator terhadap waktu pengeringan irisan umbi talas dengan Perlakuan II suhu dehidrator 75
o
C
27 Gambar 21.Grafik sebaran suhu Sunbeam Food Dehydrator terhadap waktu pengeringan irisan umbi
talas dengan Perlakuan III suhu dehidrator 75
o
C
Gambar 22.Grafik sebaran suhu Sunbeam Food Dehydrator terhadap waktu pengeringan irisan umbi talas dengan Perlakuan IV suhu dehidrator 75
o
C Pada Gambar 15 sampai dengan Gambar 22 tampak bahwa sebaran suhu yang terjadi pada
Sunbeam Food Dehydrator mengalami peningkatan suhu secara fluktuatif yang dikarenakan adanya gangguan khusus selama pengukuran susut bobot. Selama pengukuran susut bobot, penutup Sunbeam
Food Dehydrator dibuka untuk mengambil sampel umbi talas yang akan diukur, sehingga secara tidak langsung udara luar atau udara lingkungan 25
o
C, RH 70 masuk dan mendinginkan udara panas antar tray suhu menjadi rendah, serta terjadi penurunan suhu dalam tray. Pengukuran susut bobot
yang terlalu lama dapat berdampak pada sebaran suhu secara fluktuatif yang sangat tinggi, dimana suhu ruang pengering Sunbeam Food Dehydrator mendekati kondisi suhu lingkungan.
Posisi ruang plenum plenum I berdekatan dengan elemen pemanas heater, tetapi plenum I tidak menghasilkan suhu yang lebih tinggi, melainkan tray dasar plenum II yang menghasilkan suhu
paling tinggi. Hal tersebut dikarenakan tray dasar berada di bagian yang lebih banyak mengumpulkan udara panas dibandingkan di ruang plenum plenum I. Berdasarkan konstruksinya, ruang plenum
plenum I berbentuk geometri silinder dan terbentuk dari susunan diameter dalam pada lima tray
28 Sunbeam Food Dehydrator. Tinggi tray pada diameter dalam bagian tengah tray tidak sama dengan
tinggi tray pada diameter luarnya, sehingga ruang plenum yang terdapat celah di setiap sisi-sisinya berpotensi menyebarkan aliran udara panas melalui celah tersebut walaupun dalam jumlah sedikit
dapat dilihat pada Gambar 23.
Gambar 23. Skematik sebaran suhu udara pengering pada Sunbeam Food Dehydrator Soleh 2012 Berdasarkan waktu pengeringan awal, Gambar 15 sampai dengan Gambar 22 menunjukkan
bahwa penggunaan suhu dehidrator 55
o
C, tray dasar cenderung merespon udara panas sebesar ±44
o
C, tray II sampai dengan tray V sebesar ±32
o
C dan tray I sebesar ±28
o
C; sedangkan penggunaan suhu dehidrator 75
o
C, tray dasar cenderung merespon udara panas sebesar ±60
o
C, sedangkan tray II sampai dengan tray V sebesar ±35
o
C dan tray I sebesar ±30
o
C. Dengan demikian, level suhu dehidrator yang digunakan untuk memanaskan udara di dalam Sunbeam Food Dehydrator tidak dapat
mencapai batas maksimum 55
o
C dan 75
o
C, melainkan kurang dari batas kedua level suhu tersebut. Rekapitulasi rataan dan standard deviasi sebaran suhu pada masing-masing tray Sunbeam Food
Dehydrator dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Standard deviasi yang ditunjukkan pada Tabel 6 tersebut cukup beragam, yang artinya standard deviasi sebaran suhu pada tiap tray mendekati angka
±0.5
o
C atau lebih dari 1.0
o
C. Tabel 6. Rekapitulasi rataan dan standard deviasi sebaran suhu pada Sunbeam Food Dehydrator
Suhu dehidrator
o
C Perlakuan
Tray I Tray II
Tray III Tray IV
Tray V Plenum
Tray dasar
55 I
40.2±0.9 43.4±0.8 43.4±0.7 44.0±0.7
44.3±0.6 43.2±0.8 47.4±0.4 II
38.8±2.0 42.2±1.0 42.1±1.0 42.9±0.9
43.7±0.7 41.4±1.1 46.7±0.9 III
36.9±5.2 42.0±1.9 42.5±1.5 43.0±1.1
44.1±0.8 40.5±2.9 44.6±2.5 IV
39.7±2.1 43.2±0.8 42.7±0.5 43.7±0.5
44.6±0.4 42.4±1.3 46.5±1.1 75
I 53.6±3.3 59.7±2.1 59.8±2.1
60.8±2.0 61.2±1.6 59.2±2.1 66.9±1.2
II 51.6±6.8 56.7±4.3 56.6±3.7
57.8±3.4 60.5±2.4 58.6±3.7 66.2±2.8
III 54.7±3.0 61.3±1.8 60.0±1.8
62.9±1.7 63.2±1.4 61.2±1.7 67.9±0.9
IV 50.4±4.9 56.4±2.7 57.4±2.0
59.0±1.8 60.7±1.7 57.2±3.5 65.1±2.3
Hubungan antara data Tabel 4 dengan hasil sebaran suhu Sunbeam Food Dehydrator yaitu pengaruh sebaran suhu terhadap waktu pengeringan, laju pengeringan dan efisiensi pengeringan,
dimana penggunaan suhu dehidrator 75
o
C dapat mempercepat proses pengeringan dan laju pengeringan, serta menghasilkan efisiensi pengeringan yang cukup tinggi, sedangkan penggunaan
29 suhu dehidrator 55
o
C dapat memperlambat proses pengeringan dan laju pengeringan, serta menghasilkan efisiensi pengeringan yang cukup rendah.
4.2.3 Penurunan Kadar Air terhadap Waktu Pengeringan