Daya cerna pati Muchtadi, 1992

19 total fenol pada sampel. Total fenol dihitung sebagai ekuivalensi dari asam galat dan diekspresikan sebagai gallic acid equivalent GAE dalam mgg sampel. Untuk total fenol pada menir dilakukan preparasi sampel terlebih dulu. Preparasi sampel dengan metode yang dimodifikasi dari Chotimakron et.al. 2008 untuk preparasi sampel tepung beras merah, yaitu sebanyak 12.5 gram tepung beras diekstrak dengan 25 ml etanol 95 perbandingan sampel dan etanol sebesar 1:2 kemudian diaduk dengan shaker selama ± 4 jam. Hasil dari shaker disentrifus 4000 rpm selama 10 menit. Supernatan dari hasil sentrifus diambil untuk sampling dengan metode yang sama seperti ekstrak. Diagram alir uji total fenol untuk sampel tepung-tepungan dapat dilihat pada Gambar 8. Analisis total fenol dilakukan untuk melihat kemampuan mereduksi dari komponen fenol. Prinsipnya adalah reduksi reagen fosfomolibdat MoO 4 2- dan fosfotungstat WO 4 2- sehingga terbentuk kompleks warna biru molibdenum blue yang diukur secara spektrofotometri sinar tampak. Total fenol dihitung berdasar persamaan rumus: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 Gambar 8 Tahapan uji total fenol sampel tepung-tepungan

3.4.5 Daya cerna pati Muchtadi, 1992

Secara lengkap, diagram alir analisis daya cerna pati dapat dilihat pada Gambar 9. Daya cerna pati in vitro dinyatakan sebagai persentase nilai relatif terhadap pati murni. Pati murni diasumsikan data dicerna dengan sempurna dalam saluran pencernaan. Hasil spektrofotometri dihitung nilai daya cerna patinya menggunakan rumus: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13 Keterangan : A = Kadar maltosa sampel a = Kadar maltosa blanko sampel B = Kadar maltosa pati murni b = Kadar maltosa blanko pati murni Kurva standar maltosa dibuat dengan cara memplotkan beberapa absorbansi dengan konsentrasi maltosa yang telah ditentukan Lampiran 11. Konsentrasi maltosa dibuat sebesar 0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, dan 0.5 mgml. Masing-masing dari maltosa tersebut direaksikan langsung 12.5 g sampel 25 ml etanol 95 Shaker 35 rpm ± 4 jam Sentrifus 4000 rpm 5’ Supernatan ambil 0.5 ml 0.5 ml etanol 95 2.5 ml akuades 2.5 ml folin 50 Inkubasi gelap 5’ 0.5 ml Na 2 CO 3 5 Inkubasi gelap 60’ Ukur absorbansi 725 nm 20 0,5 g sampel + 10 ml akuades Masukkan ke dalam tabung reaksi bertutup Panaskan dalam waterbath hingga mencapai T 90°C Dinginkan sampai T 37°C Ambil 1 ml dan masukkan ke dalam tabung reaksi bertutup Tabung A: + 1,5 ml akuades Tabung B: + 1,5 ml akuades + 2,5 ml larutan enzim alfa amilase + 2,5 ml bufer fosfat pH 7.0 Inkubasi selama 30 menit pada T 37°C Ambil 0,5 ml + 1 ml DNS Panaskan dalam air mendidih selama 10 menit Segera dinginkan dengan air mengalir + 10 ml akuades, vortex Ukur absorbansi pada 520 nm Gambar 9 Tahapan pengukuran daya cerna pati secara in vitro Daya cerna pati dengan pereaksi DNS dan diukur nilai absorbansinya. Sumbu X pada kurva standar maltosa menunjukkan konsentrasi maltosa standar, dan sumbu Y menunjukkan absorbansi. Setelah didapatkan kurva standar, dicari persamaan regresi linear berupa y=ax+b. Persamaan ini digunakan untuk menghitung konsentrasi maltosa yang ada pada sampel. 21

3.4.6 Nilai energi Almatsier, 2001