produksi yang bagus serta waktu pemesanan yang efisien. Alasan tersebut yang menjadi dasar pertimbangan, sehingga dapat menekan biaya produksi. Oleh
karena itu, untuk memenuhinya galangan harus meningkatkan produktivitas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar tetap bertahan dan tetap
produktif adalah dengan pengembangan dan penerapan teknologi. Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kemampuan bersaing. Sebelum
dilakukan suatu upaya peningkatan produktivitas galangan kapal, perlu dilakukan pengukuran produktivitas terlebih dahulu.
Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan KPNDP DKI Jakarta merupakan salah satu industri galangan kapal di Muara Angke. Kegiatan yang
dilakukan di galangan kapal KPNDP DKI Jakarta adalah reparasi kapal. Galangan kapal KPNDP DKI Jakarta bukan satu-satunya galangan kapal yang
terdapat di Muara Angke. Banyaknya persaingan di sekitar galangan kapal ini dapat mempengaruhi produktivitas galangan tersebut. Pengukuran tingkat
produktivitas pada galangan ini belum pernah dilakukan, demikian juga dengan tingkat daya saing, baik pada level individu, perusahaan, industri, maupun pada
level negara. Oleh karena itu, penelitian tentang tingkat produktivitas perlu dilakukan di galangan KPNDP DKI Jakarta.
Ukuran produktivitas galangan kapal dapat dihitung dengan menggunakan model ukuran Objective Matrix OMAX. Pengukuran produktivitas dengan
menggunakan model OMAX mengikutsertakan seluruh jajaran pegawai yang terkait dalam operasi
–operasi perusahaan, mulai dari pekerja tingkat bawah sampai kepada manajer tingkat atas. Model pengukuran OMAX merupakan
pengukuran produktivitas total yang memadukan beberapa ukuran keberhasilan atau kriteria produktivitas yang sudah dibobot sesuai dengan derajat kepentingan
masing –masing kriteria itu di dalam perusahaan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk :
1 Menentukan kriteria indikator kinerja dan nilai rata-rata dari setiap indikator
kinerja pada aktivitas reparasi di galangan kapal KPNDP;
2 Mengukur tingkat produktivitas galangan kapal KPNDP dengan
menggunakan model Objective Matrix OMAX; 3
Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas pada aktivitas reparasi di galangan kapal KPNDP;
4 Mengidentifikasi langkah awal dalam upaya peningkatan produktivitas pada
aktivitas reparasi di galangan kapal KPNDP untuk memperbaiki kinerja galangan.
1.3 Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau memberikan saran kepada pihak yang bersangkutan mengenai tingkat
produktivitas galangan kapal KPNDP DKI Jakarta. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan pertimbangan galangan kapal Koperasi Pegawai
Negeri Dinas Perikanan KPNDP DKI Jakarta untuk meningkatkan produktivitas dan kemampuan bersaing.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produktivitas Secara Umum 2.1.1 Pengertian produktivitas
Produktivitas dapat diartikan sebagai campuran compound dari produksi dan aktivitas, dimana daya produksi menjadi penyebabnya dan produktivitas
mengukur hasil dari daya produksi tersebut Ravianto 1985. Beberapa pengertian atau definisi-definisi produktivitas secara umum menurut badan-badan
internasional dapat diuraikan sebagai berikut Ravianto 1985: 1 Menurut Organisation for Economic Coorperation and Development OECD,
pada dasarnya produktivitas adalah output dibagi dengan salah satu elemen produksi.
2 Menurut International Labour Organization ILO produktivitas merupakan output dari hasil integrasi empat elemen produksi yaitu tanah, modal, tenaga
kerja, dan organisasi. 3 Menurut Europe Production Agency EPA, pada dasarnya produktivitas
adalah tingkat efisiensi pemanfaatan setiap elemen produksi. Menurut Sinungan 2008, doktrin pada Konferensi Oslo 1984
mencantumkan definisi umum produktivitas semesta yaitu produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih
banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit.
Secara umum produktivitas dapat didefinisikan sebagai rasio antara hasil yang dicapai output dengan keseluruhan atau sebagian sumberdaya input yang
digunakan, atau dalam bentuk formula dapat dinyatakan sebagai berikut Summanth 1984 :
Diketahuinya nilai produktivitas, maka akan diketahui pula seberapa efektif proses produksi yang telah didayagunakan untuk meningkatkan output dan
seberapa efisiensi pula sumber-sumber input yang telah berhasil dihemat agar
produktivitas dapat meningkat. Dengan demikian, input produksi dapat memberikan kontribusi sepenuhnya terhadap kegiatan-kegiatan produksi yang
berkaitan dengan nilai tambah dan berusaha meminimalisasi kegiatan-kegiatan yang menghambat proses produksi. Berbagai pernyataan produktivitas di atas
pada umumnya juga menyatakan bahwa, produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang meliputi tenaga kerja man, mesin dan peralatan
machine, bahan baku material, sistem method yang digunakan untuk memanajemen proses produksi, dan modal Widjaja 1996.
2.1.2 Manfaat pengukuran produktivitas
Pada level perusahaan company, pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi.
Pengukuran produktivitas akan meningkatkan kesadaran dan minat pekerja untuk
melaksanakan tingkat dan rangkaian produksi Sinungan 2008.
Produktivitas dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemajuan pembangunan suatu negara, industri, maupun perusahaan company, sehingga
dapat digunakan sebagai kontrol agar tetap survive dalam era persaingan dalam perdagangan, bisnis dan perebutan pangsa pasar.
“Job description” sangat diperlukan oleh perusahaan untuk pengukuran produktivitas secara cermat serta
mengkuantifikasikan data yang dipakai dalam proses produksi Sunarto 1999. Pada level yang paling kecil pengukuran produktivitas tenaga kerja individual
dapat meningkatkan pendapatan income yang bermanfaat untuk investasi. Manfaat lain yang didapat adalah meningkatkan motivasi kerja dan keinginan
berprestasi, sehingga akhirnya dapat meningkatkan harkat dan martabat serta pengukuran terhadap potensi individu Sunarto 1999.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas secara umum dapat diterangkan berdasarkan level organisasi agar scope pembahasannya jelas dan
mudah untuk dipahami Summanth 1984. Level organisasi tersebut terbagi menjadi beberapa level seperti level internasional, nasional, industri, dan
perusahaan company. Pada penelitian yang akan dilaksanakan hanya dibatasi
pada level perusahaan company.
Crismianto 1999 pada level perusahaan company produktivitas sangat
dipengaruhi faktor-faktor produksi. Hal ini dapat dilihat apabila perusahaan telah
berhasil meningkatkan daya guna dan efisiensi dari faktor-faktor produksinya, maka didapat pula peningkatan efisiensi pengunaan input dan peningkatan
efektivitas output yang selanjutnya dapat meningkatkan produktivitas. Faktor produksi terdiri dari dua faktor pokok yaitu input dan sistem. Menurut Iryanto
2008, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas galangan antara lain : 1 Desain design
Kapal dibuat berdasarkan rancangan desain, baik yang dibuat oleh pihak galangan maupun pemilik kapal itu sendiri. Desain yang berkualitas mampu
memberikan kemudahan dalam proses pembangunan, perawatan, serta kekuatan konstruksi kapal tersebut. Tingkat kemudahan yang tinggi dalam
proses pembangunan kapal, maka akan mengurangi kesalahan dalam proses pengerjaan yang mengakibatkan pengulangan pekerjaan. Dengan demikian,
dapat meminimaliskan waktu dan jam orang sekaligus biaya pembangunan kapal. Semakin cepat waktu pengerjaan dan minimnya biaya produksi maka
galangan tersebut telah memiliki efisiensi dan produktivitas tinggi. 2 Proses manufacturing
Proses manufacturing produksi tidak hanya mencangkup pekerjaan dasar pembuatan badan kapal tetapi juga pemilihan, sistem pengangkutan material
barang yang dihasilkan, penyimpanan, serta sistem perpindahan material dari satu bengkel ke bengkel yang lainnya. Processing, assembly, fabrication,
erection, dan instalation sebisa mungkin dilakukan pada kondisi yang paling normal. Pemakaian teknologi dengan fasilitas yang memadai akan membantu
meningkatkan produktivitas. 3 Sistem manajemen
Dalam melakukan pekerjaan perlu adanya pengaturan pekerjaan agar hasil akhir yang ingin diperoleh bisa maksimal.
2.1.4 Ukuran produktivitas
Ada tiga dasar pengukuran produktivitas yang dibedakan menjadi tiga strata
faktorial Summanth 1984 yaitu :
1 Produktivitas parsial partial productivity Produktivitas ini menunjukan perbandingan gross output dengan salah satu
input dari faktor produksi. Salah satu input faktor produksi dapat berupa material, tenaga kerja, energi dan capital.
2 Produktivitas faktor-total factor-total productivity Produktivitas total-faktor menunjukan rasio perbandingan keluaran net
output dengan tenaga kerja dan capital sebagai input faktor produksi. 3 Produktivitas total total productivity
Produktivitas total menunjukkan rasio perbandingan total keluaran total output atau gross output dengan total masukkan total input. Total input
produksi meliputi material, tenaga kerja, energi, kapital, peralatan dan lain- lain.
Tabel 1 Keuntungan dan batasan pengukuran produktivitas.
Keuntungan-keuntungan Batasan-batasan
1 Produktivitas Parsial 1 Mudah dimengerti atau dipahami.
2 Mudah untuk mendapat atau mengumpukan data.
3 Mudah dalam perhitungan. 4 Memudahkan manajemen karena
ketiga keuntungan di atas. 5 Data
dari beberapa
indikasi produktivitas
parsial seperti
output per jam orang telah banyak
tersedia di
berbagai industri.
6 Sebagai diagnosa yang tepat untuk meningkatkan produktivitas, jika
dibandingkan dengan
produktivitas faktor-total
dan produktivitas total.
1 Jika menggunakan satu parsial tidak dapat dikatakan akurat dan
mungkin masih terdapat faktor- faktor yang tidak diketahiui.
2 Tidak dapat
menerangkan jumlah atau banyaknya cost
secara keseluruhan. 3 Dapat
menunjukkan kecenderungan kesalahan shift
kerja atau bagian kerja sehingga area kesalahan bisa diperbaiki
dengan kontrol manajemen.
4 Kontrol keuntungan,
karena pengukuran
produktivitas parsial
dapat merupakan
pendekatan yang sukses dan sebaliknya.
2 Produktivitas faktor-total 1 Record data dari perusahaan
relatif mudah untuk di dapat dibandingkan
dengan produktivitas total.
1 Tidak dapat
menunjukkan faktor langsung dari material
dan energi sebagai input. 2 Pendekatan
tambahan nilai
2 Biasanya sangat menarik dari sudut pandang ekonomi.
material yang
dicapai perusahaan sebagai output tidak
tepat didefinisikan
sebagai output karena kesulitan bagi
manajer operasi
menghubungkan tambahan nilai dengan effisiensi produksi.
3 Porsi biaya material yang tidak tepat merupakan faktor dari
total biaya produksi sebagai input
tidak langsung
menunjukkan ukuran
produktivitas. 4 Data-data untuk perbandingan
produktivitas relatif
sulit diterangkan, walaupun kadang-
kadang pada industri spesifik tertentu dan periode waktu
tertentu
ukuran ini
dipublikasikan. 3 Produktivitas total
1 Membandingkan semua faktor output dan input keseluruhan,
lebih akurat
dalam menggambarkan real kemampuan
perusahaan. 2 Top manajemen dapat mengontrol
profit dengan lebih akurat. 3 Jika digunakan bersama dengan
produktivitas parsial merupakan cara yang efektif.
4 Lebih mudah untuk melakukan analisa produktivitas.
5 Berhubungan langsung dengan biaya total cost
1 Data untuk
perhitungan produktivitas
relatif sulit
didapat kecuali
data telah
dicatat untuk maksud analisa produktivitas total.
2 Seperti produktivitas parsial dan produktivitas faktor total tidak
dapat benar-benar
membandingkan total output dan
total input
secara keseluruhan
karena faktor-
faktor output dan input yang tidak dapat dijangkau.
Sumber : Sumanth 1984 Pendekatan produktivitas parsial lebih banyak digunakan oleh strata
perusahaan. Produktivitas parsial dapat diukur dengan menggunakan rasio atau indeks produktivitas tentang tenaga kerja, modal, organisasi, penjualan, produksi,
dan produk Sinungan 2008. Model Objactive Matrix OMAX pada dasarnya merupakan pengukuran produktivitas total yang merupakan perpaduan dari
beberapa ukuran keberhasilan atau kriteria produktivitas.
2.1.5 Usaha untuk meningkatkan produktivitas
Crismianto 1997, metode untuk meningkatkan produktivitas perusahaan
company dapat dikategorikan menjadi empat kemungkinan :
1 Metode pemanfaatan sumberdaya yang lebih sedikit untuk mendapatkan jumlah produk yang sama;
2 Metode pemanfaatan sumberdaya yang lebih sedikit untuk mendapatkan jumlah produk yang lebih besar;
3 Metode pemanfaatan sumberdaya yang sama untuk mendapatkan jumlah produk yang lebih besar; dan
4 Metode pemanfaatan sumberdaya yang lebih banyak untuk mendapatkan jumlah produk yang jauh lebih besar.
Selain keempat metode di atas, lazim digunakan juga metode yang dapat dengan efektif meningkatkan produktivitas perusahaan, seperti pada Gambar 1.
Pada gambar ini tertulis empat jenis metode yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas, keempat metode tersebut adalah :
1 Metode penghematan produktivitas dengan menghemat tenaga kerja; 2 Metode peningkatan produktivitas dengan menerapkan metode kerja yang
paling tepat; 3 Metode peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan sumber daya
manusia dengan lebih efektif, yaitu dengan menyempurnakan manajemen personalia; dan
4 Metode peningkatan produktivitas dengan melenyapkan prektek-praktek yang tidak produktif.
Sumber : Crismianto 1997
Gambar 1 Metode lain untuk meningkatkan produktivitas Kenaikan
produktivitas Menyempurnakan
metode kerja Melenyapkan
praktek ttidak produktif
Menghemat tenaga kerja atau SDM
Menyempurnakan manajemen
personalia
Metode di atas tidak selamanya menguntungkan, karena upaya memperkenalkan mesin, teknologi, dan metode baru sering kali berarti
pengangguran bagi tenaga kerja. Oleh karena itu, kadang-kadang metode ini bertentangan dengan tanggung jawab perusahaan Sunarto 1999.
2.2 Metode Pengukuran Produktivitas Model Objective Matrix OMAX
Menurut Mahendra 2007, untuk setiap model pengukuran mempunyai manfaat masing-masing, akan tetapi secara umum manfaat dari pengukuran
produktivitas bagi perusahaan dan organisasi adalah : 1 Dalam melakukan pengukuran produktivitas dapat diperoleh informasi
keberhasilan yang dicapai oleh perusahaan secara menyeluruh. 2 Perusahaan dapat menilai efisiensi penggunaan sumber daya dalam
menghasilkan barang atau jasa. 3 Pengukuran produktivitas dapat berguna untuk perencanaan produksi dan
sumber daya, baik untuk jangka panjang atau pendek. 4 Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas saat ini dapat direncanakan
sasaran tingkat produktivitas masa mendatang. 5 Strategi peningkatan produktivitas dapat ditentukan berdasarkan tingkat
produktivitas yang direncanakan dengan tingkat yang diukur. Pengukuran produktivitas sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui
keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. Selain itu, dari hasil pengukuran dapat diketahui sampai sejauh mana usaha peningkatan efisiensi dan
efektivitas perusahaan telah mencapai sasaran Mahendra 2007.
2.2.1 Alasan pemilihan metode OMAX
Model pengukuran produktivitas OMAX mangatasi masalah –masalah
kerumitan dan kesulitan pengukuran produktivitas dengan mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yang penting kedalam suatu bentuk yang terpadu
dan saling terkait satu sama lain serta mudah untuk dikombinasikan. Model ini mengikutsertakan seluruh jajaran pegawai yang terkait dalam operasi
–operasi perusahaan, mulai dari pekerja tingkat bawah sampai kepada manajer dalam
proses pembentukan dan pelaksanaannya. Model ini pada dasarnya merupakan
pengukuran produktivitas total yang merupakan perpaduan dari beberapa ukuran keberhasilan atau kriteria produktivitas yang sudah dibobot sesuai dengan derajat
kepentingan masing –masing kriteria itu didalam perusahaan Mahendra 2007.
Model pengukuran OMAX dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor –
faktor yang sangat berpengaruh maupun yang kurang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Hal-hal yang dapat dilihat dengan menggunakan
model pengukuran ini, antara lain Mahendra 2007: 1 Model ini memungkinkan dijalankannya aktivitas
–aktivitas pengukuran produktivitas, penilaian evaluasi produktivitas, peningkatan dan perencanaan
produktivitas sekaligus. 2 Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas dapat
diidentifikasikan dengan baik dan dapat dikuantifikasikan. 3 Adanya sasaran produktivitas yang jelas dan mudah dimengerti yang akan
memberikan motivasi bagi pekerja untuk mencapainya. 4 Adanya pengertian bobot yang mencerminkan pengaruh masing
–masing faktor terhadap
peningkatan produktivitas
perusahaan yang
penentuannya memerlukan persetujuan manajemen.
5 Model ini menggabungkan seluruh faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas baik dalam satuan fisik maupun uang dan nilai
kedalam suatu indikator atau indeks.
2.2.2 Bentuk dan susunan model OMAX
Pengukuran pada model OMAX Objective Matrix dikembangkan oleh James L. Riggs di Oregon State University. OMAX menggabungkan kriteria-
kriteria produktivitas ke dalam suatu bentuk yang terpadu dan berhubungan satu sama lain. Model ini melibatkan seluruh jajaran di perusahaan, mulai dari
bawahan sampai atasan. Kelebihan dari model OMAX dalam pengukuran produktivitas perusahaan antara lain Anonim 2012:
1 Relatif sederhana dan mudah dipahami. 2 Mudah dilaksanakan dan tak memerlukan keahlian khusus.
3 Datanya mudah diperoleh. 4 Lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi.
Bentuk dan susunan dari pengukuran produktivitas model OMAX berupa matrix, yang terdiri dari :
1 Kriteria Produktivitas. Menyatakan kegiatan dan faktor-faktor yang akan diukur produktivitasnya,
dinyatakan dengan ratio dari produktivitas yang diukur. 2 Performancenilai pencapaian.
Setelah dilakukan pengukuran maka kita dapat mengetahui tingkat produktivitas perusahaan tersebut. Hasilnya ini yang akan dicantumkan pada
baris performance untuk kriteria yang diukur. 3 Butir-butir matrix
Terdapat dalam badan matrix yang disusun oleh besaran-besaran pencapaian mulai dari tingkat 0 hasil yang terjelek smpai dengan tingkat 10 hasil yang
terbaik. Pengukuran dimulai dari tingkat normal yaitu tingkat 3. 4 Skor score
Hasil dari pengukuran performance yang diubah ke dalam skor yang sesuai. 5 Bobot weight
Setiap kriteria yang diukur mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Kriteria yang akan diberi bobot berdasarkan
derajat kepentingannya. Total dari bobot bisa bernilai 100 atau 100 atau 1. 6 Nilai value
Nilai merupakan hasil prkalian dari skor pada kriteria tertentu dengan bobot kriteria tersebut.
7 Performance indicator
Merupakan jumlah nilai 6 dari semua kriteria pengukuran yang dilakukan.
2.2.3 Penyusunan matrix
Menurut Mahendra 2007, penyusunan dan pelaksanaan matrik ini merupakan suatu proses yang jelas dan langsung yang membutuhkan sedikit
keahlian. 1 Menentukan kriteria produktivitas
Langkah pertama ini adalah mengidentifikasikan kriteria produktivitas yang sesuai bagi unit kerja dimana pengukuran ini akan dilaksanakan. Kriteria ini
harus menyatakan kondisi atau kegiatan yang mendukung produktivitas unit kerja yang diukur dan dapat dikontrol oleh unit kerja tersebut. Kriteria ini
menyatakan ukuran efisiensi dari input, efektivitas dari output dan ukuran –
ukuran lainnya inferensial yang secara tidak langsung mendukung proses kegiatan unjuk kerja yang akan diukur. Supaya efektif, kriteria ini harus
sudah dimengerti, mudah diukur, administrasinya dilakukan secara baik dan dapat diterima. Selanjutnya, kriteria ini sebaiknya berdiri sendiri tidak saling
bergantung satu sama lain dan merupakan faktor –faktor yang terukur.
2 Menjelaskan data Setelah seluruh kriteria dapat diidentifikasikan dengan baik, langkah
berikutnya adalah mendefinisikan kriteria tersebut secara terperinci. Tiap –tiap
kriteria memerlukan penjelasan lebih lanjut, misalnya tingkat ketidakhadiran, harus dijelaskan rasio
–rasio yang membentuk kriteria ini. Demikian juga, sumber daya untuk setiap pengukuran tertentu harus pula diidentifikasikan
dengan jelas, laporan yang akurat, orang –orang yang bertanggung jawab dan
terlibat, atau sumber daya lain, untuk setiap bilangan dalam perhitungan matrik harus dispesifikasikan dengan baik.
3 Penilaian pencapaian mula –mula
Setelah menentukan kriteria yang akan diukur, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dan pengumpulan data dari tiap
–tiap kriteria. Langkah berikutnya mengolah data tersebut sehingga layak untuk digunakan. Data pencapaian
mula-mula diperoleh dengan cara perhitungan rata –rata dari periode data yang
ditentukan. Pencapaian mula –mula diletakkan pada skor 3 dari skala 0 sampai
10 untuk memberikan lebih banyak tempat bagi perbaikan dari pada untuk terjadinya penurunan. Pencapaian ini juga biasanya tidak diletakkan pada
tingkat yang lebih rendah lagi agar memberikan kemungkinan terjadinya pertukaran dan memberikan kelonggaran apabila sekali
–kali terjadi kemunduran.
4 Menetapkan sasaran skor 10 Apabila skala skor 3 merupakan pencapaian mula
–mula, maka skor 10 merupakan pencapaian yang akan kita tuju nantinya. Skala skor 10 ini
berkenaan dengan sasaran –sasaran yang ingin dicapai dalam waktu
mendatang, dan karenanya harus berkesan optimis. Sasaran yang diambil harus merupakan gambaran yang realistis dan diperhitungkan pula faktor
– faktor yang realistis. Hali ini dikarenakan beberapa waktu mendatang telah
terjadi perubahan atau kemungkinan telah ada peralatan baru. 5 Menetapkan sasaran jangka pendek
Pengisian skala skor yang tersisa lainnya dari matrik dapat dilakukan langsung setelah butir skala skor 0, skor 3 dan skor 10 telah ditetapkan. Butir
–butir yang tersisa yaitu skor 1, 2, 4 sampai dengan 9 merupakan suatu sasaran
antara intermediate sebelum tingkat pencapaian akhir dipenuhi. Biasanya skala linier digunakan untuk pengisian antara pencapaian saat ini dengan
sasaran yang ingin dicapai pada setiap kriteria produktivitas. Oleh sebab itu, jarak bilangan dari setiap tingkat skor 3 ke skor 0 juga dilakukan seperti
pengskoran di atas. Jadi tidak ada syarat yang baku mengenai hal ini dan tergantung pada kesepakatan saja, karena pokok perhatian mengenai struktur
skala ini adalah seberapa baik pengskoran ini dimengerti oleh orang –orang
yang unjuk kerjanya diukur. Dengan demikian, ada sebelas tingkat pencapaian untuk setiap kriteria. Satu kriteria menempati satu kolom dari atas
ke bawah dari badan matrik. Penempatan dari hasil yang diharapkan pada setiap tingkat merupakan bagian yang penting dari pengskalaan, karena hasil
– hasil tersebut membentuk suatu rintangan khusus yang harus di atasi untuk
maju dari satu sasaran jangka pendek ke sasaran jangka pendek berikutnya. 6 Menentukan derajat kepentingan
Semua kriteria tidaklah mempunyai pengaruh yang sama pada produktivitas unit kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat
kepentingannya tiap kriteria diberi bobot. Pembobotan memberikan suatu kesempatan untuk memberikan perhatian secara langsung pada kegiatan
– kegiatan yang berpotensi besar bagi peningkatan produktivitas. Pembobotan
biasanya dilakukan oleh manajer atau dewan produksi yang dimiliki galangan. Total pembobotan untuk semua kriteria harus sama dengan 100 . Bila
pembobotan telah selesai, maka matrik ini secara teknis dapat digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas dan dapat diketahui bagaimana cara
meningkatkan produktivitas.
2.2.4 Pengoperasian matrix
Setelah seluruh badan matrik dan perlengkapannya terisi, maka matrik dapat dioperasikan. Pengoperasian matrik dilakukan dengan cara :
1 Pencapaian sekarang Langkah awal pada tahap ini adalah mengumpulkan data dari tiap
–tiap kriteria atau rasio selama periode pengukuran akan dilakukan dan menetapkan
pencapaian sebenarnya untuk setiap kriteria atau rasio tersebut. Data yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam kolom pencapaian pada bagian atas
badan matrik. 2 Lingkari bilangan pencapaian No.1 pada badan matrik.
Pada badan matrik lingkari bilangan yang sesuai dengan bilangan „pencapaian‟ yang didapat. Apabila tidak ada bilangan yang tepat sama
dengan bilangan „pencapaian‟, maka yang dilingkari adalah bilangan yang
berada dibawahnya. Perlu diingat bahwa setiap kotak dalam badan matrik merupakan suatu rintangan yang harus diatasi untuk mencapai skor tertentu.
Setiap pencapaian yang lebih kecil dari tingkat pencapaian terburuk yang masih diperbolehkan level terbawah akan tetap menerima skor 0 untuk
periode tersebut. 3 Penentuan skor
Dari bilangan yang telah dilingkari, dapat ditentukan tingkat skor yang dicapai.
Tingkat skor tersebut diletakkan pada kolom „skor‟ yang berada pada bagian bawah badan matrik.
4 Penentuan nilai Setiap skor yang didapat untuk setiap kriteria atau rasio, dikalikan dengan
besarnya bobot masing –masing. Hasil perkalian ini diletakkan dalam kolom
nilai yang berada pada bagian bawah badan matrik. 5 Indikator pencapaian saat ini
Nilai –nilai yang didapat untuk setiap kriteria dijumlahkan sehingga diperoleh
indikator pencapaian saat ini. 6 Indeks
Sebuah indikator produktivitas hanya bermanfaat jika dibandingkan dengan nilai dari periode lain. Satu unit kerja tidak bisa dibandingkan dengan nilai
unit kerja lainnya berdasarkan nilai skor, sebab kriteria masing –masing unit
berbeda dan kondisi operasinya bervariasi. Nilai bobot total dapat diperlakukan sebagai indeks performansi dan digunakan untuk menilai
perkembangan dari waktu ke waktu atau indeks produktivitas dapat dihitung untuk menghubungkan performansi satu periode pada periode selanjutnya
dengan menggunakan :
Dimana : V2 = nilai yang dibuat pada periode sekarang
V1 = nilai yang dibuat pada periode sebelumnya
2.3 Galangan Kapal
Galangan kapal merupakan tempat pembuatan kapal baru, baik itu kapal ikan atau pun kapal muat dan juga sebagai tempat reparasi kapal. Menurut Storch
1995, galangan kapal merupakan suatu industri yang berorientasi untuk menghasilkan suatu produk seperti kapal ship, bangunan lepas pantai offshore,
dan bangunan terapung floating plant untuk kebutuhan pelanggan owner, perusahaan, dan pemerintah. Selain sebagai tempat kegiatan membangun kapal,
galangan kapal juga melayani kegiatan reparasi kapal.
Adapun fasilitas-fasilitas pokok yang harus dilengkapi oleh suatu galangan
kapal Pulungan 1986, yaitu :
1 Kantor untuk tempat penyelenggaraan kegiatan manajemen dan administrasi; 2 Landasan pembangunan untuk tempat mengkonstruksi;
3 Lantai gambar untuk tempat menggambar garis-garis kapal; 4 Perairan dan dermaga untuk tempat peluncuran; dan
5 Bengkel perakitan. Selain fasilitas-fasilitas pokok di atas, galangan kapal juga dilengkapi
dengan fasilitas bantu Pulungan 1986, antara lain : 1 Gudang sebagai tempat penyimpanan material-material; dan
2 Pembangkit tenaga listrik yang memadai untuk menjalankan mesin-mesin dan sebagai penerangan.
Sistem yang digunakan sebaiknya memperlihatkan ketegasan aktivitasnya dalam bagian dan kelompok pekerja di galangan dan dok, dan menempatkan
individu-individu dengan pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya. Adanya ketegasan aktifitas dan jenis pekerjaan yang sesuai pekerjaan maka penggunaan
bahan, mesin dan peralatan serta fasilitas-fasilitas yang ada semakin tepat target dan pada akhirnya produktivitas dari galangan kapal dan dok tersebut berjalan
secara lancar Pulungan 1986.
2.4 Produktivitas Galangan Kapal