Metode di atas tidak selamanya menguntungkan, karena upaya memperkenalkan mesin, teknologi, dan metode baru sering kali berarti
pengangguran bagi tenaga kerja. Oleh karena itu, kadang-kadang metode ini bertentangan dengan tanggung jawab perusahaan Sunarto 1999.
2.2 Metode Pengukuran Produktivitas Model Objective Matrix OMAX
Menurut Mahendra 2007, untuk setiap model pengukuran mempunyai manfaat masing-masing, akan tetapi secara umum manfaat dari pengukuran
produktivitas bagi perusahaan dan organisasi adalah : 1 Dalam melakukan pengukuran produktivitas dapat diperoleh informasi
keberhasilan yang dicapai oleh perusahaan secara menyeluruh. 2 Perusahaan dapat menilai efisiensi penggunaan sumber daya dalam
menghasilkan barang atau jasa. 3 Pengukuran produktivitas dapat berguna untuk perencanaan produksi dan
sumber daya, baik untuk jangka panjang atau pendek. 4 Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas saat ini dapat direncanakan
sasaran tingkat produktivitas masa mendatang. 5 Strategi peningkatan produktivitas dapat ditentukan berdasarkan tingkat
produktivitas yang direncanakan dengan tingkat yang diukur. Pengukuran produktivitas sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui
keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. Selain itu, dari hasil pengukuran dapat diketahui sampai sejauh mana usaha peningkatan efisiensi dan
efektivitas perusahaan telah mencapai sasaran Mahendra 2007.
2.2.1 Alasan pemilihan metode OMAX
Model pengukuran produktivitas OMAX mangatasi masalah –masalah
kerumitan dan kesulitan pengukuran produktivitas dengan mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yang penting kedalam suatu bentuk yang terpadu
dan saling terkait satu sama lain serta mudah untuk dikombinasikan. Model ini mengikutsertakan seluruh jajaran pegawai yang terkait dalam operasi
–operasi perusahaan, mulai dari pekerja tingkat bawah sampai kepada manajer dalam
proses pembentukan dan pelaksanaannya. Model ini pada dasarnya merupakan
pengukuran produktivitas total yang merupakan perpaduan dari beberapa ukuran keberhasilan atau kriteria produktivitas yang sudah dibobot sesuai dengan derajat
kepentingan masing –masing kriteria itu didalam perusahaan Mahendra 2007.
Model pengukuran OMAX dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor –
faktor yang sangat berpengaruh maupun yang kurang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Hal-hal yang dapat dilihat dengan menggunakan
model pengukuran ini, antara lain Mahendra 2007: 1 Model ini memungkinkan dijalankannya aktivitas
–aktivitas pengukuran produktivitas, penilaian evaluasi produktivitas, peningkatan dan perencanaan
produktivitas sekaligus. 2 Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas dapat
diidentifikasikan dengan baik dan dapat dikuantifikasikan. 3 Adanya sasaran produktivitas yang jelas dan mudah dimengerti yang akan
memberikan motivasi bagi pekerja untuk mencapainya. 4 Adanya pengertian bobot yang mencerminkan pengaruh masing
–masing faktor terhadap
peningkatan produktivitas
perusahaan yang
penentuannya memerlukan persetujuan manajemen.
5 Model ini menggabungkan seluruh faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas baik dalam satuan fisik maupun uang dan nilai
kedalam suatu indikator atau indeks.
2.2.2 Bentuk dan susunan model OMAX
Pengukuran pada model OMAX Objective Matrix dikembangkan oleh James L. Riggs di Oregon State University. OMAX menggabungkan kriteria-
kriteria produktivitas ke dalam suatu bentuk yang terpadu dan berhubungan satu sama lain. Model ini melibatkan seluruh jajaran di perusahaan, mulai dari
bawahan sampai atasan. Kelebihan dari model OMAX dalam pengukuran produktivitas perusahaan antara lain Anonim 2012:
1 Relatif sederhana dan mudah dipahami. 2 Mudah dilaksanakan dan tak memerlukan keahlian khusus.
3 Datanya mudah diperoleh. 4 Lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi.
Bentuk dan susunan dari pengukuran produktivitas model OMAX berupa matrix, yang terdiri dari :
1 Kriteria Produktivitas. Menyatakan kegiatan dan faktor-faktor yang akan diukur produktivitasnya,
dinyatakan dengan ratio dari produktivitas yang diukur. 2 Performancenilai pencapaian.
Setelah dilakukan pengukuran maka kita dapat mengetahui tingkat produktivitas perusahaan tersebut. Hasilnya ini yang akan dicantumkan pada
baris performance untuk kriteria yang diukur. 3 Butir-butir matrix
Terdapat dalam badan matrix yang disusun oleh besaran-besaran pencapaian mulai dari tingkat 0 hasil yang terjelek smpai dengan tingkat 10 hasil yang
terbaik. Pengukuran dimulai dari tingkat normal yaitu tingkat 3. 4 Skor score
Hasil dari pengukuran performance yang diubah ke dalam skor yang sesuai. 5 Bobot weight
Setiap kriteria yang diukur mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tingkat produktivitas perusahaan. Kriteria yang akan diberi bobot berdasarkan
derajat kepentingannya. Total dari bobot bisa bernilai 100 atau 100 atau 1. 6 Nilai value
Nilai merupakan hasil prkalian dari skor pada kriteria tertentu dengan bobot kriteria tersebut.
7 Performance indicator
Merupakan jumlah nilai 6 dari semua kriteria pengukuran yang dilakukan.
2.2.3 Penyusunan matrix