SDM yang dimilikinya memiliki standar profesional dalam melaksanakan tugasnya. Profesional dalam benak manajemen dengan pengadaan program
pelatihan adalah meningkatnya kinerja staf perawat melalui penilain indikator keberhasilan dalam pengembangan pengetahuan, sikap kerja, dan
ketrampilannya. Pengaruh program pelatihan terhadap kinerja staf perawat dinilai dari
hubungan antara program pelatihan dengan kinerja staf perawat itu sendiri. pengaruh itu di dengan menggunakan Uji regresi berganda dan Uji t
berganda t-paired . Uji pengaruh antara pelatihan dengan kinerja tersebut dilakukan dengan menghubungkan masing-masing indikator pelatihan
metode, materi, lamanya waktu, kesesuaian pelatihan dengan tugas, fasilitas,
dan pelatih
dengan masing-masing
indikator kinerja
pengetahuan, sikap kerja, dan ketrampilan. Apabila terjadi pengaruh yang positif dan nyata, dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang telah diikuti oleh
staf perawat Divisi Keperawatan RS Medistra secara nyata berhasil meningkatkan kinerja dengan naiknya indikator, pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan staf perawat. Berdasarkan data sekunder yang diambil untuk evaluasi pelatihan dari
segi nilai skor yang meliputi 10 faktor yaitu : 1. Pengetahuan tentang pekerjaan dan perencanaan
2. Ketrampilan dan ketangkasan bekerja 3. Prestasi kerja
4. Perintahtata tertib 5. Semangat kerja
6. Kerjasama antar staf perawat 7. Hubungan antar manusia
8. Tanggung jawab 9. Gagasan
10. Kepemimpinan
4.5.1 Uji Regresi Linier Sederhana
Alat uji dalam peneltian ini menggunakan regresi linier dimana hasil dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Uji regresi linier sederhana
Variable Koefisien yang tidak
terstandarisasi Koefisien yang
terstandarisasi t
Sig B
Std. Error 1. constant
pelatihan 7.964
.007 778
239 .005
10.240 .031
.000 .975
a. Predictor constant: Pelatihan b. Dependen variable: kinerja
Persamaan Regresi Kinerja = 7.964 + 0.007 Pelatihan
Hipotesis : H0 : Pelatihan tidak berpengaruh terhadap Kinerja
H1 : Pelatihan berpengaruh nyata terhadap Kinerja Dari hasil kesimpulan Uji Regressi Linier Sederhana di atas
disimpulkan bahwa pelatihan manajemen mutu keperawatan yang telah dilaksanakan tidak berpengaruh secara nyata terhadap kinerja
staf perawat yang telah mengikuti pelatihan tersebut. Adapun asumsi kemungkinan yang terjadi adalah bahwa para staf yang mengikuti
pelatihan tersebut sudah memiliki kinerja yang baik dan stabil sehingga perlu direncanakan untuk memberikan pelatihan yang sama
terhadap staf yang lebih tepat yaitu pelaksana di dalam perawatan. Ada juga kemungkinan lain bahwa peningkatan kinerja bisa
dilakukan dengan program lain sehingga kinerja yang sudah baik akan dapat ditingkatkan lagi.
4.5.2 Uji t berganda
Di bawah ini merupakan Tabel 7. mengenai selisih skor antara tahun 2010 dan 2011 atau setelah diadakannya pelatihan. Dari Tabel 7
dapat dilihat untuk faktor 1,2,3, dan 6 tidak terjadi perubahan atau peningkatan skor sama sekali, artinya pelatihan tidak meningkatkan
faktor tersebut. Kemudian untuk faktor-faktor yang lain diadakan uji t berpasangan untuk melihat apakah perbedaan skor ditahun 2010 dan
2011 sesungguhnya berpengaruh signifikan atau tidak secara statistik diperoleh nilai uji t dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Uji t berpasangan pengaruh pelatihan terhadap kinerja
Faktor Selisih
Uji T sig
Keterangan Faktor 4
0.286 1.492
0.147 tidak berpengaruh
Faktor 5 0.25
1.76 0.09
berpengaruh Faktor 7
0.071 1
0.326 tidak berpengaruh
Faktor 8 0.321
1.8 0.083
berpengaruh Faktor 9
0.286 1.867
0.073 berpengaruh
Faktor 10 0.75
1.955 0.061
berpengaruh All Faktor 0.196429
3.437 0.002
berpengaruh
Digunakan alpha 10, jika sig alpha ada perbedaan yang signifikan antara skor tahun 2010 dan 2011. Dari uji t berpasangan di
atas, didapatkan faktor 5, faktor 8, faktor 9, dan faktor 10. Sehingga dapat disimpulkan pelatihan mampu meningkatkan skor pada alpha
10. Secara keseluruhan untuk semua faktor pelatihan memberikan peningkatan pada skor.
Untuk level Kepala bagian , tidak ada perbedaan skor antara 2010 dan 2011 sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan tidak ada
pengaruh yang nyata pada kinerja kabag pada alpha 10. Hal ini bisa dilihat dari Tabel 8.
Tabel 8. Pengaruh pelatihan terhadap kinerja kabag keperawatan
Faktor Selisih
Uji T sig
Keterangan
Faktor 4 0.294
1 0.332
tidak berpengaruh Faktor 10
0.588 1
0.332 tidak berpengaruh
Dari Tabel 8 terlihat faktor 4. Perintah tata tertib dan faktor 10. Kepemimpinan terjadi peningkatan skor dibandingkan antara
tahun 2010 dan 2011. Hal ini menandakan hasil pelatihan telah meningkatkan kinerja, pengetahuan dan sikap kerja para kepala bagian
Kabag.
Tabel 9. Uji - t pengaruh pelatihan terhadap kinerja pelaksana Faktor
Selisih Uji T
Sig Keterangan
Faktor 4 0.273
1.399 0.192
tidak berpengaruh Faktor 5
0.636 1.884
0.089 berpengaruh
Faktor 7 0.182
1 0.341
tidak berpengaruh Faktor 8
0.818 1.936
0.082 berpengaruh
Faktor 9 0.727
2.025 0.07
berpengaruh Faktor 10
1 2.622
0.026 berpengaruh
Digunakan alpha 10, jika sig alpha ada perbedaan yang nyata antara skor tahun 2010 dan 2011. Dari uji t berpasangan pada
Tabel 9, didapatkan faktor 5, faktor 8, faktor 9 dan faktor 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan pelatihan mampu meningkatkan skor
pada alpha 10. Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
pengetahuan, sikap kerja, dan ketrampilan staf perawat setelah mengikuti program pelatihan. Dengan mengikuti program pelatihan
tersebut, staf perawat memiliki pengetahuan yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan
fungsi yang memang harus dijalankannya di divisi keperawatan Rumah Sakit Medistra. Rasa percaya diri untuk menyelesaikan
pekerjaan muncul di sikap kerja staf perawat. Setelah mengikuti proses pelatihan itu, para staf perawat bisa mengerjakan tugasnya masing-
masing tepat waktu dan kesalahan kerja semakin berkurang. Ketrampilan staf perawat juga mengalami peningkatan sesudah
mengikuti pelatihan. Mereka lebih mudah dalam berkomunikasi, baik secara vertikal maupun horizontal. Koordinasi di antara mereka juga
semakin matang. Hal tersebut di atas sesuai dengan manfaat pelatihan bagi staf perawat yang dikemukakan oleh Rivai 2006, pelatihan
bermanfaat dalam mendorong dan mencapai pengembangan diri, serta memberikan
informasi tentang
meningkatnya pengetahuan
kepemimpinan, ketrampilan, komunikasi dan sikap staf perawat.
4.6. Implikasi Manajerial