2.4 Pemasaran
Menurut Hasibuan 2008, pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran. Sedangkan Manajemen Pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas program yang dirancang untuk
menciptakan, membentuk
dan mempertahankan
pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran target buyers dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Definisi tentang pemasaran menurut Stanton dalam Umar, 2005 adalah keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
usaha, bertujuan merencanakan dengan kegiatan-kegiatan usaha, bertujuan merencanakan,
menentukan harga,
hingga mempromosikan
dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan
pembeli, baik yang aktual maupun potensial. Menurut Hasibuan 2008, pemasaran jasa-jasa bank sulit, kompleks
dan unik, karena : 1.
Jasa-jasa yang akan dipasarkan terdiri dari dua sisi yaitu sarana-sarana penarikan dari masyarakat surplus spending unit SSU dan jenis-jenis
kredit yang dapat diberikan bank kepada defisit spending unit DSU
2. Dana-dana pihak ketiga yang telah dikumpulkan sifatnya sementara,
maksudnya harus dikembalikan kepada penabungnya 3.
Kredit yang telah disalurkan kepada masyarakat DSU, sifatnya juga sementara, maksudnya harus ditarik kembali oleh bank
4. Dana yang ditarik dibeli dari SSU dana yang diberikan kredit kepada
DSU, nilai dan mutunya tetap sama. Tujuan pemasaran jasa-jasa bank menurut Hasibuan 2008 adalah :
1. Mendorong tercapainya tujuan bank
2. Meningkatkan kepercayaan masyarakat SSU dan DSU kepada bank
3. Menginformasikan sarana-sarana penabungan dan jenis-jenis kredit yang
diberikan bank 4.
Memperbesar penarikan dana dan penyaluran kredit bank
5. Memperbesar daya saing bank
2.5 Definisi Bank 2.5.1 Pengertian Bank
Secara etimologis, kata bank dapat ditelusuri dari data banque dalam bahasa Prancis dan dari kata banco dalam bahasa Italia, yang
dapat berarti petilemari bangku. Konotasi dari kedua kata itu menjelaskan dua 2 fungsi dasar yang ditunjukkan oleh bank
komersial. Pengertian bank menurut pasal 1 Ketentuan Umum Undang-
undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang berbunyi :
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Umum adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas
pembayaran, stabilisator moneter serta dinamisator pertumbuhan perekonomian Hasibuan, 2008.
Menurut Kasmir 2005
a
, bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli.
Bank terbagi dalam dua 2 kelompok, yaitu : 1.
Bank yang berdasarkan prinsip konvensional Bank yang dalam mencari keuntungan dan menentukan harga
kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua 2 metode, yaitu :
a. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan
seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya kredit juga ditentukan berdasarkan
tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga kini dikenal
dengan istilah suku bunga tertentu. Penentuan harga kini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih
tinggi dari suku bunga pinjaman, dikenal sebagai negative spread.
b. Jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau
menetapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau presentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee
based.
2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional. Bank
berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana
atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah
riba, dan riba menurut pandangan Islam adalah haram. Bank berdasarkan Prinsip Syariah BPS adalah Bank Umum
Syariah BUS atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, atau dengan kata lain
yaitu bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan- ketentuan Islam Al-
Qur’an dan Hadist, Hasibuan 2008. Menurut Muhammad dalam Kasmir 2005
a
, Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau
bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berdasarkan pada Al-Quran
dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Prinsip syariah menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998
adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah. Menurut Hasibuan 2008, Prinsip Syariah dalam kegiatan
usaha bank syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana danatau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Kegiatan usaha dengan prinsip syariah antara
lain : 1.
Wadiah titipan 2.
Mudharabah bagi hasil 3.
Musyarakah penyertaan 4.
Ijarah sewa beli 5.
Salam pembiayaan di muka 6.
Istishna pembiayaan bertahap 7.
Hiwalah anjak piutang 8.
Kafalah garansi bank 9.
Rahn gadai 10.
Sharf transaksi valuta asing 11.
Qardh pinjaman talangan 12.
Wardhul Hasan pinjaman social 13.
Ujrah fee Prinsip-prinsip syariah dimanifestasikan dalam kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana, menurut Hasibuan 2008 adalah :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan meliputi
: a.
Giro berdasarkan prinsip wadiah hanya untuk BUS b.
Tabungan berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah c.
Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah d.
Bentuk lain berdasarkan wadiah atau mudharabah 2.
Melakukan penyaluran dana melalui :
a. Transaksi jual beli berdasarkan prinsip mudharabah, istishna,
ijarah, salam dan jual beli lainnya b.
Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah, musyarakah dan bagi hasil lainnya
c. Pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip hiwalah, rahn dan qardh.
2.5.2 Pengertian Tabungan
Menurut Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 pengertian tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Menurut Kasmir 2005
a
ada beberapa alat penarikan tabungan yang dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan, yaitu :
1. Buku Tabungan, yaitu buku dipegang oleh nasabah, di mana berisi
catatan saldo tabungan, penarikan, penyetoran dan pembebanan- pembebanan yang mungkin terjadi. Buku ini digunakan pada saat
penarikan, sehingga langsung dapat mengurangi saldo yang ada di buku tabungan tersebut.
2. Slip Penarikan merupakan formulir penarikan di mana nasabah
cukup menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang. Slip penarikan ini
biasanya digunakan bersamaan dengan buku tabungan.
3. Kwitansi merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank
yang fungsinya sama dengan slip penarikan, di mana tertulis nama penarik, nomor penarik, jumlah uang dan tanda tangan penarik. Alat
ini juga digunakan secara bersamaan dengan buku tabungan.
4. Kartu yang terbuat dari plastik, yaitu sejenis kartu kredit yang
terbuat dari plastik yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya, baik bank maupun di mesin Automated
Teller Machine ATM. Mesin ATM ini biasanya tersebar di tempat-tempat yang strategik.
Tabungan Muamalat adalah tabungan syariah yang sepenuhnya dikelola dengan akad mudharabah muthlaqah atau berbagi hasil, bebas
riba dan menenangkan hati. Nasabah dapat memiliki Tabungan
Muamalat dengan penyetoran awal sebesar Rp 100.000, tanpa saldo minimum atau dapat ditarik sampai dengan Rp 0,-, dengan keuntungan
gratis biaya administrasi bulanan untuk saldo rataan Rp. 2 juta atau lebih, gratis biaya penutupan rekening gratis biaya kartu masa berlaku
kartu tanpa limit, bagi hasil yang kompetitif, fasilitas mobile banking dan sms banking, kirim uang dan tarik tunai di Malaysia, online di
seluruh cabang Bank Muamalat. Selain itu, nasabah juga dapat menikmati fasilitas dengan kemudahan penarikan gratis hingga Rp 10
juta per hari melalui ATM Muamalat, ATM BCAPrima dan ATM Bersama tanpa limit frekuensi penarikan www.bankmuamalat.com,
2011.
2.6 Nasabah
Menurut Kasmir 2005
b
, nasabah dibagi dalam tiga 3 kelompok, yaitu :
1. Nasabah baru, artinya nasabah yang baru pertama kali datang ke
perusahaan. Mungkin saja kedatangannya hanya sekadar untuk memperoleh informasi atau sudah mau melakukan transaksi. Jika semula
kedatangannya hanya untuk memperoleh informasi, namun karena sikap yang baik, bukan tidak mungkin nasabah akan melakukan transaksi.
2. Nasabah biasa sekunder merupakan nasabah yang sudah pernah
berhubungan dengan kita, namun tidak rutin. Jadi kedatangannya sudah untuk melakukan transaksi, hanya saja frekuensi transaksi dan
kedatangannya belum terlalu sering. Nasabah jenis ini juga perlu disikapi dengan baik, agar mau menambah volume transaksinya di masa
mendatang.
3. Nasabah utama primer, yaitu nasabah yang sudah sering berhubungan
dengan kita. Pelanggan atau nasabah primer selalu dijadikan nomor satu dalam berhubungan. Pelanggan ini tidak dapat diragukan lagi loyalitasnya
dan sikap kita terhadapnya harus selalu dipupuk.
Sikap yang harus diperhatikan dalam melayani seluruh jenis nasabah Kasmir, 2005
b
adalah : 1.
Beri kesempatan nasabah berbicara. Karyawan memberikan kesempatan kepada nasabah untuk
mengemukakan segala keinginannya terlebih dulu dan dapat menyimak
setiap pembicaraan yang dikemukakan nasabah, berusaha memahami keinginan dan kebutuhan nasabah
2. Dengarkan baik-baik.
Pada saat nasabah mengemukakan persoalannya karyawan mendengar dengan penuh perhatian, sehingga nasabah merasa senang.
Penuh perhatian akan menyebabkan nasabah senang untuk menjelaskan persoalan yang sedang dihadapinya dan keinginannya.
3. Jangan menyela pembicaraan.
Sebelum nasabah selesai bicara karyawan dilarang memotong atau menyela pembicaraan, dengan kata lain usahakan memberi tanggapan
setelah nasabah selesai berbicara. 4.
Ajukan pertanyaan setelah nasabah selesai bicara. Pengajuan pertanyaan kepada nasabah baru dilakukan apabila
nasabah sudah selesai bicara dapat dianggap sopan. Gunakan bahasa yang mudah dipahami atau dengan kata lain, pengajuan pertanyaan hendaknya
dengan bahasa yang baik, singkat dan jelas. 5.
Jangan marah dan jangan mudah tersinggung. Karyawan jangan mudah marah terhadap nasabah yang
bertemperamen tinggi. Usahakan karyawan tetap sabar dalam melayaninya.
6. Jangan mendebat nasabah.
Karyawan jangan sekali-kali berdebat atau memberikan argumen yang tidak dapat diterima oleh nasabah. Hal ini disebabkan nasabah tidak
suka dibantah atau didebat. Jika dianggap perlu untuk membantah, gunakanlah cara yang halus, sehingga nasabah tidak merasa lebih rendah
atau tersinggung. 7.
Jaga sikap sopan, ramah dan selalu berlaku tenang. Sikap sopan santun dan ramah dapat membuat nasabah menjadi
segan, sehingga nasabah berinteraksi lebih dari yang diberikan. 8.
Jangan menangani hal-hal yang bukan merupakan pekerjaannya.
Karyawan jangan menangani pekerjaan yang sebenarnya bukan wewenangnya untuk melakukan hal tersebut, padahal kemampuannya
sangat kurang, sehingga dapat memberikan informasi yang salah dan keliru.
9. Tunjukan sikap perhatian dan sikap ingin membantu.
Berikan perhatian sepenuhnya dan tunjukan bahwa memang ingin membantunya. Dengan demikian, nasabah akan merasa senang dan
tenang, karena yakin masalahnya akan dapat diselesaikan.
2.7 Penelitian Terdahulu