Persamaan Jangka Panjang Inflasi, Pertumbuhan Uang dan Defisit

terkointegrasi pada taraf 5 persen, sedangkan pada sistem trivariabel terdapat dua persamaan yang terkointegrasi pada taraf 5 persen Tabel 4.4.

4.4. Persamaan Jangka Panjang Inflasi, Pertumbuhan Uang dan Defisit

Anggaran Persamaan jangka panjang inflasi, pertumbuhan uang dan defisit anggaran dapat diidentifikasi dengan model Vector Error Correction. Penggunaan model VEC adalah untuk melihat hubungan keseimbangan jangka panjang dari persamaan-persamaan yang terkointegrasi. Sebagai tambahan, ketika terjadi shock yang tidak terduga yang menyebabkan variabel-variabel tersebut menyimpang dari kondisi keseimbangan, maka model tersebut juga memberikan penilaian melalui penyesuaian dinamis pada jangka pendek menuju jangka panjang. Intepretasi dapat dilakukan dengan melihat koefisien kointegrasinya dan pembacaan tanda adalah terbalik dari tanda koefisiennya. Kemudian, untuk mendapatkan hasil analisis statistik dan ekonomi yang lebih tepat pada model VEC, maka tingkat signifikansi dan tanda koefisien dari variabel tidaklah cukup sehingga perlu dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan yaitu exclusion dan weak exogeneity. Uji exclusion digunakan untuk menilai dan mengevaluasi hubungan signifikansi antar variabel terhadap sistem dalam persamaan jangka panjang. Jika hipotesis awal H0 ditolak pada vektor pertama maka variabel tersebut dapat dimasukkan signifikan ke dalam sistem. Sedangkan uji weak exogeneity dapat digunakan untuk membuktikan variabel tersebut dapat menjadi variabel yang menjelaskan biasanya berada di sisi sebelah kanan persamaan sebagai eksogen terhadap sistem atau hanya menjadi variabel yang dijelaskan berada di sisi sebelah kiri persamaan sebagai endogen terhadap sistem. Pada uji ini, jika hipotesis awal H0 tidak mampu ditolak maka variabel tersebut sebagai weak exogeneity. Hasil uji kointegrasi pada analisis model Vector Error Correction, menunjukkan koefisien estimasi jangka panjang. Hasil vektor kointegrasi inflasi, pertumbuhan uang dan defisit anggaran dapat dilihat pada Tabel 4.5, dimana angka di dalam kurung merupakan standard error. T-statistik diperoleh dari pembagian koefisien variabel dengan standard error, jika t-statistik lebih besar dari t-tabel pada taraf nyata 5 persen, maka variabel independen memberikan pengaruh terhadap variabel dependen. Untuk intepretasi dapat dilakukan dengan melihat koefisien kointegrasinya dan pembacaan tanda adalah terbalik dari tanda koefisiennya. Tabel 4.5. Hasil Estimasi VEC Sistem INF, M0GRW, DEFY : Standardized Eigenvectors ’s INF M0GRW DEFY Vektor pertama 1.000000 0.000000 -23.86757 0.00000 0.00000 3.41304 Vektor kedua 0.000000 1.000000 -52.30928 0.00000 0.00000 7.89635 Standardized Adjustment Coefficients α’s DINFYOY 0.152080 0.047685 -0.001257 DM0GRW -0.238974 -0.263068 0.080278 DDEFY -0.104868 -0.044306 0.104635 Sistem INF, M1GRW, DEFY : Standardized Eigenvectors ’s INF M1GRW DEFY C Vektor pertama 1.000000 0.800058 10.68284 -26.77522 0.00000 0.52847 1.44995 8.47368 Standardized Adjustment Coefficients α’s DINFYOY 0.190094 0.011528 0.039114 DM1GRW -0.546646 -0.348082 0.124090 DDEFY -0.013293 0.013705 0.100034 Sistem INF, M2GRW, DEFY : Standardized Eigenvectors ’s INF M2GRW DEFY Vektor pertama 1.000000 -1.311706 14.43921 0.00000 0.33259 1.99895 Standardized Adjustment Coefficients α’s DINFYOY 0.189349 0.179727 0.030442 DM2GRW -0.031864 -0.040395 -0.003062 DDEFY -0.112423 -0.286608 0.108039 Sumber : Lampiran 8 signifikan pada taraf nyata 5 Tabel 4.6. Hasil Uji Lag Structure Uji Lag Structure Sistem Trivariabel Uji Lag Exclusion LR~ Sistem INF, M0GRW, DEFY : INF M0GRW DEFY 10.56702 6.466979 2.270763 Sistem INF, M1GRW, DEFY : INF M1GRW DEFY 4.155143 18.33136 0.965916 Sistem INF, M2GRW, DEFY : INF M2GRW DEFY 9.583525 0.206532 3.563111 Uji Weak Exogeneity LR~ Sistem INF, M0GRW, DEFY : INF M0GRW DEFY 6.966624 0.227202 1.692069 Sistem INF, M1GRW, DEFY : INF M1GRW DEFY 0.700262 5.885373 0.029582 Sistem INF, M2GRW, DEFY : INF M2GRW DEFY 6.023973 0.059331 3.050137 Sumber : Lampiran 9 tolak H0 pada taraf 5 variabel tabel = 3,84 Persamaan pada Sistem INF = 23.86757 DEFY [6.95409] M0GRW = 52.30928 DEFY [6.58758] Berdasarkan hasil estimasi sistem trivariabel pada Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa terdapat dua persamaan jangka panjang yang dipengaruhi oleh defisit anggaran yaitu persamaan jangka panjang inflasi dan pertumbuhan M0 base money. Pengaruh defisit anggaran terhadap inflasi dan pertumbuhan M0 tersebut dapat diidentifikasi dengan Vector Error Correction Restrictions. Pada persamaan jangka panjang inflasi, vektor kointegrasi inflasi dan pertumbuhan M0 direstriksi masing-masing menjadi = 1 dan = 0, agar hubungan defisit anggaran terhadap inflasi dapat diidentifikasi. Sedangkan untuk melihat hubungan defisit anggaran terhadap pertumbuhan M0, maka pada persamaan jangka panjang pertumbuhan M0 perestriksian vektor kointegrasi inflasi dan pertumbuhan M0 diubah menjadi = 0 dan = 1. Kemudian dengan melihat t-statistik angka dalam tanda kurung siku pada variabel defisit anggaran yang lebih besar daripada t-tabel pada taraf nyata 5 persen maka dalam jangka panjang defisit anggaran berpengaruh signifikan terhadap inflasi dan pertumbuhan M0. Defisit anggaran memiliki hubungan yang positif terhadap inflasi maupun pertumbuhan M0. Defisit anggaran mempengaruhi inflasi dengan koefisien sebesar 23,87, artinya jika defisit anggaran meningkat sebesar satu persen maka laju inflasi akan meningkat 23,87 persen. Sedangkan pertumbuhan M0 dipengaruhi defisit anggaran dengan koefisien sebesar 52,31. Hal ini berarti pertumbuhan M0 akan meningkat sebesar 52,734 persen ketika defisit anggaran meningkat sebesar satu persen. Namun untuk mengetahui hubungan jangka panjang antar variabel pada sistem trivariabel dan memeriksa ketepatan estimasi VARVEC maka belum cukup jika hanya menggunakan tingkat signifikansi dan tanda koefisien yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan dua uji lag structure tambahan yaitu lag exclusion dan weak exogeneity yang hasilnya terdapat pada Tabel 4.6. Berdasarkan uji lag exclusion pada sistem , terdapat hasil yang sangat menarik dimana hipotesis awal H0 tidak mampu ditolak pada tingkat kepercayaan 95 persen hanya pada variabel defisit anggaran, artinya variabel defisit anggaran tidak berpengaruh tidak signifikan terhadap sistem dalam jangka panjang. Sehingga dapat dikatakan bahwa hanya variabel inflasi dan pertumbuhan M0 base money signifikan terhadap sistem trivariabel dalam jangka panjang. Sedangkan hasil dari uji lag structure kedua yaitu uji weak exogeneity diketahui bahwa H0 mampu ditolak oleh variabel inflasi, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut merupakan variabel endogen yang tidak bisa menjadi variabel eksogen, sedangkan untuk variabel sisanya defisit anggaran dan pertumbuhan M0 dapat menjadi variabel eksogen. Berdasarkan hasil estimasi VEC dan dua uji lag structure tambahan pada sistem trivariabel tersebut didapatkan fakta yang menarik, antara lain: a. Defisit anggaran tidak mempengaruhi pertumbuhan M0 base money. Pembiayaan defisit anggaran dapat dilakukan pemerintah melalui penciptaan uang money creation, menerbitkan surat utang, menggunakan cadangan devisa maupun utang luar negeri. Pada saat perencanaan APBN tersebut, koordinasi Pemerintah dan Bank Indonesia menjadi penting. Bank Indonesia yang telah bersifat independen, artinya Bank Indonesia dilarang memberikan pinjaman kepada pemerintah untuk membiayai pengeluaran APBN baik secara langsung money creation maupun melalui pembelian surat utang negara monetized the debt. Hal ini dikarenakan pengalaman hyperinflation pada periode 1960 hingga 1970 menunjukkan bahwa fiscal dominance telah terjadi di Indonesia dimana ekspansi moneter untuk pembiayaan pengeluaran fiskal telah terbukti secara nyata berdampak pada tidak terkendalinya base money M0 dan money supply M1 dan M2 yang mengakibatkan hyperinflation. Oleh karena itu, pembiayaan defisit anggaran haruslah mencari alternatif yang lain, misalnya saja penerbitan surat utang negara kepada publik maupun menambah utang luar negeri walaupun tidak dapat dipungkiri pembiayaan tersebut juga mempunyai resiko, contohnya ketergantungan utang luar negeri, krisis nilai tukar, serta beban utang dan bunga utang yang besar. b. Selain pertumbuhan M0 base money, laju inflasi juga tidak dipengaruhi oleh defisit anggaran. Hal tersebut juga menunjukkan jika penerapan Inflation Targetting Framework ITF yang bertujuan untuk mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah sudah cukup berhasil, karena salah satu syarat yaitu tidak adanya dominasi fiskal pemerintah dalam kebijakan moneter Bank Indonesia juga sudah terpenuhi. Defisit anggaran yang bersifat netral terhadap inflasi menunjukkan bahwa defisit anggaran pemerintah akan direspon oleh masyarakat dengan langkah antisipatif terhadap penerbitan surat hutang maupun kenaikan tingkat pajak periode yang akan datang, hal ini sesuai dengan teori Ricardian Equivalence RE. Inflasi terkadang juga terjadi bukan karena base money M0 atau money supply M1 dan M2 tetapi mungkin karena faktor non moneter seperti harga pangan yang bergejolak volatile foods dan administered price. Harga pangan yang bergejolak dan administered price seringkali menjadi penyebab inflasi di negara berkembang, khususnya Indonesia. Bank Indonesia memang hanya bisa untuk menetapkan core inflation inflasi inti sedangkan volatile foods dan administered price sulit sekali untuk dihindari. Persamaan pada Sistem dan INF = 26.77522 - 10.68284 DEFY [-7.36773] dan INF = 1.311706 M2GRW - 14.43921 DEFY [3.94397] [-7.22341] Berdasarkan hasil persamaan sistem trivariabel dan pada Tabel 4.5, tampak berbeda dengan hasil pada sistem trivariabel antara lain jumlah dari persamaan jangka panjang, vektor kointegrasi yang direstriksi, dan tanda koefisien dari variabel defisit anggaran. Sistem trivariabel dan hanya memiliki satu persamaan jangka panjang saja yaitu persamaan inflasi sehingga tidak perlu untuk direstriksi variabel kointegrasi inflasi dan pertumbuhan M1 dan M2. Namun ternyata persamaan inflasi pada sistem trivariabel dan pun memiliki perbedaan dalam hal variabel yang mempengaruhi. Persamaan inflasi pada sistem trivariabel menunjukkan bahwa dalam jangka panjang defisit anggaran signifikan mempengaruhi laju inflasi. Namun hubungan keduanya adalah negatif berbeda dengan hasil pada sistem trivariabel dengan koefisien sebesar 10,68. Hal ini berarti ketika defisit anggaran meningkat sebesar satu persen maka inflasi malah akan menurun sebesar 10,68 persen sedangkan pada sistem trivariabel , inflasi memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan M2 namun negatif dengan defisit anggaran. Pertumbuhan M2 dan defisit anggaran signifikan mempengaruhi inflasi dalam jangka panjang dengan koefisien masing-masing sebesar 1,31 dan 14,34, artinya jika pertumbuhan uang meningkat sebesar satu persen maka inflasi juga akan meningkat sebesar 1,31 persen namun inflasi akan menurun sebesar 14,34 persen jika defisit anggaran meningkat sebesar satu persen. Proses pengujian yang sama dilakukan seperti sistem trivariabel , untuk mengetahui hubungan jangka panjang antar variabel dalam sistem trivariabel dan serta memeriksa ketepatan estimasi VARVEC maka tidak cukup jika hanya menggunakan tingkat signifikansi dan tanda koefisien yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan juga dua uji lag structure tambahan yaitu lag exclusion dan weak exogeneity yang hasilnya terdapat pada Tabel 4.6. Berdasarkan uji exclusion pada sistem dan , terdapat hasil menarik dan memiliki kesamaan dengan dimana selain variabel pertumbuhan M2 yang tidak mampu menolak hipotesis awal H0 pada selang kepercayaan 95 persen, defisit anggaran ternyata juga tidak mampu menolak H0 sehingga menyebabkan defisit anggaran dan pertumbuhan M2 tidak berpengaruh tidak signifikan terhadap sistem dalam jangka panjang. Sehingga hanya variabel inflasi dan pertumbuhan M1 yang signifikan dalam kedua sistem trivariabel tersebut. Berdasarkan hasil dari uji tambahan kedua yaitu uji weak exogeneity diketahui bahwa hipotesis awal H0 mampu ditolak pada taraf nyata 5 persen hanya pada variabel pertumbuhan M1 pada sistem maka dapat dikatakan variabel tersebut tidak bisa menjadi variabel eksogen dalam sistem. Kemudian pada sistem , variabel inflasi mampu menolak hipotesis nol, sehingga variabel eksogen pada persamaan di atas adalah pertumbuhan M2 dan defisit anggaran. Berdasarkan hasil estimasi VEC dan dua uji lag structure tambahan pada sistem trivariabel tersebut didapatkan fakta yang menarik, antara lain:

a. Laju inflasi tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan M1 dan M2 money