disebabkan oleh tingginya produktifitas serasah pada stasiun 1 dibandingkan dengan stasiun lainnya serta diduga karena substrat mangrove di stasiun tersebut
lebih banyak mendapat unsur hara dari air melalui mekanisme pasang yang selanjutnya akan dimanfaatkan oleh tumbuhan mangrove hingga menyebabkan
terjadinya guguran serasah. Eong et al, 1982 mengemukakan bahwa unsur-unsur hara yang ada di dalam kolom air juga dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan
mangrove melalui penetrasi air laut yang juga mengandung unsur hara di saat pasang.
4.8 Bobot Serasah yang Dihasilkan dan yang Terdekomposisi
Banyaknya guguran daun mangrove yang diamati selama 56 hari pengamatan bervariasi secara spasial dan temporal. Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi gugurnya daun dari pohon mangrove, antara lain usia pohon, musim dan kesehatan pohon. Moller dalam Soeroyo 2003 menyatakan bahwa
kerapatan pohon mempengaruhi produksi serasah. Semakin tinggi kerapatan pohon, maka semakin tinggi pula produksi serasahnya, begitu juga sebaliknya
semakin rendah kerapatan pohon maka semakin rendah produksi serasahnya. Selain tingkat kerapatan, laju produksi serasah juga dipengaruhi oleh jenis
mangrove dan umurnya. Jenis mangrove yang sama dengan umur berbeda akan memiliki laju
produksi serasah yang berbeda pula. Menurut Bunyavejchewin dan Nuyim 2001, R. apiculata
memiliki serasah daun yang lebih banyak pada jenis mangrove yang lebih tua atau optimum. Apabila umur mangrove melebihi titik optimum, maka
serasah yang jatuh akan berkurang, karena pada batang mangrove tua, bagian dalamnya mulai keropos sehingga tajuk pohon mulai menyempit, dan produksi
serasah berkurang. Penelitian Sediadi 1991 pada tegakan Rhizophora menunjukkan jumlah jatuhan serasah meningkat secara nyata sesuai dengan
pertambahan umur dan jumlah maksimum akan didapat pada usia 10 tahun, dikatakan bahwa tegakan di atas 10 tahun tidak menghasilkan perbedaan nyata.
Berat kering serasah daun mangrove yang gugur di ekosistem mangrove pulau Panjang, Banten disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Bobot kering serasah daun mangrove selama penelitian
Stasiun Bobot kering serasah daun mangrove yang diperoleh gram
Hari ke-14 Hari ke-28
Hari ke-42 Hari ke-56
Total
Stasiun 1 136.60
125.00 128.80
122.80
513.20
Stasiun 2 134.90
134.10 125.00
130.70
524.70
Stasiun 3 140.30
124.00 129.70
126.40
520.40
Bobot total kering serasah daun mangrove yang diperoleh selama penelitian berkisar antara 513.20-524.70 gram56 hari atau 9.16-9.37 ghari.
Stasiun 2 merupakan wilayah penghasil serasah daun paling tinggi dan yang terendah adalah Stasiun 1.
Persentase daun yang terdekomposisi pada hari ke-56 pada Stasiun 1 adalah 94.44, maka bobot daun yang terurai di akhir penelitian adalah sebesar
484.67 gram. Dengan persentase dekomposisi sebesar 94.33 pada Stasiun 2, bobot daun yang terurai adalah sebesar 494.95 gram. Sedangkan sumbangsih daun
yang terdekomposisi pada Stasiun 3 adalah sebesar 486.89 gram. Penyebaran bobot serasah daun yang terdekomposisi berdasarkan hari pengamatan disajikan
pada Gambar 17.
Gambar 17.
Sebaran bobot daun yang terurai di ekosistem mangrove pulau Panjang, Banten
1 2
3
4.9 Keterkaitan antar Parameter