Proses Dekomposisi Serasah Produktifitas serasah mangrove dan potensi kontribusi unsur hara di perairan mangrove Pulau Panjang Banten

lainnya. Selain itu ada pula di antara hewan-hewan air tertentu seperti udang- udangan dan ikan yang hidupnya keluar masuk hutan mangrove bersama arus pasang surut Supriharyono, 2000.

2.3. Proses Dekomposisi Serasah

Ekosistem mangrove memiliki komponen-komponen sebagaimana ekosistem lain yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik yang berperan didalam suatu ekosistem adalah tumbuhan hijau sebagai produser, bermacam-macam kelompok hewan sebagai consumer dan bakteri serta fungi sebagai decomposer Collier et al, 1973. Terdapat tiga proses dasar yang menyusun komponen biotic pada suatu ekosistem yaitu a proses produksi, b proses konsumsi dan c proses dekomposisi. Komponen abiotik meliputi unsur hara dan senyawa anorganik, bahan organik dan parameter lingkungan berupa temperature, oksigen, nutrient dan faktor fisik lain yang membatasi kondisi kehidupan. Proses dekomposisi menempati kedudukan yang sama dengan komponen lain dalam bentuk ekosistem. Agen utama dalam proses dekomposisi adalah decomposer yang umumnya berasal dari kelompok bakteri dan fungi. Dekomposisi merupakan kegiatan atau proses penguraian dan pemisahan bahan-bahan organik menjadi bagian-bagian hancur. Dekomposisi bisa berarti mekanisme penghancuran struktur tanaman mati dari tahap masih melekat pada kehidupan tumbuhan sampai menjadi tahap humus dengan struktur sel yang kasar menjadi bentuk yang hancur Satchell, 1974 dalam Yunasfi, 2006. Proses dekomposisi adalah gabungan dari proses fragmentasi, perubahan struktur fisik dan kegiatan enzim yang dilakukan oleh decomposer yang merubah bahan organik menjadi bahan senyawa anorganik. Definisi-definisi tersebut menggambarkan bahwa proses dekomposisi bukan saja dilakukan oleh agen biologis seperti bakteri tetapi juga melibatkan agen-egen fisika Smith, 1980. Menurut Anderson dan swift 1983, faktor-faktor yang mempengaruhi dekomposisi antara lain 1 organisme penghancur hewan dan jasad renik, 2 kualitas serasah sifat bahan organik serasah yang mempengaruhi kecepatan dekomposisi dan 3 lingkungan, baik fisik maupun kimia. Keadaan lingkungan ekosistem mangrove yang selalu basah dan lembab serta suhu yang selalu tinggi sepanjang tahun, menyebabkan proses dekomposisi serasah berlangsung sangat cepat sehingga proses humifikasi pembentukan humus segera dilanjutkan dengan proses mineralisasi Manan, 1978.

2.4. Unsur Hara C, N dan P

Dokumen yang terkait

Produktifitas serasah mangrove dan potensi kontribusi unsur hara di perairan mangrove Pulau Panjang Banten

5 13 141

Fluks Bentik dan Potensi Aktivitas Bakteri Terkait Siklus Nitrogen di Sedimen Perairan Mangrove Pulau Dua, Banten (Benthic Fluxes and Potency of Bacterial Activity Related to Nitrogen Cycle in Pulau Dua Mangrove Sediments, Banten)

0 3 18

Formulir Hasil Validasi (Fluks Bentik dan Potensi Aktivitas Bakteri Terkait Siklus Nitrogen di Sedimen Perairan Mangrove Pulau Dua, Banten)

0 3 3

Formulir Hasil Validasi (Produksi Serasah Mangrove di Pesisir Tangerang, Banten)

0 6 3

Produktifitas Srasah Mangrove dan Potensi Kontribusi Unsur Hara di Perairan Mangrove Tanjung Api Api Sumatera Selatan

0 2 103

Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizophora apiculata dan Kontribusi Terhadap Unsur Hara di Perairan Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

2 8 80

Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizophora apiculata dan Kontribusi Terhadap Unsur Hara di Perairan Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

0 0 15

Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizophora apiculata dan Kontribusi Terhadap Unsur Hara di Perairan Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

0 0 16

Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizophora apiculata dan Kontribusi Terhadap Unsur Hara di Perairan Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

0 0 11

Produksi Serasah Mangrove (Abdul Haris, dkk.) 13 PRODUKSI SERASAH MANGROVE DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PERAIRAN PESISIR KABUPATEN SINJAI

0 1 6