4.6 Produktifitas Serasah Mangrove
Berdasarkan dari hasil pengukuran produktifitas serasah mangrove selaman 56 hari di lokasi penelitian diperoleh komposisi serasah yang terapung
pada tiap-tiap jaring atau litter-trap yang terdiri dari serasah daun, ranting dan bunga-buah. Produktifitas serasah tiap jenis mangrove untuk masing-masing
komponen serasah disajikan pada Tabel 8. Secara rinci produktifitas serasah selama pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 7.
Tabel 8. Nilai rata-rata produktifitas serasah mangrove di Pulau Panjang.
Stasiun Sub Stasiun Produktifitas serasah gm
2
hari Daun
Ranting Cabang
Bunga Buah Total
Stasiun 1 1.1
0.293 ± 0.043 0.035 ± 0.122
0.000 ± 0.000 0.328 ± 0.165
1.2 0.315 ± 0.087
0.000 ± 0.000 0.045 ± 0.083
0.360 ± 0.170 1.3
0.304 ± 0.077 0.000 ± 0.000
0.021 ± 0.072 0.325 ± 0.150
Rata-rata substasiun 0.304 ± 0.070
0.012 ± 0.070 0.022 ± 0.064
0.338 ± 0.205
Stasiun 2 2.1
0.297 ± 0.067 0.000 ± 0.000
0.000 ± 0.000 0.297 ± 0.067
2.2 0.366 ± 0.144
0.132 ± 0.210 0.011 ± 0.039
0.510 ± 0.393 2.3
0.317 ± 0.055 0.000 ± 0.000
0.000 ± 0.000 0.317 ± 0.055
Rata-rata substasiun 0.327 ± 0.099
0.044 ± 0.133 0.004 ± 0.023
0.375 ± 0.255
Stasiun 3 3.1
0.327 ± 0.059 0.000 ± 0.000
0.000 ± 0.000 0.327 ± 0.059
3.2 0.311 ± 0.064
0.000 ± 0.000 0.006 ± 0.021
0.317 ± 0.085 3.3
0.317 ± 0.130 0.000 ± 0.000
0.015 ± 0.052 0.332 ± 0.181
Rata-rata substasiun 0.318 ± 0.088
0.000 ± 0.000 0.007 ± 0.032
0.325 ± 0.120 Rata-rata
0.316 ± 0.086 0.019 ± 0.068
0.011 ± 0.040 0.346 ± 0.193
Berdasarkan Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa mangrove Pulau Panjang menghasilkan rata-rata serasah sebanyak 0.346 gramm
2
hari. Gambaran produktifitas serasah mangrove Pulau Panjang diantara beberapa produktifitas
serasah mangrove di beberapa daerah yang berbeda disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 9. Produktifitas serasah mangrove di beberapa lokasi penelitian
No Sumber
Lokasi Penelitian Jenis mangrove
Produksi serasah gm
2
hari
1 Eong et al, 1882 Matang, Malaysia
R. apiculata dan
Bruguierra spp 2.09 – 3.51
2 Asthon et al, 1999 Peninsular, Malaysia R. mucronata
dan R. apiculata
2.79 3 Soenarjo, 1999
Kaliuntu, Rembang Rhizopora spp
dan A. marina
2.08 4 Pribadi, 1998
Teluk Bintuni, Papua Rhizopora spp
dan Bruguierra spp
3.04 5 Kitamura, 1997
Teluk Benoa, Bali R. apiculata
3.81 6 Ulqodry, 2008
Tanjung Api-api, Sumatera Selatan
A. marina dan S.
caseolaris 2.99
7 Penelitian ini Pulau Panjang, Banten
S. alba; R. apiculata; R. stylosa;
B. Gymnorhiza; A. alba; L. racemosa; A.
floridum 0.346
Tabel 9 menunjukkan bahwa mangrove Pulau panjang menghasilkan rata- rata serasah sebesar 0.346 gramm
2
hari, kondisi tersebut memberikan produktifitas yang rendah bila dibandingkan dengan beberapa lokasi mangrove
lainnya. Hal ini dikarenakan kondisi mangrove di lokasi penelitian mempunyai kerapatan yang rendah pula, selain itu dari hasil pengamatan diketahui bahwa
mangrovenya masih berumur mudah.
Gambar 11.
Hasil penelitian produksi serasah di beberapa lokasi
Stasiun 1
Daun; 90,06
Ranting Cabang;
3,47 Bunga
Buah; 6,47
Stasiun 2
Daun; 87,24
Ranting Cabang;
11,76 Bunga
Buah; 1,01
Stasiun 3
Daun; 97,86
Bunga Buah;
2,14 Ranting
Cabang; 0,00
Dari keseluruhan total serasah yang dihasilkan, komponen serasah daun merupakan komponen terbesar, diikuti ranting dan bunga. Kondisi ini dijumpai
pada semua stasiun pengamatan, lebih rinci disajikan pada Gambar 12 berikut.
Gambar 12.
Proporsi komponen serasah tiap stasiun
Tingginya kontribusi serasah daun dibandingkan organ lain karena secara biologis pembentukan daun lebih cepat dibandingkan organ reproduksi serta
ranting dan cabang. Pembentukannya juga lebih kontiniu. Selain itu daun juga cenderung lebih mudah digugurkan oleh hembusan angin dan terpaan hujan. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian Affandi 1996, persentase guguran serasah daun mangrove sebesar 57 di kawasan sungai, 65 di kawasan tambak, dan 81
dikawasan rawa hutan payau RPH Tritih Cilacap. Dalam kaitannya dengan salinitas, daun mangrove juga memegang
peranan penting di dalam adaptasi mangrove terhadap kadar salinitas yang tinggi yakni dengan adanya sel-sel khusus dalam daun yang berfungsi untuk menyimpan
garam, untuk selanjutnya digugurkan Hogarth, 1999.
0,338 0,375
0,325
0,300 0,320
0,340 0,360
0,380
pr odukt
ifi tas
se rasa
h g
m 2
har i
Stas iun 1 Stas iun 1
Stas iun 1
`
Dilihat dari karakteristik stasiun pengamatan yang berbeda, yakni pada daerah dekat laut menunjukkan nilai produktifitas serasah yang bervariasi seperti
disajikan pada Gambar 13 di bawah ini.
Gambar 13. Perbandingan produktifitas serasah antar stasiun
Berdasarkan Gambar 13 di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan produktifitas di stasiun 2 lebih besar dibandingkan dengan stasiun 1 dan 3. Hal
ini dapat terjadi karena pada stasiun 2 tersebut mendapat pengaruh angin yang lebih besar dan penetrasi pasang yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan
stasiun lainnya. Brown 1984 menyatakan bahwa salah satu faktor mekanik yang mempengaruhi produktifitas serasah adalah angin bersama-sama dengan hujan.
Penetrasi pasang yang lebih baik di stasiun 2 juga menghasilkan pertumbuhan mangrove yang lebih baik sehingga jumlah serasah yang dihasilkan juga lebih
banyak.
4.7 Produksi Potensial Unsur Hara C, N dan P