Nilai Intake Pajanan Benzena

saling berdekatan. Sedangkan pada titik lainnya hanya terdapat dua tiang pengisi BBM pada titik dua, tiga dan empat. Selain itu, ventilasi udara mempengaruhi konsentrasi benzena. Ventilasi udara merupakan suatu yang harus tersedia di lokasi tempat manusia melakukan aktivitasnya. Pada SPBU X terdapat nilai benzena lebih tinggi, meski sama di ruang terbuka, SPBU X berada di lahan yang tidak seluas SPBU Y, selain itu terdapat kanopi-kanopi rapat yang melindungi SPBU X sehingga pertukaran udara di SPBU X ini cenderung sedikit di banding SPBU Y.

6.3 Nilai Intake Pajanan Benzena

Pada penelitian ini nilai intake dihitung dengan membedakan durasi pajanan, yaitu durasi untuk pajanan realtime Perhitungan berdasarkan durasi pajanan sebenarnya dan pajanan lifetime durasi pajanan seumur hidup. Besarnya nilai intake berbanding lurus dengan nilai konsentrasi bahan kimia, laju asupan, frekuensi pajanan dan durasi pajanan, yang dapat diartikan semakin besar nilai tersebut maka akan semakin besar asupan seseorang. Asupan berbanding terbalik dengan nilai berat badan dan periode waktu rata-rata, yaitu semakin besar berat badan maka akan semakin kecil risiko kesehatan. Dalam perhitungan ini, untuk pajanan non-karsinogenik digunakan periode waktu rata-rata selama 30 tahun untuk orang dewasa, sedangkan pada karsinogenik selama 70 tahun. Nilai risiko RQ pajanan non-karsinogenik dengan paparan inhalasi diperhitungkan setelah diketuahi nilai RfC, sedangkan karsinogenik diperhitungkan setelah diketahui nilai CSF. Dari perhitungan didapatkan hasil nilai intake non-karsinogenik realtime dan lifetime secara berturut-turut pada populasi karyawan operator SPBU adalah 3,8 x 10 -3 mgkghr ; 6,5 x 10 -2 mgkghr. Sedangkan nilai intake Karsinogenik realtime dan lifetime secara berturut-turut adalah sebesar 1,6 x 10 -3 mgkghr dan 2,8 x 10 -2 mgkghr. Pada penelitian ini, nilai berat badan tidak terlalu spesifik menggambarkan perbedaan nilai intake dari pajanan benzena, namun yang sangat mempengaruhi intake di sini adalah durasi pajanan, terlihat dari hasil perhitungan bahwa semakin lama karyawan bekerja maka nilai intake akan semakin besar sehingga risiko untuk mendapatkan efek yang merugikan kesehatan akan semakin tinggi pula. Benzena memiliki sifat mudah menguap ke udara bebas sehingga apabila suatu sumber pajanan dibiarkan secara terus menerus terbuka di suatu tempat maka semakin besar konsentrasi benzena yang ada di suatu lingkungan kerja Fessenden, 1991 dalam Susilowati, 2011, sehingga posisi bekerja operator SPBU pun mempengaruhi paparan benzena, berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa petugas operator SPBU cenderung menghadap kepada tangki kendaraan saat pengisian dan berdiri statis, hal ini memungkinkan benzena yang menguap langsung terhirup oleh petugas operator SPBU. Selain itu tidak ada karyawan di SPBU yang memakai APD seperti masker, hal ini pun mendukung tingginya paparan benzena pada petugas operator SPBU, padahal menurut penelitian Tunsaringkarn et al 2012 penggunaan masker dan mencuci tangan saat bekerja dapat mereduksi 99,7 paparan benzena.

6.4 Karakteristik Risiko