ditahan diekskresikan dengan paru-paru dalam hitungan jam 5-7 Srbova et al. 1950 dalam ATSDR 2007.
Tingkat ekskresi benzena adalah yang terbesar selama satu jam pertama. benzena terutama dieksresikan di dalam urin sebagai metabolit khususnya
konjugasi phenol, glucuronic dan sulphuric acid, dan dihembuskan ke udara dalam bentuk yang tidak berubah. Diperkirakan sesudah terpajan benzena di tempat kerja
pada tingkat 100 cm3m3, sejumlah 13,2 fenol, 10,2 quinol, 1,9 t,t-MA, 1,6 kathekol, dan 0,5 1,2,4,-benzenatriol dari jumlah yang diabsorpsi,
diekskresikan lewat urin sesudah jam kerja ATSDR 2006.
2.2 Monitoring Benzena di Lingkungan
Monitoring adalah suatu program berkelanjutan yang terdiri dari observasi, pengukuran dan memutuskan dalam rangka mengenali bahaya kesehatan yang
potensial dan memutuskan apakah perlindungannya telah cukup baik Lestari 2010 dalam Susilowati, 2011.
Terdapat berbagai metode pengukuran benzena terutama benzena yang terdapat dalam udara lingkungan maupun pajanan benzena yang masuk ke dalam
tubuh. Menurut OSHA dapat dilakukan pengukuran pajanan benzena dalam udara di tempat kerja dengan pengumpulan menggunakan tabung sorbent arang
teraktivasi, dilakukan desorpsi dengan karbon disulfida CS
2
, dianalisa dengan gas kromatografi menggunakan detektor ionisasi sinar Flame Ionization Detector
FID.
Sedangkan untuk mengukur pajanan benzena yang masuk dalam tubuh dapat dilakukan dengan memeriksa biomarker dari benzena, biomarker merupakan
indikator sinyal peristiwa dalam sistem biologis atau sampel ATSDR 2007. WHO 1996 dan Taylor et al 1996 menyebutkan bahwa biomarker yang dapat
dijadikan indikator pajanan benzena antara lain adalah benzena dalam darah, benzena dalam urin, benzena dalam udara pernapasan, phenol dalam urin,
cathecol dalam urin, hydroquinon dalam urin, 1,2,4 trihydroxi benzena dalam urin, phenylmercapturic acid dalam urin dan trans,trans - muconic acid dalam urin.
Beberapa penelitian mengindikasikan hubungan kuantitas antara pajanan inhalasi benzena dengan konsentrasi t,t-MA dalam urin WHO, 1996. Dari penelitian
Boogaard, PJ, at all 1995 tentang komparasi teknik monitoring biologi paparan benzena antara pengujian asam S-phenylmercapturic S-PMA, trans,trans -
muconic acid t,t-MA, dan fenol, dinyatakan bahwa S-PMA dan t,t-MA sangat sensitif untuk pengukuran pada tingkat eksposur benzena rendah. Meskipun t,t-MA
dan S-PMA merupakan biomarker yang sensitif, S-PMA lebih dapat diandalkan dari t,t-MA untuk paparan benzena selama 12 jam kerja, namun untuk pemantauan
biologi paparan benzena dengan konsentrasi di udara lebih dari 1 ppm 8h TWA pengukuran dengan t,t-MA lebih cocok bahkan banyak dipakai karena
kemudahannya dalam pengukuran.
2.3 Faktor yang mempengaruhi pajanan pekerja