melalui inhalasi, ingesti dan kulit. Inhalasi dan kulit adalah jalur yang menjadi perhatian utama pada beberapa skenario pajanan ATSDR, 2007.
2.1.3.1 Inhalasi
Inhalasi adalah jalur pajanan yang dominan. Konsentrasi ambang bau benzena 1,5-5 ppm umumnya memberikan peringatan yang cukup tentang
bahaya akut. Uap benzena lebih berat daripada udara dan dapat menyebabkan sesak napas di ruang tertutup, berventilasi buruk atau di dataran rendah. Jalur
pajanan inhalasi menyebabkan terjadinya asupan harian sebesar 99 dari seluruh jalur pajanan. Laporan kasus pada pajanan inhalasi akut telah ada sejak awal
tahun 1900. Kejadian kematian tiba-tiba terjadi setelah beberapa jam pajanan. Tidak diketahui berapa konsentrasi benzena yang ditemukan pada korban.
Namun diperkirakan bahwa pajanan sebesar 20.000 ppm selama 5-10 menit akan mengakibatkan hal kejadian yang fatal ATSDR, 2007.
2.1.3.2 Ingesti
Benzena sebagai kontaminan masuk melalui air minum, makanan dan sayur-sayuran IPCS-International Programme on Chemical Safety, 2000.
Absorpsi benzena yang efektif melalui pencernaan dapat mengakibatkan intoksikasi akut, walaupun data kuantitatif pada manusia masih kurang WHO,
1996. Tidak ada informasi tentang absorpsi oral dari benzena pada larutan encer, diasumsikan bahwa absorpsi oral dari air adalah hampir 100 Ramon, 2007.
Laporan kasus kematian pada pajanan ingesti akut telah ada sejak awal tahun
1900. Tidak diketahui berapa konsentrasi benzena yang ditemukan pada korban. Namun diperkirakan bahwa pajanan sebesar 10 mL adalah dosis mematikan bagi
manusia Zuliyawan, 2010.
2.1.3.3 Kulit dan Mata
Benzena yang memercik di mata dapat mengakibatkan rasa sakit dan cedera pada kornea. Tidak terdapat penelitian yang berhubungan dengan
kematian hewan percobaan setelah terjadi pajanan Benzena pada kulit. Sebuah penelitian kohort terhadap 338 pekerja laki-laki menemukan 3 kematian.
Kematian ini disebabkan oleh leukimia pada mekanik, yang biasanya menggunakan BBM untuk membersihkan onderdil kendaraan dan mencuci
tangan Hunting et al, 2005 dalam ATSDR, 2007.
2.1.4 Dampak Pajanan Benzena