2. Menyiapkan carcoal tube dengan kedua ujungnya dilepaskan agar udara
dapat masuk di dalamnya 3.
Merangkai carcoal tube pada sampling pump 4.
Mengatur kecepatan aliran udara antara 0,01 sampai dengan 0,2 litermenit. 5.
Meletakkan sampling pump pada lokasi pengukuran sampai 3 jam. 6.
Setelah selesai, Melepaskan carcoal dari sampling pump dan menutup ujung- ujung carcoal yang terbuka dengan tutupnya.
Kemudian sampel di bawa ke laboratorium untuk dilakukan analisis kadar benzena di udara lingkungan kerja.
4.6 Pengolahan data
Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Pengolahan data akan
menggunakan metode pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan dimana membandingkan nilai intake yang didapat dari pekerja dengan nilai konsentrasi
referensi RƒC yang aman bagi pajanan benzena untuk efek-efek non-kanker dan Cancer Slope Factor CSF untuk efek-efek kanker.
4.7 Analisis data
4.7.1 Perhitungan nilai intake
Untuk menghitung nilai intake, menggunakan rumus di bawah ini, Intake I =
Dengan asumsi-asumsi yang digunakan yaitu : 1.
Kosentrasi C agen didapat dari data konsentrasi benzena di udara mg
2. Laju Asupan R 20 M
3
untuk dewasa, berdasarkan US- EPA Default Exposure Factor dengan efek pajanan bukan kanker atau tidak
menyebabkan kanker. 3.
Lama pajanan t
E
diperoleh dari lama kerja karyawan di daerah kerja berpaparan benzena.
4. Frekuensi Pajanan f
E
350 hari per tahun berdasarkan US-EPA Default Exposure Factor dengan efek pajanan bukan kanker atau tidak
menyebabkan kanker hasil penelitian nukman et al 2005 dalam zuliyawan 2010.
5. Durasi Pajanan D
t
30 tahun untuk dewasa, berdasarkan US-EPA Default Exposure Factor.
6. Berat Badan W
b
, berat badan pekerja berdasarkan pengukuran. 7.
Periode waktu rata-rata t
avg
yaitu 365 hari selama 30 tahun untuk dewasa berdasarkan faktor pajanan non-kanker dan 70 tahun untuk
pajanan kanker.
4.7.2 Perhitungan risiko non-kanker
Untuk menghitung risiko non-kanker menggunakan rumus di bawah ini, RQ =
Keterangan : 1.
I
nk
adalah Intake non-kanker dari hasil perhitungan pajanan mgkghari 2.
RfC adalah dosis atau konsentrasi referensi mgM
3
, dalam perhitungan ini yang dipergunakan adalah RfC karena pajanan melalui inhalasi
Hasil perhitungan RQ akan diketahui, a.
Jika RQ 1 maka konsentrasi agen berisiko dapat menimbulkan efek merugikan kesehatan.
b. Jika RQ ≤ 1 maka konsentrasi agen belum berisiko dapat menimbulkan
efek kesehatan.
4.7.3 Perhitungan risiko kanker
Karakteristik risiko kanker diketahui dengan melakukan perhitungan dengan rumus :
ECR = CSF x I
k
1. I
k
= Intake kanker dari hasil perhitungan penilaian pajanan mgkghari. 2.
CSF = Dosis atau konsentrasi referensi mgkghari
-1
EPA membatasi ECR pada rentang 10
-4
sampai dengan 10
-6
, ECR dinyatakan sebagai jumlah penduduk yang terkena efek merugikan yang
dapat berkembang sebagai kanker untuk setiap 10.000, 100.000 atau 1000.000 penduduk Rahman, 2007.
BAB V HASIL
5.1 Konsentrasi Benzena di Udara Kerja
Untuk mengetahui konsentrasi pajanan benzena dalam area pernapasan, dilakukan pengukuran udara di tempat kerja operator SPBU. Dengan pengambilan
sampel udara yang kemudian dianalisis di laboratorium. Pengambilan sampling udara dilakukan pada Sabtu, 23 Februari 2013 di empat titik, titik 1 dan 2 di SPBU
„X‟ dan titik 3 dan 4 di SPBU „Y‟.
Tabel 5.1 Konsentrasi Benzena di Udara
Sampel Waktu
pengambilan Hasil
NAB ppm
ppm Titik 1
7.45 – 10.45
0,23 0,73
0,5 32
Titik 2 10.53
– 13.53 0,18
0,58 0,5
32 Titik 3
14.25 - 17.25 0,18
0,58 0,5
32 Titik 4
17.32 – 20.32
0,18 0,58
0,5 32
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di dua SPBU X dan Y di wilayah ciputat didapat nilai konsentrasi benzena di udara terbesar adalah di titik
satu dengan nilai 0,23 ppm yang dilakukan di pagi hari.