Penulisan Sîrah

7. Penulisan Sîrah

Dalam mengawali uraiannya dalam Muqaddimah, Ibn Khaldûn menjelaskan secara panjang lebar mengenai maksud dan pentingnya sejarah. Menurut dia, sejarah sebenarnya merupakan upaya untuk menemukan kebanaran (tahqîq) fakta, keterangan

mendalam tentang sebab dan asal-usul benda wujudi, serta pengertian dan pengetahuan tentang substansi, essensi, dan sebab-sebab terjadinya peristiwa. Sejarah menyajikan dan menuturkan berbagai peristiwa yang kemudian mengajak kita untuk memahami hal ihwal mahluk hidup, bagaimana situasi dan kondisi membentuk perubahan, bagaimana negara-negara memperluas wilayahnya, dan bagaimana mereka memakmurkan bumi sehingga terdorong untuk melakukan perjalanan jauh. Karena itu, disiplin ilmu sejarah dipelajari secara luas oleh bangsa-bangsa dan generasi. Untuk memenuhi kebutuhan itu, disiapkan seperangkat alat transportasi untuk menempuh perjalanan. Tidak ada bedanya, orang awam, masyarakat akademis,

dan para penguasa memiliki minat yang sama tinggi terhadap sejarah. 235 Sejarah dalam ajaran Islam adalah suatu yang sangat urgen. Hal ini nampak,

setidaknya dari dua hal. Pertama, di antara ayat al-Qur'an menyuruh manusia untuk memperhatikan alam sekitar, bulan bintang dan matahari, tetumbuhan, hewan-hewan dan setiap makhluk hidup di dunia. Kedua, fakta bahwa sebagian kandungan al-

Qur'an adalah cerita bangsa-bangsa terdahulu, yang disuguhkan untuk pembaca agar bisa mengambil pelajaran positif dari cerita itu. Misalnya, kisa Nabi Nuh, kisah kesombongan Fir’aun, kisah Karun, dan lainnya. Adanya cerita-cerita dalam al- Qur'an juga bisa diambil kesimpulan, hendaknya sejarah itu digunakan sebagai bahan renungan (i’tibâr); menjadikan kesuksesan dan kesalahan orang-orang terdahulu sebagai peringatan bagi kita yang hidup di masa kini.

235 Ibn Khaldûn, Mukaddimah, hlm. 4.

Dunia Islam telah melahirkan tokoh-tokoh sejarawan yang memberikan banyak sumbangan bagi kehidupan dan dunia ilmu pengetahuan. Para sejarahwan muslim ini telah membicarakan peristiwa-peristiwa penting (sejarah) secara luas dan mendalam. Mereka mengumpulkan berbagai informasi penting itu dan menulsikannya secara sistematis dalam berbagai buku, kemudian menyimpannya secara baik dalam rumah mereka atau perpustakaan istana. Di antara mereka juga mengumpulkan dan membukukan sejarah bangsa-bangsa dan negara-negara yang ada di muka bumi ini. Mereka bahkan ada yang sangat ahli dan berhasil menuliskan kembali prestasi- prestasi para pendahulu mereka dalam sebuah karya yang orisinil. Menurut Ibn

Khaldûn, para sejarahwan muslim yang sudah teruji kompetensinya adalah: 236 Ibn

Ishâq (m. 151/768), 238 al-Thabarî (225-310 H/839-923), Ibn al-Kalbî (m. 206/

821) Muhammad bin ’Umar al-Wâqidî (130-207 H/747-823), Saif ibn ’Umar al- Asadî (180/957), al-Mas’ûdî (346/957). 240

Sementara A. Rahman Zainuddin, dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban (Jakarta: 2002) menyebutkan beberapa tambahan nama— selain juga menyebut tokoh yang terdapat dalam Muqaddimah, yaitu: Abû al-Fid⒠(1273-1331), Ibn Hisyâm, Ibn Khaldûn (1332-1406), al-Mawardî, dan Ibn

Baththûthah (m. 1377). 241 Muhammad bin Ishâq adalah penulis otoritatif biografi Nabi Muhammad s.a.w.

Bukunya yang terkenal adalah Sîrah Muhammad. Al-Thabarî (225-310 H/839-923) adalah seorang pakar terkenal dalam bidang sejarah Islam. Selain itu, dia juga terkenal sebagai pakar tafsir, qirâ’ah, fikih, dan hadis. Sebagai seorang sejarawan muslim, waktunya dihabiskan untuk menjelajahi dunia muslim. Tujuan dia tidak lain untuk belajar dan mengajar. Di antara karya ilmiahnya adalah Târikh al-Rusul wa al-

236 Ibn Khaldûn, Mukaddimah, hlm. 4. 237 Muhammad bin Ishâq. Lihat juga Hâjî Khalîfah, Kasyf al-Zhunûn, hlm. 350. 238 Muhammad bin Jarîr al-Thabarî. 239 Hisyâm bin Muhammad. 240 Ali ibn al-Husain al-Mas’ûdî. Lihat juga Hâjî Khalîfah, Kasyf al-Zhunûn, hlm. 350. 241 Zainuddin, “Ilmu Sejarah, Sosial, dan Politik ”, dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam , hlm.

Muluk (sejarah nabi-nabi dan para raja). 242 Buku ini dianggap sebagai referensi sejarah Islam awal terlengkap dan paling penting. Adapun buku dalam bidang tafsir

yang telah dia tulis adalah Jâmi’ al-Bayân fî Tafsîr al-Qur’ân (himpunan penjelasan tafsir Qur’an). 243 Sedangkan al-Wâqidî (130-207 H/747-823) adalah penulis al-

Maghâzî. Abû al-Fid⒠(1273-1331) adalah penguasa Hamah, sebuah kawasan kota di Suriah sekarang. Dia adalah pakar terkemuka dalam bidang ilmu bumi. Karyanya yang cukup terkenal adalah Taqwîm al-Buldân (daftar negeri). Pamannya, yaitu Muhammad II adalah juga seorang sejarawan hebat sekaligus sebagai Sultan Hamah. Karya lainnya adalah al-Mukhtashâr fî Târîkh al-Basyar (ringkasan sejarah umat

manusia). 244 Ibn Baththûthah (1304-1377) seorang pelancong muslim abad ke-14 yang haus informasi dan ilmu pengetahuan. Dalam rihlah-nya, Ibn Baththûthah

bertemu dengan Syaikh ’Abdullâh al-Mishrî yang alim, juga musafir yang menyukai pengembaraan dan hidup seperti seorang wali. ’Abdullâh al-Mishrî memang telah menjelajahi bumi, tetapi dia belum pernah mengunjungi negeri Cina, ataupun Sri Lanka. Dia juga belum pernah melihat negeri Maghrib, Andalusia, ataupun negeri- negeri Negro. Dan dengan demikian, rihlah yang dilakukan Syaikh ’Abdullâh al- Mishrî masih belum seberapa bila dibandingkan dengan perjalanan ilmiah Ibn Baththûthah. Di antara yang istimewa dari perjalanan ilmiah Ibn Baththûthah, dia tidak sekedar mengunjungi tempat-tempat asing itu, tetapi juga melakukan dialog dengan masyarakat setempat, mempelajarai informasi, pengetahuan, dan adat budayanya. Menurut Ross E. Dunn, guru besar sejarah pada San Diego State

242 Ibn Khaldûn, Mukaddimah, hlm. 4. Lihat juga H âjî Khalîfah, Kasyf al-Zhunûn hlm. 350.

Nama lengkap Al-Thabarî adalah Abû Ja ’fâr Muhammad bin Jarîr al-Thabarî. Baca al- Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’ân, tahqiq: Ahmad Muhammad Syâkir, cetakan pertama, (Mu’assasah al-Risalah, 2000), juz I, hlm. 90. Lihat juga Al-Itqân, hlm. 319.

Nama lengkap Abû al-Fid⠒ adalah Abû al-Fid⒠Imâd al-Dîn Ismâ’îl al-Mu’ayyad. Selengkapnya baca Zainuddin, “Ilmu Sejarah, Sosial, dan Politik ”, dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, hlm. 270.

University, Ibn Baththûthah juga mencatat peristiwa demi peristiwa yang berhasil dijumpainya lengkap dengan nama tempat dan penanggalannya. 245

Nama tokoh dan kitab sejarah pada masa awal Islam KARYA ILMIAH

FOKUS KAJIAN Sîrah Muhammad

TOKOH/PENULIS

Ibn Ishâq (m. 151/768)

Penulis biografi Nabi s.a.w.

al-Asadî (m. 180/957) Ibn al-Kalbî (m. 206/ 821)

al-Maghâzî

Al-Wâqidî (m. 207/823)

Târikh al-Rusul wa al-

Pakar sejarah Islam, tafsir, Muluk

al-Thabarî (m. 310 /923)

, fikih, dan hadis Jâmi’ al-Bayân

al-Mas’ûdî (346/957)

Taqwîm al-Buldân dan Abû al-Fid⒠(1273-1331) Pakar sejarah dan ilmu bumi al-Mukhtashâr fî Târîkh al-Basyar Sîrah Muhammad

Ibn Hisyâm

Biografi Nabi, dia banyak mengikuti Ibn Ishâq

Muqaddimah Ibn Khaldûn (1332-1406) Sejarah lengkap Ibn Baththûthah (m. 1377) Pelancong muslim terbesar. Dia berhasil mencatat peristiwa yang dijumpainya lengkap dengan nama tempat dan tanggal

: al-Nadîm (

), Hâjî Khalîfah (

Satu hal yang penting ditegaskan di sini, bahwa mengapa sejarah sangat diminati dalam dunia muslim sehingga lahir banyak sekali pakar dalam bidang ini, adalah karena Islam (al-Qur'an) mengajarkan dan menjanjikan balasan kebaikan bagi orang-orang yang bersedia merenungkan kehidupan di muka bumi untuk selanjutnya bersedia menabur kebaikan. Selain itu, sebagaimana dikatakan Ibn Khaldûn, mempelajari sejarah hakekatnya adalah mengurai kebenaran, karena itu, sejarahwan

Ross E. Dunn, Petualangan Ibnu Battuta: Seorang Musafir Muslim Abad ke-14 (The Adventures of Ibn Battuta, A Muslim Traveler of the 14 th Century , terj. Amir Sutaarga), edisi pertama, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995).

Sampai di sini, bila kita mengamati sejarah kodifikasi huruf Arab, sejarah digunakannya tanda titik dan syakl dalam sistem tulisan Arab, sejaran penulisan hadis-hadis dan sirah Nabi, sejarah kodifikasi ulumul Qur’an, dan sejarah kodifikasi tafsir al-Qur'an dalam paragraf-paragraf di atas, bisa diambil kesimpulan, bahwa lahirnya tradisi keilmuan dalam dunia Islam tidak bisa dilepaskan dari ajaran yang termaktub dalam al-Qur'an serta kebutuhan umat Islam untuk menggali lebih dalam kandungan informasi dalam al-Qur'an. Bermula dari semangat membaca yang digulirkan al-Qur'an melalui pesan-pesan dalam ayatnya kemudian melahirkan geberasi baru dalam masyarakat Arab, yaitu generasi literate, generasi yang sadar

dengan kebutuhan untuk mengakses informasi dan ilmu pengetahuan dari berbagai media (teks), dan dari masyarakat literate ini akhirnya lahir tradisi intelektualitas

yang begitu agung dalam dunia Islam. Uniknya, dalam tradisi Islam, mengabdikan diri dalam dunia intelektualitas adalah tindakan yang mulia dan dijanjikan posisi terhormat. Ini menjadi fondasi utama bagi lahirnya masyarakat (muslim) yang memiliki dedikasi luar biasa terhadap kecintaan kepada ilmu pengetahuan. Karena ini, kita menyaksikan, dalam dunia Islam, dari hari ke hari terus lahir para cerdik pandai yang mengabdikan diri kepada ilmu-ilmu keislaman. Dan dengan demikian, semakin memperkuat kesimpulan dalam tesis (penelitian) ini, bahwa lahirnya tradisi intelektualitas dalam dunia muslim berakar pada pesan yang terkandung dalam kitab suci umat ini, al-Qur'an al-Karîm.

Wallâh a’lam bi al-shawâb.