Keaslian Penulisan Sejarah Pengaturan SNI

1. Untuk memahami kajian atau pandangan hukum tentang Standar Nasional Indonesia 2. Untuk mengetahui sejauh mana dasar hukum SNI dalam perjanian ACFTA 3. Untuk mendeskripsikan pengaturan SNI didalam Perjanjian ACFTA Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis Pembahasan terhadap masalah dalam tulisan ini akan memberikan pemahaman mengenai pengaturan SNI ,latar belakang ACFTA ,dan prosedur penerapan SNI, mengingat bahwa buku dan tulisan yang membahas masalah yang berkenaan dengan tema tulisan ini masih minim maka penulisan ini didukung oleh pendapat sarjana , untuk itu penulis mengharapkan tulisan ini dapat menambah wawasan pemikiran terhadap pengaturan SNI terkait ACFTA . 2. Secara praktis Tulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pembaca , baik kalangan akademis dan para investor asing yang ingin mengekspor barang ke Indonesia dan untuk mengetahui betapa pentingnya Penerapan SNI dalam mengekspor barang ke Indonesia .

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan hasil penelusuran dan pemeriksaan di perpustakaan Pusat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara skripsi dengan judul ‘’Penerapan Standar Nasional Indonesia SNI Terhadap Produk Impor Dalam Rangka Perjanjian Asian China Free Trade Area ACFTA ‘’ ini belum pernah ditulis sebelumnya .Dengan demikian, dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan skripsi ini, maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini merupakan karya sendiri yang asli yang disusun melalui refrensi buku-buku dan informasi dari media cetak maupun media elekronik sehingga hasil penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan terutama secara ilmiah atau secara akademik .

E. Tinjauan Kepustakaan 1. ASEAN Association of South-East Asian Nations

Asosiasi Negara Asia Tenggara. ASEAN di dirikan pada tahun 1967untuk mendorong kerja sama di bidang politik, ekonomi , dan sosial diantara enam anggotanya : Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Alamat: Association of Southeast Asian Nations,Jalan Sisingamangaraja PO BOX 2072, Jakarta Indonesia; Tel:21712272. 15 15 Drs.Tumpal Rumapea,MA kamus lengkap perdagangan Internasional , PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010 hlm 19 Dalam masalah perdagangan, di ASEAN berlaku Zona perdagangan bebas AFTA yang secara terus- menerus melakukan berbagai pengurangan melakukan berbagai pengurangan tarif terhadap berbagai komoditas. Untuk mendorong ekspor, ASEAN membuka ASEAN trade Promotion Center di Rotterdam , kemudian ASEAN Promotion Center on Trade, Investment and Tourism di Tokyo. Selain Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara itu, ASEAN juga sering menyelenggarakan ASEAN Trade Fair guna mempromosikan komoditas produk ASEAN. 16

2. AFTA ASEAN Free Trade Area

Kawasan perdagangan ASEAN yang beranggotakan 6 negara yaitu Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Pillipina, dan Brunei. Pertemuan pertama diadakan di Manila pada bulan oktober 1992, yang membahas mengenai penurunan tarif sampai tingkat maksimum 5 dalam jangka waktu 15 tahun di mulai pada 19 januari 1993 untuk 15 produk sektor industri: semen, produk karet,furniture , tekstil, minyak nabati, kimia, farmasi, pupuk, plastik, produk kulit, pulp, keramik dan produk gelas, perhiasan, tembaga, dan elektronik . 17

3. FTA Free Trade Agreement

Perjanjian perdagangan bebas, suatu perjanjian perdagangan yang menetapkan bahwa pertukaran dan aliran barang dan jasa yang tidak dihalangi diantara sesama Negara-negara mitra dagang. FTA tidak memberlaukan adanya mobilitas tenaga kerja antar Negara atau kebijakan bersama seperti perpajakan. Negara-negara anggota kawasan perdagangan bebas memberlakukan kebiakan tariff secara sendiri-sendiri kepada Negara-negara di luar di luar perdagangan bebas . 18 16Apridar, op.cit., hlm.235 17Tumpal, op.cit., hlm.19 18Ibid., hlm 286 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4. Free Trade Perdagangan Bebas

Free trade atau perdagangan bebas hambatan adalah suatu konsep ekonomi di mana lalulintas trsansaksi perdagangan antar bangsadilakukan secara bebas tanpa hambatan. Hal ini berarti berarti bahwa lalulintas barang antar Negara tidak lagi dibatasi dan dibebani dengan apa yang lazim disebut dengan dinding-dinding tarif bea masuk sistem kuota maupun prosedur pabean yang rumit dan berbelit-belit. 19

5. GATT General Agreement on Trade Tariffs

General Agreement on Tariffs and Trade GATT atau ‘’ Persetujuan Umum tentang Tarif dan Perdagangan’’ yang ditandatangani pada 1947 adalah suatu kesepakatan multilateral yang mewajibkan Negara anggotanya untuk melakukan kerjasam ekonomi internasional. GATT menuntut anggotanya untuk mengorganisasikan perdagangan luar negeri mereka sesuai dengan prinsip perlakuan bangsa yang paling menguntungkan most-favoured nation treatment. Yaitu yang bertujuan untuk membuat perdagangan luar negeri sebebas mungkin melalui penurunan tingkat tarif dan penghapusan hambata kuota impor, dan untuk memberikan pengarahan tertentu terhadap kebijakan perdagangan luar negeri Negara-negara tersebut. 20 19 Amir M.S, seluk beluk dan teknik perdagangan luar negeri Jakarta: Penerbit PPM,2000 hal 203 20Apridar, op.cit., hlm.123 - 124 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

F. Metode Penulisan 1. Jenis dan Sifat Penelitian

Metode merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada dalam suatupenelitian yang berfungsi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. 21 Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah bersifat normatif. 22 Alasan penggunaan penelitian hukumm normatif ialah penelitian ini mengacu pada norma hukum yang terdapat pada peraturan. Dalam skripsi ini digunakan metode penelitian kepustakaan yakni tata cara pengumpulan data yang bersumber pada bahan-bahan kepustakaan .23

2. Sumber Data Bahan Hukum

Dalam Metode ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakanbahan-bahan berupa bahan hukum primer 24 dan bahan hukum sekunder 25 21Soerjono Soekanto, Pengantar penelitian hukum, cet. IIIJakarta: Universitas Indonesia- press,1986,hal.7 . bahan hukum primer dalam penulisan ini berupa peraturan perundang- undangan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2004 tentang pengesahan ,Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional. Framework Agreement on Comprehensive Economic 22 Penelitian Normatif yaitu penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang tertulis baik yang dituangkan dalam bentuk peraturan-peraturan maupun dalam bentuk literatur lainnya 23 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji , penelitian hukum normatif suatu tinjuan singkat Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada,2001, hal.13-14. 24 Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat seperti norma dasar , peraturan dasar , ketetapan MPR , Undang-Undang, Peraturan pemerintah , Keputusan Presiden , Peraturan Daerah , Bahan hukum yang tidak dikodifikasikan ,Yurisprudensi , Traktat , Pweraturan dari zaman Penjajahan yang kini masi berlaku. 25 Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan yang memberikan informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan isi bahan primer serta implementasinya , contoh, buku, makalah dan artikel ilmiah. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara between the Association of Southeast Asian Nations and the People’s Republic of China .Bahan hukum sekunder dalam penelitian ini berupa buku dan artikel dari internet .Bahan hukum sekunder ini digunakan sebagai dasar hukum dan dasar teori dalam penelitian ini .

3. Alat Pengumpul Data

Alat Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahstudi dokumen, yaitu mencari dan mengumpulkan data berdasarkan data yang tertulis seperti buku, peraturan-peraturan dan tesis.

4. Analisis data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif 26 , sebagai hasil pengumpulan data melalui data sekunder, yaitu studi terhadap dokumen sehingga hasil dari analisa tersebut dapat ditarik kesimpulan yang dikaitkan dengan teori-teori, konsep yang mempunyai relevansi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah. G.Sistematika Penulisan Pada dasarnya sistematika penulisan adalah gambaran-gambaran umum dari keseluruhan isi penulisan skripsi sehingga mudah untuk mencari hubungan antara satu pokok pembahasan dengan pokok pembahasan yang lain. Hal ini sesuai dengan pengertian sistem yaitu rangkaian beberapa komponen yang satu sama lain saling berkaitan atau berhubungan untuk terjadinya suatu hal. Skripsi ini disusun dalam lima bab, dimana masing-masing bab terdiri dari 26 Metode kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data perspektif analitis , yaitu apa yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata. Ibid hal 67. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara beberapa sub-bab yang disesuaikan dengan kebutuhan jangkauan penulisan dan pembahasan bab yang dimaksudkan. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisikan gambaran umum mengenai latar belakang masalah yang menjadi dasar Penulisan, pokok permasalahan , manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan , metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN HUKUM MENGENAI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah pengaturan SNI , Tujuan Penerapan SNI, Ruang Lingkup SNI, bagaimana Penerapan SNI itu sendiri, sertaBagaimana Pengawasan dan Sanksi terhadap pelanggaran SNI. BAB III KEDUDUKAN SNI DALAM PERJANJIAN ACFTA Didalam bab ini diawali dengan menjelaskan Tinjauan mengenai ACFTA adapun didalamnya tentang:Sejarah terbentuknya ACFTA,Selanjutnya pemberlakuan Dasar hukum ACFTA, kemudian di jelaskan lingkup kesepakatan ACFTA, dan Prinsip- Prinsip kerjasama ACFTA.pada poin selanjutnya akan dibahas peranan SNI dalam ACFTA. bagaimana sistem penerapan SNI sebelum lahirnya ACFTA, dan terakhir bagaimana sistem Penerapan SNI setelah lahirnya ACFTA. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB IV PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI TERHADAP PRODUK IMPOR DALAM RANGKA PERJANJIAN ASIAN FREE TRADE AREA ACFTA Di dalam Bab IV ini diawali dengan hal-hal yang menjadi prosedur Penerapan SNI , apa yang menjadi dasar hukum SNI dalam Perjanjian ACFTA, jenis- jenis produk apa yang wajib di beri label pada produk ACFTA , Bagaiamanakepentingan Indonesia dalam menerapkan SNI pada produk ACFTA,dan bagaimana akibat hukum pelanggaran SNI dalam Kerangka ACFTA . BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir ini, penulis memberikan kesimpulan yang merupakan intisari bab-bab sebelumnya serta jawaban atas pokok permasalahan dalam penelitian ini. Selain itu, penulis juga mengemukakan saran-saran untuk Penerapan Standar Nasional di Indonesia . Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN HUKUM MENGENAI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI

A. Sejarah Pengaturan SNI

Standar Nasional Indonesia SNI, adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. 27 Badan Standardisasi Nasional merupakan Lembaga pemerintah non- kementerianIndonesia dengan tugas pokok mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi di negara Indonesia.Badan ini menggantikan fungsi dari Dewan Standardisasi Nasional DSN. 28 Dalam melaksanakan tugasnya Badan Standardisasi Nasional berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional.Badan ini menetapkan Standar Nasional Indonesia SNI yang digunakan sebagai standar teknis di Indonesia.Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Standardisasi Nasional di bidang akreditasi dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional KAN. KAN mempunyai tugas menetapkan akreditasi dan memberikan pertimbangan serta saran kepada BSN dalam menetapkan sistem akreditasi dan sertifikasi.Sedangkan pelaksanaan tugas dan fungsi BSN di bidang Standar Nasional untuk Satuan Ukuran dilakukan oleh Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran KSNSU. KSNSU mempunyai 27 Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI No. 102 Tahun 2000 berisi tentang Standardisasi Nasional 28 http:id.wikipedia.orgwikiBadan_Standardisasi_Nasional10 Agustus 2013. 18 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tugas memberikan pertimbangan dan saran kepada BSN mengenai standar nasional untuk satuan ukuran.Sesuai dengan tujuan utama standardisasi adalah melindungi produsen, konsumen, tenaga kerja dan masyarakat dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta pelestarian fungsi lingkungan, pengaturan standardisasi secara nasional ini dilakukan dalam rangka membangun sistem nasional yang mampu mendorong dan meningkatkan, menjamin mutu barang danatau jasa serta mampu memfasilitasi keberterimaan produk nasional dalam transaksi pasar global. Dari sistem dan kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk barang danatau jasa Indonesia di pasar global Standar Nasional Indonesia disingkat SNI adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia.SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional. Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder, maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu: 29 1. Openess keterbukaan: Terbuka bagi agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan SNI; 2. Transparency transparansi: Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke tahap penetapannya . Dan dapat dengan mudah memperoleh semua informsi yang berkaitan dengan pengembangan SNI; 29 http:id.wikipedia.orgwikiStandar_Nasional_Indonesia 21 Juni 2010. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3. Consensus and impartiality konsensus dan tidak memihak: Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya dan diperlakukan secara adil; 4. Effectiveness and relevance: Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Coherence: Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan internasional; dan 6. Development dimension berdimensi pembangunan: Berdimensi pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, Sasaran utama dalam pelaksanaan standardisasi, adalah meningkatnya ketersediaan Standar Nasional Indonesia SNI yang mampu memenuhi kebutuhan industri dan pekerjaan instalasi guna mendorong daya saing produk dan jasa dalam negeri, secara umum SNI mempunyai manfaat, sebagai berikut: 1. dari sisi produsen Terdapat kejelasan target kualitas produk yang harus dihasilkan sehingga terjadi persaingan yang lebih adil; 2. dari sisi konsumen Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dapat mengetahui kualitas produk yang ditawarkan sehingga dapat melakukan evaluasi baik terhadap kualitas maupun harga; 3. dari sisi Pemerintah Dapat melindungi produk dalam negeri dari produk-produk luar yang murah tapi tidak terjamin kualitas maupun keamanannya, dan meningkatkan keunggulan kompetitif produk dalam negeri di pasaran internasional.

B. Tujuan Penerapan SNI