Dasar Hukum ACFTA Lingkup Kesepakatan ACFTA

2. Dasar Hukum ACFTA

Peraturan Nasional terkait ACFTA 36 : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2004 tanggal 15 Juni 2004 tentang pengesahan Framework Agremeent on Comprehensive Economic Cooperation Between the ASEAN and people’s Republic of China 2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 355kmk.012004 tanggal 21 Juli 2004 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk atas impor barang dalam rangka Early Harvest package ASEAN-China Free Trade Area. 3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 57PMK.0102005 tanggal 7 Juli 2005 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka Normal track ASEAN-China free Trade Agreement 4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 21PMK.0102006 tanggal 15 maret 2006 tentang Penetapan Ttarif Bea Masuk dalam rangka Normal Track 5. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 04PMK.0112007 tanggal 25 Januari 2007 tentang perpanjangan penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka Normal Track ASEAN China free Trade Area 6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 04PMK.0112007 tanggal 22 Mei 2007 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-China Free Trade Area 7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 04PMK.0112008 36Mutakin, Firman Salam, Aziza Rahmaniar 2009.Dampak Penerapan ASEAN- China Free Trade Agreement ACFTA Bagi Perdagangan Indonesia Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tanggal 23 Desember 2008 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-China Freea Trade Area 8. Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-ChinaFree Trade Area.

3. Lingkup Kesepakatan ACFTA

Para pihak, yaitu negara-negara anggota ASEAN dan China, sepakatuntuk menegosiasikan secepatnya pendirian kawasan perdagangan bebasASEAN-China dalam 10 tahun dengan memperkuat serta meningkatkankerjasama ekonomi melalui hal-hal sebagai berikut 37 Penghapusan secara progresif hambatan- hambatan tarif dan non tarifdalam semua perdagangan barang-barang progressive elimination oftariffs and non-tariff barriers in substantially all trade in goods; a. Liberalisasi perdagangan barang dan jasa secara progresif dengan cakupansektor yang signifikan progressive liberalisation of trade in services withsubstantial sectoral coverage; b. Pendirian rezim investasi yang terbuka dan berdaya saing yangmemfasilitasi dan mendorong investasi dalam perdagangan bebasASEAN-China establishment of an open and competitive investmentregime and facilitates and promotes investment within the ASEAN-ChinaFTA; 37 http:www.depdag.go.idcontentkerjasamaasean_-_cina diakses pada tanggal 27 Oktober 2010 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara c. Ketentuan perlakuan khusus dan berbeda serta fleksibilitas untuk NegaranegaraAnggota ASEAN yang baru provision of special and differentialtreatment and flexibility to the newer ASEAN Member States; d. Ketentuan fleksibilitas bagi Para Pihak dalam negosiasi ASEAN-ChinaFTA untuk menanggulangi bidang-bidang yang sensitif dalam sektor-sektorbarang, jasa dan investasi dimana fleksibilitas akan dinegosiasikandan disepakati bersama berdasarkan prinsip timbal balik dan salingmenguntungkan provision of flexibility to the Parties in the ASEAN-ChinaFTA negotiations to address their sensitive areas in the goods, servicesand investment sectors with such flexibility to be negotiated and mutuallyagreed based on the principle of reciprocity and mutual benefits; e. Pembentukan langkah-langkah fasilitasi perdagangan dan investasi yangefektif, termasuk, tapi tidak terbatas pada, penyederhanaan prosedur kepabeanan dan pengembangan pengaturan pengakuan yang saling menguntungkan establishment of effective trade and investmentfacilitation measures, including, but not limited to, simplification ofcustoms procedures and development of mutual recognitionarrangements ; f. Perluasan kerjasama ekonomi dalam bidang-bidang yang mungkindisepakati bersama diantara para Pihak yang akan melengkapi pendalamanhubungan perdagangan dan investasi antara para Pihak dan perumusanrencana-rencana aksi dan program-program dalam rangkamengimplementasikan kerjasama dari sektor- sektorbidang-bidang yangtelah disepakati dan expansion of economic co-operation in areas asmay be mutually agreed between the Parties that will Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara complement thedeepening of trade and investment links between the Parties andformulation of action plans and programmes in order to implement theagreed sectorsareas of co-operation ; g. Pembentukan mekanisme yang tepat untuk maksud efektifitas bagiimplementasi Perjanjian establishment of appropriate mechanism for thepurpose of effective implementation of this agreement. Framework Agreement on Comprehensive Economic Co- OperationBetween ASEAN and the People’s Republic of China Kerangka Perjanjianmerupakan suatu bentuk dasar hukum kegiatan perdagangan bebas ASEANChina. Kerangka Perjanjian ini juga merupakan agenda untuk perjanjianselanjutnya.Maka di dalam Kerangka Perjanjian diatur mengenai hal-hal pokoktentang kerjasama ekonomi kawasan perdagangan bebas ASEAN-China. Dalamperjanjian perdagangan bebas ASEAN-China disepakati akan dilaksanakanliberalisasi penuh pada tahun 2010 bagi ASEAN 6 dan China, serta tahun 2015untuk Kamboja, Laos, Vietnam, dan Myanmar. Dalam Pasal 3 KerangkaPerjanjian mengatur tentang Perdagangan Barang.Dalam Kerangka Perjanjian inidiatur mengenai Early Harvest Programme EHP yang diperuntukkan bagiperdagangan barang. EHP merupakan suatu program atau cara untuk menurunkantarif pada produk-produk tertentu sebelum perdagangan bebas ASEAN-Chinabenar-benar dilaksanakan. ASEAN dan China sepakat untuk mengurangi tarif pada produk-produk tertentu yang kebanyakan merupakan produk pertanian. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Menurut aturan mengenai Perdagangan Barang dalam Kerangka Perjanjian, Negara-negara anggota ASEAN-China harus sama-sama menurunkan tingkat tarifsecara bertahap, sesuai dengan apa yang tertera dalam daftar penurunan tarif yangdiatur dalam Annex 1 Kerangka Perjanjian. Dalam hal penurunan danpenghapusan tarif perdagangan barang telah disepakati tiga skenario 38 . : a. The Early Harvest Programme EHP; The Early Harvest Programme EHP, tujuannya adalah mempercepatimplementasi penurunan tariff produk dimana program penurunan tarif bea masukini dilakukan secara bertahap dan secara efektif dimulai pada 1 Januari 2004untuk EHP dan menjadi pada 1 Januari 2006. Dan adapun produk-produk yangditerapkan dalam EHP yaitu 39 Binatang- binatang hidup Live Animals; 1 Daging dan daging yang dapat dimakan Meat and Edible Meat Offal; 2 Ikan Fish; 3 Produk-produk susu Dairy Produce; 4 Produk-produk hewan lainnya Other Animals Product; 5 Tanaman Hidup Live Trees; 6 Sayuran-sayuran yang dapat dimakan Edible Vegetables; 38Gusmadi Bustami. Laporan Timnas PPI laporan Perundingan Perdagangan Internasional Pdf. Februari direktur jenderal kerjasama perdagangan Internasional., semester II- Tahun 2009 hal.49 39ibid Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 7 Buah-buahan dan kacang-kacangan yang dapat dimakanEdible Fruits andNuts. Legal enactment penuruan dan penghapusan tariff untuk EHP telah dilakukan melalui: 1. SK MENKEU Nomor : 355KMK.012004 tanggal 21 Juli 2004 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk atas Impor Barang Dalam Kerangka EHP ASEAN- China Free Trade Area FTA 2. SK MENKEU Nomor 356KMK.012004 tanggal 21 Juli 2004 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk atas Impor Barang dalam kerangka EHP Bilateral Indonesia-China FTA. b. Normal Track Programme Jalur Normal; Pada Normal Track Programme, penurunan tarif bea masuk dimulaitanggal 20 Juli 2005, yang menjadi 0 pada 2010 dengan fleksibilitas padaproduk- produk yang akan menjadi 0 pada tahun 2012. Produk-produk yang didaftar dalam Normal Track Programme, harus 40 : 1 Sudah mengurangi menurunkan atau menghapus tingkat tarif MFN yangtelah mereka masing-masing secara bertahap sesuai dengan jadwal dantingkat khusus yang disepakati bersama oleh para Pihak selama periode 1Januari 2005 sampai dengan tahun 2010 untuk ASEAN 6 dan China, dandalam hal Negara-negara Anggota ASEAN yang baru, periode tersebut 40 pasal 3 ayat 4 huruf a Framework Agreement on Comprehensive Economic Co- Operation Between ASEAN and the People’s Republic of China Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara harus dimulai dari 1 Januari 2005 sampai dengan 2015 dengan tingkat tarifpermulaan yang lebih tinggi dan dengan tahapan yang berbeda; 2 Berkenaan dengan tarif-tarif yang akan dikurangi tetapi tidak akandihapuskan, maka harus dihapuskan secara progresif dalam kerangka waktu yang telah disepakati secara bersama antara para pihak. c. Sensitive and Highly Sensitive Jalur Sensitif. Program penurunan tarif dimulai tahun 2012, dengan penjadwalan bahwa untuk produk-roduk sensitive tariff bea masuk maksimun pada tanun 2012 adalah 20. Selanjutnya di lakukan penghapusan terhadap atas bea masuk produk-produk yang dimaksud, sehingga di mualai tahun 2018 tarif bea masuknya menjadi 0-5. Program penurunan tarifbea masuk untuk produk- produk highly sensitive, di mulai pada tahun 2015, dengan penjadwalan bahwa pada tahun 2015 tarif bea masuk maksimun 50. Adapun produk- produk dalam kelompok Sensitive ontohnya antara lainbarang jadi kulit: tas, dompet; alas kaki: sepatu sport, casual, kulit; kacamata; alatmusik:tiup, petik, gesek; mainan: boneka; alat olahraga; besi dan baja; spare part;alat angkut; glokasida dan alkoid nabati; senyawa organik; antibiotik; kaca;barang-barang plastik. Produk-produk Highly Sensitive akan dilakukan penurunantarif bea masuk pada tahun 2015, dengan maksimum tarif bea masuk pada tahun2015 sebesar 50. Ada sekitar 47 produk yang termasuk ke dalam kategori ini yaitu produk pertanian, seperti beras, gula, jagung, dan kedelai; produk industritekstil dan produk tekstil; produk otomotif; produk keramik tableware. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Produk andalan Indonesiayang oleh China dimasukkan dalam sensitive dan highly sensitive antara lain palm oil dan turunannya HS 1511, karet alam HS 4001, playwood HS 4412. Sebaliknya Indonesia juga memasukkan produk-produk unggulan ekspor China ke Indonesia antara lain barang jadi, tas kulit, alas kaki, sepatu sport, kacamata, alat musik, alat olahraga, besi dan baja, spare part.barang-barang palstik, produk pertanian, seperti beras, gula jagung dan kedelai, produk industri tekstil dan produk tekstil ITPT, produk otomotif, produk ceramic tableware. Berdasarkan ketiga skenario penurunan dan penghapusan tarif bea masukdalam rangka kawasan perdagangan ASEAN-China, negara-negara anggotaASEAN baru Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar diberi kelonggaran dalammenerapkan aturan-aturan hukum penurunan dan penghapusan tarif bea masuk.Negara-negara anggota ASEAN baru diperbolehkan untuk menyimpang darikewajiban Most –Favoured –Nation MFN 41 Untuk mengatur lebih lanjut tentang Perdagangan Barang maka Negara- negaraanggota ASEAN-China menyepakati Agreement on Trade in Goods of theFramework on Comprehensive Economic Co-operation between the Associationof Southeast Asian Nations and the People’s Republic of China PerjanjianPerdagangan Barang yang mulai diterapkan pada Juli 2005. 41 Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar, hlm 40-41 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dalam pasal 8Perjanjian Perdagangan Barang, melarang para pihak untuk menggunakanpembatasan kuantitatif dan aturan non-tarif lainnya untuk menghambatpengiriman barang di wilayah perbatasan. Isi dari Pasal 8 tersebut yaitu 42 : a. Setiap pihak yang menandatangani perjanjian ini dilarang untukmenerapkan pembatasan kuantitatif kecuali yang diperbolehkan dalamperaturan WTO Each Party undertakes not to maintain any quantitativerestrictions at any time unless otherwise permitted under the WTOdisciplines; b. Para pihak harus mengidentifikasi hambatan-hambatan non-tarif selaindari pembatasan kuantitatif untuk kemudian dihilangkan sesegeramungkin pasca penerapan Perjanjian ini. Jangka waktu penghapusan darihambatan-hambatan non-tarif tersebut harus disepakati oleh seluruh pihakThe Parties shall identify non-tariff barriers other than quantitativerestrictions for elimination as soon as possible after the entry into forceof this agreement. The time frame for elimination of these non-tariffbarriers shall be mutually agreed upon by all Parties; c. Para pihak harus memberikan informasi mengenai keberlakuanpembatasan kuantitatif yang digunakan serta kemungkinan penggunaannyaseiring dengan diterapkannya perjanjian ini The Parties shall makeinformation on their respective quantitative restriction available andaccessible upo implementation of this Agreement. 42 Pasal 8 Agreement on Trade in Goods of the Framework on Comprehensive Economic Co-operation between the Association of Southeast Asian Nations and the People’s Republic of China Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dalam penandatanganan kerangka kesepakatan kerjasama ekonomi ASEAN-China ini terdapat beberapa tujuan, yaitu: a. Memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara negara-negara anggota b. Meliberalisasi secara progresif dan meningkatkan perdagangan barang dan jasa menciptakan suatu sistem yang transparan dan untuk mempermudah investasi c. Menggali bidang-bidang kerjasama yang baru dan mengembangkan kebijaksanaan yang tepat dalam rangka kerjasama ekonomi antara negara- negara anggota d. Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dari para anggota ASEAN baru Cambodia, Laos, Myanmar, dan Vietnam-CLMV dan menjembatani kesenjangan pembangunan ekonomi di antara negara-negara anggota. 43

4. Prinsip Kerjasama dalam ACTA