itu, ASEAN juga sering menyelenggarakan ASEAN Trade Fair guna mempromosikan komoditas produk ASEAN.
16
2. AFTA ASEAN Free Trade Area
Kawasan perdagangan ASEAN yang beranggotakan 6 negara yaitu Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Pillipina, dan Brunei. Pertemuan
pertama diadakan di Manila pada bulan oktober 1992, yang membahas mengenai penurunan tarif sampai tingkat maksimum 5 dalam jangka waktu
15 tahun di mulai pada 19 januari 1993 untuk 15 produk sektor industri: semen, produk karet,furniture , tekstil, minyak nabati, kimia, farmasi, pupuk,
plastik, produk kulit, pulp, keramik dan produk gelas, perhiasan, tembaga, dan elektronik .
17
3. FTA Free Trade Agreement
Perjanjian perdagangan bebas, suatu perjanjian perdagangan yang menetapkan bahwa pertukaran dan aliran barang dan jasa yang tidak dihalangi diantara
sesama Negara-negara mitra dagang. FTA tidak memberlaukan adanya mobilitas tenaga kerja antar Negara atau kebijakan bersama seperti
perpajakan. Negara-negara anggota kawasan perdagangan bebas memberlakukan kebiakan tariff secara sendiri-sendiri kepada Negara-negara di luar di luar
perdagangan bebas .
18
16Apridar, op.cit., hlm.235 17Tumpal, op.cit., hlm.19
18Ibid., hlm 286
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
4. Free Trade Perdagangan Bebas
Free trade atau perdagangan bebas hambatan adalah suatu konsep ekonomi di mana lalulintas trsansaksi perdagangan antar bangsadilakukan
secara bebas tanpa hambatan. Hal ini berarti berarti bahwa lalulintas barang
antar Negara tidak lagi dibatasi dan dibebani dengan apa yang lazim disebut dengan dinding-dinding tarif bea masuk sistem kuota maupun prosedur
pabean yang rumit dan berbelit-belit.
19
5. GATT General Agreement on Trade Tariffs
General Agreement on Tariffs and Trade
GATT atau ‘’ Persetujuan Umum tentang Tarif dan Perdagangan’’ yang ditandatangani pada 1947 adalah
suatu kesepakatan multilateral yang mewajibkan Negara anggotanya untuk melakukan kerjasam ekonomi internasional. GATT menuntut anggotanya untuk
mengorganisasikan perdagangan luar negeri mereka sesuai dengan prinsip perlakuan bangsa yang paling menguntungkan most-favoured nation treatment.
Yaitu yang bertujuan untuk membuat perdagangan luar negeri sebebas mungkin melalui penurunan tingkat tarif dan penghapusan hambata kuota
impor, dan untuk memberikan pengarahan tertentu terhadap kebijakan perdagangan luar negeri Negara-negara tersebut.
20
19 Amir M.S, seluk beluk dan teknik perdagangan luar negeri Jakarta: Penerbit PPM,2000 hal 203
20Apridar, op.cit., hlm.123 - 124
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
F. Metode Penulisan 1. Jenis dan Sifat Penelitian