Matahari Materi Astronomi OSN SMP Bidang Studi IPS - Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 1 Pendahuluan
sekitar 5.800 K, tempat asal energi dipancarkan ke ruang antariksa. Lapisan kedua adalah kromosfer chromosphere, dari bahasa Yunani
ya g erarti bola warna , adalah lapisan tipis yang merentang sekitar 10.000 km diatas fotosfer. Ia biasanya tampak dari Bumi hanya saat
Gerhana Matahari Total. Semakin ke arah luar temperatur bertambah tinggi dan mencapai rata-rata 15.000 K. Terakhir adalah corona, dari bahasa Latin
ya g erarti mahkota , adalah atmosfer yang paling luar tepat di atas kromosfer adalah bagian interior Matahari. Temperatur
dan kerapatan menaik semakin ke dalam dari permukaan. Jauh di dalam temperatur naik menjadi 15 juta K, tekanannya sekitar 200 milyar atmosfer, kerapatannya lebih dari 100 kali
air. Intinya adalah pembangkit tenaga tempat reaksi fusi nuklir menghasilkan energi Matahari. Di dalam sini, hidrogen berfusi menjadi helium.
Bintik Matahari sunspot adalah daerah kecil pada fotosfer Matahari yang terang, yang
tampak agak gelap dan relatif dingin. Mereka biasanya muncul dalam kelompok dua atau lebih.
Bintik Matahari berlangsung antara beberapa jam sampai beberapa bulan. Mereka tampak gelap karena temperaturnya yang relatif dingin dibanding sekitarnya, yaitu sekitar 4.200 K.
Pada suatu saat lebih dari 300 bintik Matahari tampak pada piringan Matahari. Jumlah bintik
Matahari secara teratur meningkat ke jumlah maksimum dan turun ke minimum dalam siklus 11 tahunan, yang disebut sebagai siklus bintik Matahari sunspot cycle.
Aktivitas Matahari yang lain adalah letupan Matahari solar flare, yaitu letupan material atau kilatan cahaya yang dahsyat yang terjadi tiba-tiba di permukaan Matahari. Flare usianya
singkat, mungkin hanya beberapa menit. Yang paling besar mungkin berlangsung beberapa
jam. Mereka terjadi dekat bintik Matahari, terutama dalam perioda bintik Matahari maksimum.
Flare tampaknya ditenagai oleh medan magnetik lokal yang kuat. Flare yang besar dapat melontarkan radiasi energi tinggi dan partikel bermuatan listrik ke dalam Tata Surya.
Peristiwa ini dapat menghancurkan semua kehidupan di Bumi jika saja planet Bumi kita tidak dilindungi oleh medan magnet dan atmosfer. Ketika partikel energi tinggi dari Matahari
menghantam atmosfer Bumi, mereka bisa menstimulir atom dan ion di atmosfer meradiasikan
cahaya, yang menghasilkan aurora. Aurora borealis, atau aurora di belahan langit Utara, dan aurora australis, atau aurora di
belahan langit Selatan, merupakan pita cahaya yang spektakuler yang kadang-kadang bersinar
di langit malam, utamanya di daerah Artika dan Antartika, tetapi pada saat-saat tertentu bisa juga terjadi di lintang menengah. Aktivitas aurora maksimum terjadi sekitar kutub magnetik
Bumi. Aurora tampak 2 hari setelah solar flare. Mereka mencapai puncaknya sekitar 2 tahun setelah bintik Matahari maksimum. Ledakan kuat dari partikel flare yang berinteraksi dengan
medan magnetik Bumi dapat menyebabkan badai magnetik yang mengakibatkan kompas tidak bisa bekerja dengan normal. Flare juga menyebabkan badai atmosfer, melumpuhkan saluran
telepon dan memadamkan semua instalasi listrik blackout. Dari Matahari dikenal juga angin
Matahari solar wind, yaitu plasma atau partikel bermuatan listrik yang kuat yang keluar dari
Matahari sepanjang waktu. Ia lebih cepat, lebih halus, dan lebih panas daripada angin mana pun di Bumi. Gambar VII.1 memperlihatkan Matahari.
Gambar VII.1 Matahari